26

16.7K 1K 7
                                    

"Entahlah. Tania hanya merasakan senang saat mereka menganggap Tania adalah bencana bagi mereka. Itu artinya tidak ada siapapun orang yang akan merendahkan Tania. Karena siapa saja yang berurusan dengan Tania, Tania tidak akan segan-segan untuk membalasnya". Jawab Tania santai tetapi terdapat sorotan tangan di matanya.

"Mungkin mama bisa aja memaklumi kamu membalas mereka hanya untuk melindungi diri dari orang-orang. Tapi yang mama gak habis pikir sama kamu kenapa kamu nekat ngelukain tubuh kamu dan bohong sama kita kalau kamu itu di-bully?".

"Seharusnya papa sudah curiga dari awal".

Benar.

Regan atau papa Tania sudah mencurigai gerak-gerik aneh anaknya saat di pesantren kemarin. Berawal dari istrinya yang mendapat telpon dari Tania dan berakhir Tania mengancam mereka jika mereka tidak menjemputnya Tania mengancam akan bunuh diri. Padahal kalau Tania sedang ketakutan pasti pikirannya tidak akan sampai kesana.

Tak hanya itu disaat kedatangan Regan dan istrinya tiba-tiba ada seorang santri datang dan langsung mengenali mereka dan berkata kalau Tania ada didalam toilet. Padahal Regan dan istrinya sama sekali tidak pernah menampilkan wajahnya di depan anak-anak santri.

Dan yang lebih anehnya lagi adalah disaat dirinya menemukan Tania dalam keadaan berjongkok didalam toilet yang sangat bersih. Logikanya, pembully tidak akan merundung korbannya di toilet bersih. Pasti mereka akan mencari tempat yang paling kotor untuk melancarkan aksinya.

"Maaf ma.. pa". Lirih Tania yang tidak tahu harus menjawab apa.

"Papa tidak akan menerima permintaan maaf mu kalau kamu tidak menceritakan alasan kamu melakukan hal seperti itu".

"Tania enggak tahu harus gimana lagi. Tania gak bisa beradaptasi di pesantren itu. Yang cuma Tania pikirkan disana gimana caranya untuk pulang. Tania bingung, bahkan Tania sempat ingin kabur dari pesantren. Tapi sayangnya Tania enggak tahu alamat rumah.

Kalau Tania enggak bisa pulang ke rumah Tania juga enggak apa-apa. Tania bisa pulang ke Rahmatullah atau setidaknya kembali ke dunia asli Tania".

Ucapan Tania mendadak membuat oksigen diruangan tersebut habis. Tenggorokan mereka tercekat mendengar keluh kesah Tania. Tapi yang anehnya hanya Abi yang tampak santai disana. Bahkan dirinya tersenyum mendengar keluh kesah Tania.

"Alasan Tania enggak mau tinggal disana karena Tania setiap hari hampir dibuat gila karena stres. Tania seperti orang asing yang enggak tahu apa-apa. Memang, Tania bukan makhluk dari dunia ini. Tapi setidaknya beri ingatan untuk Tania agar Tania bisa lebih mengenal dunia entah berantah ini.

Tania capek disuruh mecahin teka-teki didunia ini. Tania capek harus selalu over thinking memikirkan hal yang enggak Tania tahu. Belum lagi Tania yang harus selalu ketemu sama hantu di jam 12 malam di pesantren. Bahkan dia sampai ngikut Tania ke rumah. Walaupun Tania bersikap biasa-biasa aja bukan berarti Tania enggak takut. Setiap malam di pesantren Tania harus menerima kalau tubuh Tania ngefreezze dan susah digerakin gara-gara makhluk itu". Tania menutup matanya mencoba mengontrol emosinya agar tidak meluap-luap.

Tania sudah tidak tahan dengan semua ini. Dirinya ingin pergi sejauh-jauhnya sampai tidak ada satu orang pun yang mengetahui dimana keberadaannya. Biarlah Tania dikatakan pengecut oleh dunia, yang penting dirinya tidak akan pernah merasakan lelah lagi.

"Maaf.. kalau Tania buat kalian kecewa. Tania juga sebenarnya gak pinter buat minta tolong sama orang-orang. Pasti kalau Tania ingin minta tolong harus ngelakuin sendiri. Cuma karena waktu itu Tania enggak sanggup lagi Tania sengaja bikin kayak gitu. Dan yang perlu kalian tahu saya Tania syauqillah bukan Tania syauqillah Mahendra. Tubuh ini memang punya anak kalian tapi jiwanya diisi oleh jiwa saya". Jawab Tania sambil menutup matanya bersiap mendengar jawaban yang tidak mengenakkan dari orang tua Tania.

Orang tua Tania pasti akan marah kepadanya atau hal yang paling terbesar adalah memukulnya. Tapi jika Tania dipukuli oleh mereka, Tania akan membalasnya. Tak kira mereka orang tua, Tania akan membalas mereka lima kali lipat sesuai dengan prinsipnya.

Orang tua Tania terdiam kaku dengan tangan yang bergetar. Di satu sisi mereka sedih mendengar keluhan anaknya yang lelah dengan dunia. Tapi, disisi lain jantung mereka berdetak lebih cepat mendengar perkataan terakhir dari Tania. Mereka tidak bisa mencerna ini semua.

Tidak mungkin secepat ini.

"Selamat Regan... Clara... Anakmu sudah kembali". Ucap Abi memecah kesunyian.

Perkataan dari Abi mendadak membuat Regan dan istrinya senang bukan main. Akhirnya yang ditunggu-tunggu oleh mereka sudah tiba. Langsung saja, Regan dan istrinya memeluk Tania erat-erat.

Perlakuan mama dan papa membuat Tania mengernyit dahinya heran. Apalagi perkataan dari Abi yang mengatakan perkataan aneh. Tapi tak urung, Tania merasa hangat dengan pelukan mereka, akhirnya Tania membalas pelukan mereka.

Setelah dirasa puas memeluk Tania, mereka melepaskan pelukannya. Pada saat itulah Tania merasa ada yang tidak beres dengan semua ini.

Tania menatap ke arah umi dan Abi seolah meminta penjelasan tapi tak urung mereka tidak menjawab. Dan juga Tania menatap mama dan papanya untuk menjelaskan semuanya. Tapi mereka hanya diam sambil tersenyum.

Gila kali ya mereka, gue butuh penjelasan bukan senyuman. Makhluk dunia novel disini aneh-aneh semua.

"Kamu itu sebenarnya anak mama".

"Bukan. Tania ini cuma jiwa kesasar, anak kalian udah mati". Tania langsung menutup mulutnya saat dirinya berkata agak sarkas.

Anjir nih mulut, gak bisa apa di filter dulu.

"Tidak. Tubuh ini adalah tubuhmu bukan tubuh orang lain. Jiwamu sudah kembali pada tubuhmu yang asli. Dunia ini adalah dunia kelahiran mu, bukan dunia yang dibuat semata-mata oleh manusia. Kamu lah Tania syauqillah Mahendra yang sebenarnya".

Perkataan dari sang mama membuat Tania menegang. Apakah dunia sedang bercanda dengannya?. Kenapa semuanya jadi berbelit-belit seperti ini?. Jelas-jelas Tania mati di kehidupannya dulu, kenapa mamanya bilang kalau ini adalah dunianya asli.

Terus, dunia Tania yang dulu itu disebut apa?

Dunia paralel?

Atau khayalan Tania semata?

"Tania enggak ngerti dengan semua ini". Cetus Tania.

"Kamu enggak perlu ngerti. Yang penting kamu udah kembali aja mama udah senang".

"Tapi setidaknya kasih tau Tania yang sebenarnya. Kasih tau Tania kenapa semua ini bisa terjadi dan apakah dunia yang Tania tempati dulu cuma mimpi atau khayalan?". Tanya Tania yang frustasi dengan keadaan.

"Yang pasti ini semua sudah kehendak takdir Allah". Celetuk Gus Fahri.

"Ngomong sekali lagi gue banting lo". Tania menatap tajam Gus Fahri.

"Ya udah akan mama ceritakan, tapi kamu jangan potong perkataan mama sedikitpun". Ujar Mama membuat Tania bersiap-siap mendengarkan cerita mama.

"Iya. Cepetan ma.. Tania penasaran".






Ukhti Figuran (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang