"Reno selangkah aja lo pergi, lo akan dengar kabar kematian gue!"
"Kalo cemburu itu bilang bego! Jangan tiba tiba menghindar! Untung gue sayang sama lo Reno!"
"Hai Sanda.. Gue kembali lagi buat menuntaskan dendam gue!"
Sanda Alexa .V , yang di kenal...
Haii.. Assalamualaikum.. Gimana kabarnya? Semoga kalian sehat selalu yah..
*** Sebelumnya Author mau bilang Terima Kasih buat yang udah Vote + Baca + Komen Karna itu berharga banget buat Author supaya lanjutin ceritanya.. 💘🙏
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya bisa ditandain aja yah guys, maklumlah namanya juga manusia tak luput dari kesalahan..☺🙏
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💘💘💘
"Masih pusing nggak? Mau ke Rumah Sakit aja?"
"Udah nggak sakit kok Jes, gue cuman butuh istirahat aja dah sembuh pasti"
Jessi hanya menghela nafas pelan dan terus melihat Sanda yang sedang baring di kasur miliknya dengan kedua mata terpejam.
Cukup lama suasana menjadi sangat hening tidak ada percakapan lagi antara keduanya.
Ia melambai lambaikan tangannya tepat di depan wajah Sanda, sekedar memastikan apakah cewek itu sudah tidur atau belum?
Melihat tidak ada pergerakan sama sekali dari Sanda dan nafas nya yang teratur sudah menandakan bahwa sang empu telah berada di dalam mimpi.
Ia pun mulai beranjak dari duduknya dan membenarkan selimut yang menutupi tubuh Sanda.
"Reno.. Rennn.. Ayok pulang.."
Jessi terdiam sejenak memperhatikan ekspresi Sanda yang terlihat gelisah di tambah lagi nama Reno terus ia gumamkan.
Apakah Sanda sedang bermimpi tentang Reno?
Ia mengusap kepala Sanda lembut seolah menenangkan Sanda.
Perlahan Sanda mulai terlihat tenang dan kembali diam tanpa bergumam lagi memanggil nama Reno.
"Lo dimana Reno? Lo harus tau kalo sekarang lo udah berhasil masuk ke dalam hidupnya Sanda, semua kebahagiaan dia disimpan sama lo jadi kalo lo pergi kayak sekarang sama aja lo dengan perlahan menghacurkan hidup dia.. Gue harap lo baik baik aja di sana dan secepatnya di temukan.." ujar Jessi pelan.
Kedua kakinya pun melangkah keluar dan menutup pintu kamarnya dengan pelan.
Ia menuruni tangga dengan santai dan melirik ke arah ruang tamu dan terlihat ada Zio, Fikri serta Erfan yang sedang duduk seraya menonton TV.
Telinganya mendengar suara piring yang di cuci dari arah dapur hingga langkahnya kini beralih ke sana.
Terlihat Yusuf dan Gama yang sepertinya baru saja selesai makan dan sedang mencuci piring keduanya.
