Chapter 39

4.9K 118 0
                                    

Zidan pun menoleh dan menaikkan sebelah alis nya sebagai tanda tanya.

"Em.. Gak jadi" jawab zarah langsung berjalan meninggalkan zidan yang terus menatap nya dengan tatapan sulit di artikan.

"Assalamu'alaikum" ucap zarah saat memasuki ruangan ummi fatwah yang terlihat ramai.

"Wa'alaikumussalam" jawab mereka semua serentak.

"Eh, zarah? Sini-sini masuk" panggil nayla saat melihat zarah.

"Apakah nyai udah siuman? " tanya zarah.

"Allhamdulilah udah. " ucap nayla sambil duduk di sebelah ummi fatwah.

Zarah pun berjalan ke arah ummi fatwah dan mencium tangan nya.

"Bagaimana, keadaan nyai? " tanya zarah.

"Sudah allhamdulilah agak baikan. Cuma kepala saya yg rasa nya nyut-nyutan" jelas ummi fatwah dengan pelan.

Zarah pun menganggukkan kepala nya sembari tersenyum.

"Owh iya? Yuyun kemana? " tanya zarah heran tak melihat sahabat nya itu.

"Dia sedang berada diluar, saya suruh keluar soalnya dia Jika bersama dengan ustad khalid pasti tidak pernah akur" bukan nayla yang menjawab, melainkan gus ivan yang baru datang.

Zarah pun terlihat bingung dan melihat ke nayla sebagai tanda tanya.

Nayla hanya tersenyum tipis seketika zarah mengerti bahwa nayla dan gus ivan sudah baikan.

Tak lama terlihat yuyun yang masuk dengan wajah sebal.

"Kamu kenapa yun? " tanya nayla.

"Aku pengen pulang nay~... " ucap yuyun menadakan suara nya.

Seketika refleks zarah menutup mulut yuyun membuat yuyun memberontak.

"Kenapa sih? "

"Kamu ini, kita itu gak boleh menadakan suara. Itu sama aja aurat" ucap zarah menasehati.

"Iya, tapi jangan di tutup kek gitu juga kali" ucap yuyun membuka tangan zarah.

"Maaf Yun" ucap zarah sambil nyengir.

"Udah-udah jangan berantem" ujar nayla.

"Kalian gak hubungin lala? " sambung nayla.

"Aku lupa" ucap yuyun.

"Aku telpon aja kali ya? " sambung yuyun sambil menatap ponsel nya
Dan keluar ruangan untuk menghubungi lala.

"Nayla, ivan" panggil ummi fatwah pelan.

"Iya ummi/kenapa ummi" ujar gus ivan dan nayla bersamaan.

Mereka berdua pun berjalan mendekati brankar.

Terlihat ummi fatwah yang tersenyum dan berkata" ummi seneng kalian seperti ini, akur. Ummi pinta kalian jangan ada yang berpisah-pisah lagi ya? "

Ummi fatwah pun meraih kedua tangan mereka berdua yaitu nayla dan gus ivan.

"Ummi, pengen liat cucu ummi" ucap ummi fatwah.

Nayla pun melihat ke arah argan membuat argan berjalan perlahan ke arah mama nya.

"Salim ama nenek dulu" ucap nayla sambil tersenyum.

Namun, argan terlihat enggan sebab ia baru melihat mereka semua dan tidak mengenal mereka.

"Argan gak mau sama nenek? " panggil ummi fatwah sambil menjulurkan tangannya untuk memegang tangan argan.

Akhirnya, argan pun berjalan perlahan dan mendekati ummi fatwah.

Ummi fatwah pun merasa senang di karenakan argan yang menyambut tangannya.

"Cucu nenek sudah besar. Maafin nenek ya, karena nenek kamu jadi tumbuh tanpa ayah waktu itu" ucap ummi fatwah sambil menitikkan air mata.

"Ummi, ini bukan salah ummi. Nayla yang salah, nayla yang tidak mau mendengarkan penjelasan dari gus ivan" ucap nayla .

"Sudah, jangan dibahas lagi. Yang berlalu biarlah berlalu, Yang penting semuanya sudah baikan " ucap abi haedar melerai.

Mereka semua pun mengangguk mengerti.

"Ummi mau, minta sesuatu" ucap ummi fatwah.

"Apa itu? " tanya gus ivan

"Nanti, kalo ummi udah gak ada. Kalian harus tetep bersama ya? " pinta ummi fatwah.

"Ummi, ummi ngomong apa sih? Ummi gak boleh ngomong gitu. Ummi pasti selalu bersama kita" ucap nayla tak suka.

"Nayla, suatu ciptaan akan kembali ke pencipta nya" ucap ummi fatwah.

"Tapi_

" udah-udah ini nyai harus makan. " ucap zarah yang sedari tadi menyimak.

"Ummi belum makan ya? Astagfirullah nayla lupa" ucap nayla sambil memukul pelan kepala nya.

Gus ivan langsung memegang tangan nayla " jangan dipukul begitu, gak boleh nay"

Seketika ruangan mulai hening dan tak lama terdengar lah sorakan demi sorakan yang diterima oleh mereka berdua.

"Huuuuuuuuu..... sipaling bucin " ucap ustadz khalid menyoraki.

"Yang udah nikah mah beda" ucap yuyun memasuki ruangan.

"Iya nih, biar sama gimana kalo kita yang nikah juga? " tanya ustadz khalid sembari menaik turunkan alis nya.

"Amit-amit dah" ujar yuyun berjalan ke arah zarah.

"Gimana Yun, apa kata lala? " tanya zarah.

"Lala gak bisa dateng karena calon suami nya lagi dateng ke sana" ucap yuyun sambil cekikikan.

"Lah? Terus kenapa kamu yang cekikikan begitu? " tanya gus ivan melihat sahabat istri nya itu .

"Gini loh semua nya yang ada di ruangan ini. Lala itu paling anti yang namanya perjodohan and nikah muda. Tapi.. Paling lucu nya sesuatu yang paling ia benci malah terjadi pada dirinya" ucap yuyun.

"Itu lah, jangan terlalu membenci sesuatu, atau membenci seseorang. Selain bisa membuat kita jatuh cinta bisa juga membuat kita mendapat kan hal yang paling kita benci, maka dari itu benci sekedarnya saja" jelas gus ivan yang diangguki mereka semua.

Nayla pun hanya menyimak sambil menyuap kan ummi fatwah bubur.

"Nayla, biar abi saja yang menyuapi ummi mu" ucap abi haedar mengambil alih.

Nayla pun mengangguk dan menyerahkan mangkuk yang berisi bubur itu.

"Mama..... Argan bosen.~.... " ucap argan seketika semua orang menatap nya. Membuat argan merasa malu dan tanpa sadar pipi nya memerah

"K-kenapa? " tanya argan gugup saat semua orang menatap nya.

"Maa syaa allah, ponakan aunty ini kalo lagi salting pipi nya kek lobster kukus" teriak yuyun sambil mengunyel-unyel pipi argan.

"Awuntwyi... Pwipwi alwgwan swakwit" ucap argan tak jelas.

"Eh, hehe maap-maap" ucap yuyun sambil memberhentikan aksi nya mengunyel pipi anak sahabat nya itu.









Haloooo temen-temen.
Apa kabar? Maaf ya aku baru up soalnya jujur lagi males banget nulis. Kek gak ada niat gitu.

Makanya biar aku seneng dan sering up kalian harus wajib vote and komen biar aku makin semangat oke?

Byeeeeeee🙌👋👋👋😇

Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang