"Reno selangkah aja lo pergi, lo akan dengar kabar kematian gue!"
"Kalo cemburu itu bilang bego! Jangan tiba tiba menghindar! Untung gue sayang sama lo Reno!"
"Hai Sanda.. Gue kembali lagi buat menuntaskan dendam gue!"
Sanda Alexa .V , yang di kenal...
Hai guyss.. Apa kabar? Semoga baik baik aja.. Maaf lama Up.. Selamat membaca karna ini lumayan panjang😌🙏
***
Terima kasih buat yang udah V
ote + Baca + Komen
Karna itu berharga banget buat Author supaya melanjutkan part selanjutnya
🙏☺
Kalau ada typo di tandain aja biar di perbaiki karna terkadang author juga tidak luput dari Kesalahan
☺🙏🤧
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💘💘💘
Brum!
Terlihat motor sport berwarna hitam itu berhenti tepat di depan bangunan yang terlihat sepi dan terbengkelai.
Sanda membuka helmnya dan melihat dengan detail seluruh area bangunan itu dengan netra nya.
Tangannya menyimpan helm lalu mengambil ponsel miliknya untuk kembali melihat lokasi yang di kirimkan Yusuf tadi.
Ia menolehkan kepalanya saat mendengar suara motor milik Zio, Gama dan Erfan.
Ketiga cowok itu turun dan menghampiri Sanda sambil matanya sesekali melihat Bangunan yang di depan mereka.
"Ini bangunan lebih horor sih di banding Rumah yang tadi kayaknya.."ucap Gama.
"Ayok kita masuk, tapi hati hati jangan sampai menimbulkan bunyi yang bisa aja mengancam kita semua"ucap Sanda.
"Emang di dalam sana ada orang yah?" tanya Gama polos.
Plak!
"Aduh! Sakit nyet!"kesal Gama sembari mengusap belakang kepapanya yang di geplak oleh Zio.
"Lagian pertanyaannya lo kek bocil yang baru di ajak keluar tau nggak"ujar Zio kesal.
"Yaa kan gue nggak tau makanya nanya.."
"Menurut lo?! Si Yusuf ngapain suruh kita ke sini kalo emang nggak ada apa apa nya kan? Pasti ada sesuatu disini, makanya Sanda suruh kita diam diam aja buat jaga jaga, karna kita nggak tau apa yang ada di dalam bangunan itu.." jelas Zio.
"Iyaaa siap ketua, lo mukulnya perih banget anjir! Gue balas lo liat aja ntar"ucap Gama dengan wajah yang di tekuk.
Mereka bertiga mengikuti langkah Sanda yang berjalan ke depan bangunan itu.
