Don't Forget follow my account and vote story.
Setiap kali Tania mengingat kejadiannya tadi saat mengerjai Abi membuat Tania tidak bisa untuk meledakkan tawanya. Kesengsaraan orang lain adalah kebahagiaan bagi Tania.
"Kayaknya hari ini kamu senang banget ya Tania." Celetuk Rubi melihat Tania yang sesekali tertawa sendiri seperti orang gila.
"Iya. Kayaknya gue udah gila deh ketawa-ketawa sendiri"
Baru sadar?. Batin Rubi bertanya melihat tingkah Tania.
"Oh ya, kamu pasti bakalan lebih senang setelah kamu tahu kalau sebentar lagi kita bakal libur semester karena Minggu kemarin kita udah ujian kenaikan kelas." Ujar Rubi girang yang dirinya juga sudah tidak kalah bahagia saat liburan semester akan tiba. Dirinya sudah sangat rindu sekali kepada keluarganya.
"Oh ya? Ya ampun, entah kebaikan apa yang gue buat sampai gue bisa senang banget hari ini." Senyum Tania menjadi semakin lebar saat mendengar ucapan Rubi. Tania sama sekali tidak ingat kalau kemarin dirinya mengikuti ujian kenaikan kelas. Ia kira kemarin itu hanya ulangan bulanan biasa yang diselenggarakan.
Padahal Tania hari ini merasa dirinya tidak pernah melakukan hal-hal yang baik. Ia ingat betul bahwa dirinya banyak sekali berbuat kesalahan. Tidak mungkin Allah sebaik ini kepadanya yang bahkan tidak pernah berbuat kebaikan sama sekali.
"Tapi sebelum itu pasti bakalan ada lomba yang udah ditunggu-tunggu oleh seluruh santri di pesantren ini". Tiba-tiba saja Nayla muncul membuat ruby dan Tania berjengkit kaget.
"Astaghfirullah" kejut Rubi.
"Lomba apa?." Tanya Ruby menggaruk pipi nya yang tidak gatal.
"Kok kamu lupa sih? Padahal udah 2 tahun lho di pesantren ini."jawab Nayla kesal sambil mengguncang-guncangkan tangan Rubi.
"Memangnya ada lomba apa?"tanya Tania penasaran.
"Setiap pesantren pasti bakalan ada perlombaan antara santri dan gurunya yang selalu diadakan setiap tahun. Kalau diwaktu tahun lalu yang menjadi perwakilan untuk pesantren ar-rahman adalah Gus Fahri dan kak Reyna. Untuk tahun ini belum tahu siapa yang bakalan jadi perwakilannya." Jelas Nayla.
"Biasanya Gus Fahri bakalan milih santri yang paling pintar untuk jadi partnernya". Sambung Kia.
"Padahal dulu kak Reyna jadi santri terbaik di pesantren, tapi tetep aja kalah di perlombaan. Mungkin kak Reyna belum terlalu pintar kayak Gus Fahri" Timpal Nayla.
"Bukan Kakak senior itu yang bodoh tapi Gus Fahri yang bodoh makanya bisa kalah." Jawab Tania berdecak merasakan kalau mereka lebih bodoh dari orang yang dibicarakan.
"Jangan kayak gitu ngomongnya, kalau ada orang yang denger bisa habis kamu karena menghina seorang Gus". Sahut Laura membekap mulut Tania. Tentu saja Tania langsung melepaskan bekapan tersebut.
"Tangan lo bau kerak neraka". Sinis Tania tidak suka jika orang-orang memegang dirinya dengan lancang.
"Tangan aku gak bau ya". Sewot Laura.
"Tapi yang pasti Gus Fahri bakalan cari partner yang lain tahun ini"
"Yang lebih pintar dari kak Reyna tentunya". Lanjut Kia.
"Menurut rumor yang aku dengar banyak orang bilang kalau Kayla yang bakalan jadi partner Gus Fahri di perlombaan nanti". Ujar Nayla.
"Kenapa harus Kayla? Kan Tania lebih pintar"
"Jangan bawa-bawa nama gue." Dengus Tania tajam. Dirinya sama sekali tidak berminat untuk mengikuti lomba semacam itu. Lebih baik dirinya bermain dengan Abi saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhti Figuran (End)
RandomEntah dosa apa yang Tania lakukan sampai-sampai dunia mencampakkan Tania sesuka hati ke dunia asing yang bahkan Tania tidak tahu tempatnya di mana. "Gue masuk novel" "Peran gue sebagai figuran?" Transmigrasi yang biasanya terjadi di persekolahan nam...