Prolog.

63.5K 2.1K 23
                                    

Assalamualaikum guys..
Sebelum membaca harap untuk follow akun
Instagram @almtiamliza

Maaf jika terdapat typo,

Beberapa part teracak dan diprivasi harap untuk follow agar dapat terbuka.

FOLLOW, VOTE, COMMENT.

Tq

"Enak juga malam-malam gini makan bakso." Celetuk seorang gadis berhijab hitam sambil mengunyah.

"Ya iyalah enak, apalagi waktu kita bolos kayak gini. Lebih enak rasanya." Jawab gadis yang satu lagi sambil menyeruput jus yang baru ia pesan.

"Kira-kira ustadz Arlan nyariin kita gak ya?," tanya tania—gadis yang memakan bakso tersebut.

"Kayaknya dia bakal nyariin kita karena malam ini giliran dia yang mengontrol anak yang mengulang hafalan. Kita kan gak ada disana otomatis dia bakal nyariin kita." Jawab gadis berhijab abu-abu—yang dikenal dengan nama Ratna.

"Ekhm. Sudah selesai makan dan ngobrolnya?," tanya seorang pria baru dewasa yang tiba-tiba duduk dikursi kosong dekat Tania.

"Bangke." Latah Tania dan Ratna secara bersamaan. Baru saja mereka menceritakan laki-laki tersebut sekarang dia sudah menampakkan batang hidungnya disini dengan tatapan tajam.

"Astaghfirullah... Kalian tidak pernah berubah, mau sampai kapan kalian memberontak dari peraturan? Saya lelah selalu berhadapan dengan kalian. Kembali ke asrama sekarang, dan besok jangan lupa datang ke ruangan pimpinan untuk bertanggung jawab masalah yang kalian buat." Ujar Ustadz Arlan dengan tangan bersedekap dada.

"Kita kan cuma nggak mengulang pelajaran, kenapa masalahnya harus bawa ke ruangan pimpinan sih." Balas Tania tidak terima jika perkara ini dibesar-besarkan ke pimpinan pesantren. Sekedar informasi, Ustadz Arlan adalah anak dari pimpinan pesantren Hazzati Safinata. Dan jika masalah ini di bawa kepada ayahnya ustad Arlan pasti akan menjadi masalah besar. Dan hukuman yang diberikan juga tidak main-main.

"Kenapa? Kalian takut? Siapa suruh melanggar peraturan." Balasnya cuek.

"S-siapa y-yang takut. Kita kan cuma nanya." Timpal Ratna berdusta. Sebenarnya dirinya takut berhadapan dengan pimpinan pesantren, karena ia pernah ketahuan meletakkan paku di parkiran khusus pimpinan pesantren, namun sialnya perbuatan itu dipergok langsung oleh empunyanya.

"Tapi tangan kamu gemetaran, siap-siap besok kalian di sidang oleh Pimpinan. Saya orang pertama yang akan tertawa di atas penderitaan kalian." Jawab Ustadz Arlan sambil tersenyum jahat untuk menakut-nakuti mereka kemudian berlalu pergi dari kantin. Di kalangan pesantren, Ustadz Arlan dikenal dengan sifat humble nya kepada seluruh santri pesantren. Maka tak jarang banyak orang-orang yang mengagumi paras dan sifat beliau. Namun kalian harus tahu, bahwa orang yang memiliki sifat humble itu marahnya akan lebih mengerikan daripada pegulat.

"Wahh.. sialan tuh manusia, SINI LO BIAR GUE BAKAR HIDUP-HIDUP." Tantang Tania kepada Ustadz Arlan yang sudah menjauh dari pandangannya.

***

Keesokan harinya Tania dipanggil menggunakan pengeras suara untuk segera datang ke ruangan pimpinan. Sebenarnya Tania berniat untuk datang sebelum dipanggil oleh pengeras suara, tapi yang menjadi masalahnya adalah ruangan pimpinan terletak di paling atas gedung. Dan gedung paling atas pesantren berada di lantai 30. Belum lagi lift di dekat koridor rusak akibat suatu kejadian beberapa hari yang lalu. Mana mau Tania harus menaiki tangga satu persatu sampai lantai 30.

Ukhti Figuran (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang