!!! Sebelum membaca harap vote dan spam comment untuk kelanjutan ceritanya!!!
Jangan lupa follow my akun
"Mama selalu aja bandingin aku sama Tania. Aku anak Mama loh.. please ma.. hargai perasaan aku. Aku juga manusia yang butuh pujian". Ujar Gina sambil menahan isak tangisnya.
"Kamu itu bodoh.. nggak bisa apa-apa. Beda sama Tania yang pintar". Bantah Eka. Bahkan disaat seperti ini saja Eka masih membanding-bandingkan dengan Tania.
"Selama ini aku udah lakuin yang terbaik untuk mama. Aku belajar demi mama, agar mama lihat ke arah aku".
Tania yang melihat perdebatan antara ibu dan anaknya itu tersenyum tipis. Tania bahkan tidak perlu repot-repot untuk membalas perlakuan Gina. Karena memang benar, kalau Gina agak bodoh.
Mindset Gina masih ketinggalan zaman, Gina di dalam bodoh melainkan mindsetnya yang salah. Padahal kalau mindset Gina dirubah sedikit saja pasti akan ada perubahan besar dalam diri Gina.
"Saya malas debat sama kamu, mending kamu diam aja". Jawab Eka merasa tidak enak jika dirinya berdebat dengan anaknya di depan Tania.
"Aku memang anak yang gak bisa banggakan orang tua, tapi apa gak ada sedikit aja rasa peduli mama untuk aku?".
"Buat apa saya peduli sama kamu?". Tanya Eka sambil menatap sinis Gina.
Merasa tidak tahan dengan suasana menyesakkan diruangan ini, Tania memutuskan membawa Gina menjauh. Setelah meminta izin kepada Tante Eka Tania langsung menarik tangan Gina keluar.
Tak peduli Gina yang memberontak dibelakangnya minta dilepaskan. Tania membawa Gina keluar rumah agar tidak bisa didengar oleh Tante Eka.
"Lepasin". Gina mendesis dan langsung menyentak tangannya agar terlepas dari Tania.
"Seharusnya Lo berterimakasih sama gue karena gue gak mau Lo berakhir dihukum sama si Eka". Ujar Tania sinis.
Gina tak menghiraukan ucapan Tania melainkan ia merasa marah saat Tania dengan lancang memanggil ibunya langsung dengan nama tanpa embel-embel.
"Munafik ya lo.. yang sopan lo manggil nyokap gue". Jawab Gina tak terima.
"Kenapa emangnya? Eka.. Eka.. Eka". Inilah Tania. Tania akan semakin memancing emosi orang saat orang tersebut merasa marah dengan hal sepele yang dilakukan Tania. Tania semakin mengejek nama ibu Gina.
Gina yang tak tahan langsung menarik hijab Tania. Tania tidak meringis maupun gentar malahan dirinya merasa puas saat Tania berhasil memancing emosi Gina. Segara Tania langsung membalas perbuatan Gina dengan membogem perut Gina hingga tersungkur.
"Kalau skill lo masih cetek, jangan pernah ajak gue untuk duel bareng lo". Ucap Tania dengan membelai lembut pipi Gina.
"Karena cara gue gak murahan kayak lo". Bisik Tania tepat di indra pendengaran Gina.
"Lain kali pikiran lo yang gak guna di otak lo itu harus dibuang. Karena sampai kapan pun lo gak akan pernah menang melawan gue dengan otak lo yang dibawah rata-rata itu". Sarkas Tania dan langsung kembali masuk kedalam rumah Gina lagi.
Meninggalkan Gina dengan tatapan yang sulit diartikan. Tangan Gina terkepal dengan sorot mata yang masih memandangi bekas kepergian Tania.
***
"Tania pulang dulu ya Tante, nanti kalau balik pesantren lagi Tania bakal kesini lagi". Pamit Tania yang ditangguki oleh Eka.
"Ya udah.. hati-hati ya Tania. Jangan lupa waktu udah balik pesantren langsung ke rumah tante ya".
Jawab Eka sambil tersenyum manis."Tante. Jaga Gina baik-baik ya Tante, sayang dia kayaknya anak sendiri. Mungkin berat bagi tante untuk menerima kehadiran Cina. Tapi tadinya yakin kalau Gina nggak akan seperti yang kamu pikirkan". Ujar Tania serius sambil memegang tangan Eka seraya menguatkan.
Tania tau semuanya.
Tania tahu kalau Gina adalah anak dari hasil selingkuhan ayahnya. Maka dari itu Eka sangat membenci Gina. Sebelum ayah Gina atau biasa dipanggil dengan nama Juna meninggal Juna berpesan kepada Eka untuk menjaga Gina.
Awalnya Eka menolak namun melihat keadaan Dina yang masih kecil membuat Dia sedikit iba. Terpaksa Eka menyetujui ucapan Juna. Eva memang menyetujui ucapan dinas untuk menjaga Gina tapi Eka tidak pernah menerima keberadaan zina.
Tanya tahu semua ini dari Clara ibunya. Awalnya Tania sempat tidak percaya namun karena yang berkata adalah ibunya membuat Tania tak mau harus percaya. Bahkan tanya juga pernah berniat untuk mencelakai Rina habis habitat. Namun karena melihat posisi giginya sangat menyedihkan membuat dirinya mengurungkan niat.
"Kamu tahu darimana?". Eka tahu arah pembicaraan Tania.
" Gak perlu tau Tania tau darimana. Yang penting Tante harus dengar ucapan Tania. Gina enggak salah dan Tante gak perlu menyalahkan Gina. Dan juga Tante sebenarnya sayang sama Gina, namun setiap kali melihat Gina Tante akan terbayang-bayang masa lalu. Saran Tania, syukuri anugrah terindah yang diberi oleh Allah. Bisa aja suatu hari nanti Tante akan menyesal dengan semua perbuatan Tante kalau Gina udah gak ada". Setelah mengatakan itu pada pergi dari rumah tante Eka.
Semua itu tak luput dari pandangan seseorang yang bersembunyi di balik tembok dapur. Walaupun dirinya tidak tahu apa masalah yang dibicarakan oleh Tania, tapi dirinya tahu kalau Tania sedang membela dirinya.
Dia Gina.
Dan ada satu masalah yang tidak diketahui oleh Gina secara pasti. Dan masalah itu membuat dirimu antara dirinya dan Eka tidak baik.
***
Sedangkan orang yang dipikirkan oleh Gina sekarang sudah berada dirumahnya. Tania sekarang berada di atas empuknya kasur dan berguling-guling di kasur.
Tania sangat tidak rela untuk melepaskan ini semua. Tania tidak siap berpisah dengan kamarnya dan juga handphonenya. Bahkan jika Tania disuruh memilih antara handphone dan Gus Fahri tentu saja Tania akan memilih handphonenya.
Orang yang biasanya akan sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk kembali ke pesantren justru Tania tidak. Buat apa melakukan hal yang Tania sendiri malas melakukannya.
Akan Tania pastikan yang akan melakukannya adalah Clara. Saat setelah Tania diomeli oleh Clara Tania akan diam saja dan berakhir mamanya yang membereskan.
"KAMU BELUM SIAP-SIAP TANIA?".
"BARANG-BARANG KAMU JUGA BELUM DIMASUKIN?".
Tuh kan! Baru aja diomongin udah denger suara toa nya. Lebih baik gue diam aja nanti ujung-ujungnya mama yang beresin
Tania hanya menggumam dalam hati dengan santai. Bahkan Tania masih berleha-leha diatas tempat tidur membiarkan mamanya mengoceh sedari tadi.
Singkat cerita, Tania sudah ada didalam mobil dengan perjalanan menuju pesantren. Tania tidak banyak bicara karena Tania sibuk menikmati bermain game di ponselnya.
Regan dan Clara habis menghela nafas pasrah dan membiarkan Tania bermain handphone untuk sementara waktu. Toh nanti tanpa tidak akan bisa bermain handphone lagi saat tiba di pesantren.
Memang Tania tidak banyak berbicara dan sangat tenang dengan duduknya. Padahal didalam hati Tania sudah mengumpat seluruh kata-kata kasar. Bahkan Tania sampai melampiaskannya dengan bermain game dan membunuh musuh-musuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhti Figuran (End)
RandomEntah dosa apa yang Tania lakukan sampai-sampai dunia mencampakkan Tania sesuka hati ke dunia asing yang bahkan Tania tidak tahu tempatnya di mana. "Gue masuk novel" "Peran gue sebagai figuran?" Transmigrasi yang biasanya terjadi di persekolahan nam...