8.

22.9K 1.3K 6
                                    

Assalamualaikum guys..
Sebelum membaca harap untuk follow akun
Instagram @almtiamliza
Tiktok @almtiamliza

Maaf jika terdapat typo,

Beberapa part teracak dan diprivasi harap untuk follow agar dapat terbuka.

FOLLOW, VOTE, COMMENT.

Tq



"Baik, kita lanjutkan materinya lagi, sekarang saya akan menjelaskan tentang berdirinya dinasti Umayyah. Buka buku paket halaman 211 dan silahkan dibaca 5 menit."

Semuanya membuka buku paket dan membaca materi yang akan dipelajari dengan khidmat. Kecuali Tania, Tania merupakan santri baru disini dan ia belum mempunyai buku paket untuk dipelajari. Jadi Tania hanya bisa duduk manis dan sesekali memakan cemilan yang ia simpan di dalam laci mejanya.

Ini yang Tania malas dari sekolah, mendengar guru menerangkan materi sampai membuat kakinya kebas dan mati rasa. Tania sering sekali merasakan mati rasa disaat ia terlalu lama duduk di bangku kayu.

Tania celingak-celinguk melirik akan sekitar. Dirasanya sudah aman, Tania sedikit menaikkan kakinya diatas meja. Sampai waktunya Tania melihat Gus Fahri yang sudah duduk dan menjelaskan materi sambil menatap laptop didepannya, Tania dengan cepat membawa kakinya keatas meja.

"Tania, kalau saya marah saya bisa aja ngusir kamu dari kelas ini." Panggil Gus Fahri yang merasa jengkel dengan kelakuan Tania sejak tadi.

"Usir aja Gus, saya juga udah bosan belajar sama Gus." Tantang Tania.

Gus Fahri yang ditantang oleh Tania membuat ia sedikit tersulut emosi. Ternyata, belum tahu saja Tania bagaimana marahnya seorang Fahri Aslam jika ia sedang marah. Gus Fahri menghembuskan nafasnya panjang untuk mengontrol emosi.

"Kamu ternyata suka menantang saya, ya. Baik, saya juga akan menantang kamu, bagaimana?" Tantang balik Gus Fahri.

Semua yang ada didalam kelas mendadak menghentikan nafasnya melihat Gus Fahri yang sejatinya sudah tersulut emosi.

Mereka semua memang mengidolakan Gus Fahri. Tapi, mereka mengidolakan ketampanannya bukan sifat tersembunyi Gus Fahri.

Di pesantren ini, sudah menjadi rahasia umum jika Gus Fahri dikenal sebagai orang yang mempunyai kesabaran setipis tisu. Dengan sifat kesabaran setipis tisu nya, tidak pernah ada yang membuat Gus Fahri marah maupun kesal. Karena siapapun yang membuatnya seperti itu, Gus Fahri tak segan-segan untuk membalasnya.

"Oke. Tantangannya apa?" Tanya Tania menerima tantangan Gus Fahri.

"Jawab pertanyaan saya, kalau kamu bisa menjawab, saya akan membebaskan kamu dari pelajaran saya.

"Deal"

Gus Fahri yang melihat keberanian Tania tersenyum miring. Ia tahu, Tania hanya mempunyai keberanian yang tinggi, tapi tidak dengan otaknya. Karena ia tahu, Tania masuk ke pesantren ini karena ia dikeluarkan dari sekolahnya akibat nilainya yang tidak pernah mengalami peningkatan. Bisa dikatakan Tania adalah anak yang bodoh.

"Siapakah pendiri dari dinasti Umayyah?,"

Tania yang mendengar pertanyaan itu tersenyum miring. Ternyata hanya kapasitas tentang sejarah Islam yang akan ditanya oleh Gus Fahri. Tania tidak perlu susah-susah berpikir karena pada dasarnya pengetahuan itu sudah berada diluar kepalanya.

"Muawiyah bin abu Sufyan." Jawab Tania. Semua orang dikelas lantas membolak-balikkan halaman buku untuk memastikan jawaban Tania benar atau tidak adanya.

Gus Fahri yang mendengar hal itu sempat membulatkan matanya terkejut sebelum sedetik kemudian ia menormalkan ekspresinya.

"Siapakah seorang sufi wanita yang dikenal sebagai penulis syair dan sangat menjaga cintanya untuk Allah?,"

"Rabi'ah al-adawiyah binti Ismail al-adawiyah al-basriah" Jawab Tania cepat dan lengkap tanpa ragu.

"Sebutkan salah satu syairnya?,"

"Ya Allah, apapun karunia mu di dunia aku tidak butuh. Beri saja kepada musuh-musuh mu.
Ya Allah, apapun karunia mu di akhirat aku juga tidak butuh. Beri saja kepada kekasih kekasih mu.
Jikalau ibadahku ini hanya semata-mata ingin mendapat syurga, tutup syurga itu dariku.
Dan jikalau ibadahku ini hanya semata-mata aku takut dari api neraka, bakar aku didalamnya.
Tapi jikalau ibadahku ini hanya karena aku rindu kepadamu ya Allah. Jangan palingkan wajah mu dariku." ~Rabiah al-adawiyah~

Seluruh santri terkesima mendengar Tania mengucapkan syair itu. Tania sangat piawai dalam menjawab seluruh pertanyaan dari Gus Fahri.

"Ada lagi?," tanya Tania semakin menantang.

"Saya beri kamu satu pertanyaan lagi, kalau kamu bisa jawab kamu boleh bebas dari pelajaran saya." Ucap Gus Fahri.

"Oke"

"Pertanyaan kali ini sangat mudah. Siapakah anak nabi Adam yang menjadi nabi?," Gus Fahri tahu ini mungkin pertanyaan yang mudah, namun yang mudah akan menjadi susah kepada orang yang salah.

Tania tersenyum mendengar pertanyaan itu. Ia jadi teringat dengan momen-momennya yang dulu saat di pesantren. Dirinya pernah disuruh menjadi tukang parkir pesantren bersama teman-temannya yang lain lantaran mereka tidak dapat menghafal penuh seluruh silsilah keturunan nabi-nabi.

Tania jelas tahu jawabannya karena walau bagaimanapun kenakalan Tania diwaktu dulu, Tania tetap mengikuti pembelajaran dikelas walaupun sedikit. Ternyata tidak sia-sia pengorbanannya dulu untuk menuntut ilmu.

"Nabi Syits atau dikenal dengan nabi Khidir." Ucap Tania.

Lagi dan lagi Tania mendapatkan tepuk tangan dari semua santri. Mereka tidak menyangka jikalau Tania bisa sehebat itu. Bahkan mereka saja tidak tahu jawabannya.

"Udah kan? Thanks udah kasih gue kelas free untuk gue hari ini." Tania menurunkan kakinya dari atas meja dan berjalan meniggalkan kelas. Gus Fahri terlihat tidak percaya dengan semua yang tampak pada diri Tania.

Sekarang tujuan Tania hanya satu, yaitu menemui pimpinan pesantren ini untuk meminta datanya. Tania harus bergegas karena semakin cepat ia menemukan data semakin cepat pula ia pergi dari pesantren tidak modal ini.

Rasanya Tania ingin menjadi pengangguran saja.

Tania lebih suka menjadi pengangguran dan menghabiskan uang milik orang tua Tania asli. Daripada dirinya harus repot-repot belajar ditempat yang tidak elite seperti ini.

Sorry, sorry aje nih ye. Walaupun gue anak beasiswa tapi gue menjunjung tinggi kualitas.

Bagaimana dengan ceritanya?

Ikuti terus perjalanan cerita Ukhti Figuran.

Cerita ini tidak boleh di plagiat!!

Saya tidak ikhlas dan tidak rela jika ada yang memplagiat cerita saya.

Ig:almtiamliza

Terimakasih yang udah vote dan komen dan follow.
Share cerita ini ke berbagai sumber, baik teman maupun medsos jika kalian suka.

Salam hangat dari
Mutia Mauliza

Ukhti Figuran (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang