Chapter 28

4.4K 106 0
                                    

Happy Reading...

Terlihat argan yang sedari tadi tertawa senang saat menaiki wahana khusus anak-anak.

Nayla tersenyum tipis melihat anak nya yang tertawa lepas di atas wahana.

"Nay, ..... " panggil zidan membuat nayla menoleh

" saya nunggu nay" ucap zidan yang membuat nayla terdiam.

" saya juga manusia, yang bisa lelah menunggu " sambung zidan.

" Aku gak bisa.. " jujur nayla.

"Karena ivan?, dia udah bahagia nay ama ning salwa" ucap zidan.

"Tapi, ini masalah hati dan" ucap nayla sambil meninggal kan zidan dan berjalan ke arah anak nya.

"Tapi ini juga masalah hati saya nay__ gumam zidan sambil melihat punggung nayla.

Zidan pun juga berjalan menyusul nayla.

" argan pengen main apa lagi? " tanya zidan sambil mengusap kepala argan

"Algan mau makan ituuu" teriak argan sambil menunjukkan gulali di pinggir jalan.

"Gulali? Oke? " ucap zidan sambil berlari ke arah pinggir jalan membeli gulali.

Tak berapa lama, zidan pun kembali membawa dia gulali yang berukuran lumayan besar yang satu berbentuk doraemon dan satu nya lagi berbentuk bunga mawar.

"Ini buat argan dan ini buat mama argan" ucap zidan memberikan gulali ke nayla sambil tersenyum.

"Terima kasih om" ucap argan senang

"Terima kasih" ucap singkat nayla sambil memegang gulali tersebut.

"Sama-sama" zidan pun tersenyum ke arah nayla dan argan.

Zidan pun melihat ke arah nayla yang makan namun berantakan.

"Nay, makan kok berantakan" ucap zidan sambil mengelap ujung bibir nayla dengan tisu.

" Nayla? " ucap seseorang di belakang mereka yang membuat mereka menoleh.

Dan ternyata mereka terkejut melihat kehadiran zarah yang ada disana.

"Zarah? Kamu disini? " tanya nayla kaget.

"Hai algan! Pia disini! " teriak pia sambil berlari ke arah argan.

"Ihh apaan sih" ucap argan sambil berusaha menjauh dari pia.

"I-iya Aku nemenin pia nay" ucap zarah sambil melirik sebentar ke arah zidan


. "Owh, gitu" ucap nayla beroh ria.

"Dia?? Siapa nay? " tanya zarah kepada nayla sambil melihat ke arah zidan.

"Ah, dia zidan. Temennya gus ivan" ucap nayla memperkenalkan.

"Temennya gus ivan?, jadi gus ivan dah tau dong kamu ada disini? " tanya zarah kaget.

"Engga, aku belum ngasih tau. " ucap nayla.

"Terus? Kamu temenan ama temennya. Bukannya otomatis udah di kasih tau" ucap zarah lagi sambil melihat ke arah zidan.

"Engga, zidan gak ngasih tau kok"

"Nay, bisa aku ngomong berdua ama kamu? " tanya zarah.

"Boleh.. Argan mama kesana dulu yah" ucap nayla kepada anak nya itu.

"Yaudah yuk" zarah pun menarik tangan nayla pergi dari situ.

"Bukannya dia wanita yang tolong tadi? Mengapa dia bersikap seperti tak mengenali ku? Bukannya dia sudah tau nama ku? " __ gumam zidan sambil melihat zarah.



Sementara itu di tempat lain, zarah dan nayla pun sedang duduk di sebuah kursi yang tak jauh dari zidan dan argan.

"Nay, jadi? Kamu belum baikan ama gus ivan? Tadi aku pikir kamu itu bareng gus ivan loh nay" ucap zarah mengeluarkan unek-unek nya.

Nayla hanya menggeleng kan kepala nya.

"Nay, kamu tau kan apa hukum bagi seorang istri. Kamu bisa berdosa nay" jelas zarah kepada nayla.

"Aku gak mau jadi pengganggu, lagi pula gus ivan pasti gak peduli" ucap nayla namun masih mengingat pertemuannya dengan gus ivan tadi siang.

"Kamu salah nay" ucap zarah menjelaskan.

Jujur zarah kesal dengan nayla yang sangat kerasa kepala.

"Udah deh zarah, aku gak mau omongin ini lagi" ucap nayla menyudahi.

"Yaudah  kita kesana dulu" ucap nayla mengajak.

"Iya, pasti pia juga bosan. Mau cepet-cepet main" zarah pun mengangguk dan ikut.

Namun, perkiraan zarah salah. Pia malah senang dan suka ngintilin argan membuat argan semakin frustasi.

"Ty, zalah. Ini ty keponakannya di amanin ih" ucap argan saat melihat zarah.

Zarah dan nayla pun saling menatap dan tak lama tertawa lucu melihat ekspresi tertekannya argan.

"Zidan,? Kamu dari mana? " tanya nayla melihat zidan yang baru datang.

"Dari toilet tadi" ucap zidan singkat.




💢💢💢

Sementara itu gus ivan menahan malu, melihat ustadz khalid yang kampungan melihat wahana-wahana.

"Wahhh.. Sumpah keren bener dah" ucap ustadz khalid dengan suara sedikit besar.

Membuat pengunjung yang lain langsung melihat ke arah gus ivan dan ustadz khalid.

"Bisa diem gak? " ucap gus ivan.

"Kagak, ane gak bisa diem" ucap ustadz khalid sambil berjalan meninggalkan gus ivan.

"Dahlah" ucap gus ivan yang sudah tak bersama ustadz khalid alias mencar mereka guys.

Tak lama berjalan, gus ivan pun terdiam melihat sebuah aksesoris-aksesoris untuk cowok dan cewek.

Gus ivan pun tertarik membeli sebuah gelang tasbih berwarna blue light and blue dark.

Setelah membeli gelang itu, gus ivan pun kembali berjalan untuk melihat-lihat yang lain.

"Nayla? " gus ivan melihat seorang lelaki yang meneriaki seorang wanita.

Wanita itu pun menoleh dan ternyata itu adalah nayla, membuat gus ivan terkejut. Dan yang lebih terkejut nya lagi, lelaki yang meneriaki nayla ada zidan. Sahabat nya sendiri.

Gus ivan melihat nayla tersenyum kearah zidan begitu juga dengan zidan.

Ia pun berlari ke arah mereka berdua dan menarik tangan nayla.

"Jadi ini? Yang buat kamu ngehindar nay? " tanya Gus ivan dengan mata yang memanas.

"G-gus i-ivan" ucap nayla terbata-bata

"Ivan....? " ucap zidan terkejut.

"Jadi? Selama ini? Kamu yang nyembunyiin istri saya dan? Kenapa?  KENAPA HAH!!!!. KENAPA KAMU NYEMBUNYIIN ISTRI SAYA?! " ucap Gus ivan marah kepada zidan.

"Nay...  Apa salah saya? Kenapa kamu pergi hm? " tanya Gus ivan melemah saat melihat tatapan nayla.

"Aku gak mau jadi pengganggu hubungan Gus ivan dengan ning salwa" ucap nayla dengan menangis.











Gimana temen-temen cerita ini, sedih atau lebay?

Jawab di kolom komentar ya temen-temen oke?

Mendadak Menjadi Istri Kedua gusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang