49

8.1K 473 28
                                    

Hallo gaesss

Jangan lupa untuk follow akun ini terlebih dahulu dan jangan lupa juga untuk vote dan komen.

Jangan lupa untuk follow dan like akun tt aku @girl.fearless

"Pakai ini." Ujar Gus Fahri sambil menyodorkan sebuah hijab berwarna navy milik adiknya Nasya kepada Gina yang sedari tadi berdiri di tepi lapangan pesantren. Tidak banyak orang yang berlalu lalang, namun ada beberapa orang yang melakukan aktifitas disana.

Gina mendongakkan wajahnya saat ada seseorang yang memberikannya hijab. Dengan ragu Gina mengambil hijab tersebut tanpa banyak kata.

"Sebaiknya kamu pakai sekarang. Banyak orang yang bukan mahram mu melihat aurat mu." Titah Gus Fahri. Bukan sebab apa dirinya memberikan hijab Nasya kepadanya. Namun, sekarang Gina berada di wilayah pesantren dan sudah seharusnya untuk berbusana muslim disini.

Lagi-lagi Gina tidak menjawab perkataan Gus Fahri. Tapi Gina tetap melakukan apa yang disuruh olehnya. Gina langsung melebarkan hijab berwarna navy tersebut dan memakainya di kepala.

Sejujurnya ia belum terbiasa menggunakan hijab, namun ia lumayan paham untuk memakainya. Setelah Gina memakai hijab pemberian Gus Fahri Gina mendongakkan kepalanya hendak mengucapkan terima kasih. Tapi Gus Fahri tidak menempatkan tatapannya kearah Gina. Gus Fahri lebih memperhatikan lingkungan sekitar dari pada Gina.

"Thanks." Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Gina. Namun Gus Fahri sama sekali tidak mengindahkan tatapannya ke arah lingkungan sekitar.

"Sudah kewajiban manusia untuk mengingatkan kebaikan kepada sesama manusia lainnya. Kamu anak baru yang diceritakan oleh Abi?" Ujar Gus Fahri memulai obrolan yang diangguki kaku oleh Gina.

"Iya. Nama aku Anastasya Gina, tetangganya Tania." Jawab Gina memperkenalkan dirinya.

Gus Fahri sempat melirik sebentar kearah Gina dengan menaikkan sebelah alisnya. Ia baru tahu kalau gadis didepannya adalah tetangga Tania, pasalnya Abi tidak memberi tahu dirinya.

"Oh. Ya udah saya pergi dulu. Assa-" belum sempat habis mengucapkan salam, tangan Gus Fahri dicekal oleh seseorang. Dan seseorang tersebut adalah Gina. Reflek Gus Fahri menyentak tangannya Gina.

"M-maaf, aku gak sengaja. Tapi boleh gak temani aku sebentar. Aku butuh teman."

"Kamu bisa pergi ke kamar asrama kamu saja untuk mempunyai teman, dan juga kamu tetangganya Tania kan? Berarti kamu juga teman Tania."

"Saya itu orangnya introvert Gus, dulu saya sama Tania itu emang temen bahkan dekat lagi. Tapi ada suatu waktu Tania mulai menjauh dari saya. Dan dari situ hubungan pertemanan antara saya dan Tania perlahan mulai renggang." Ujar Gina menunduk sedih.

"Oh, kalau begitu kamu gak usah punya teman."

"Gus kok gitu sih, katanya dokter psikolog tapi kok gak bisa untuk diajak cerita sih." Jawab Gina sambil memanyunkan bibirnya kesal.

"Di pesantren ini saya menjadi seorang Gus, sedangkan diluar baru saya menjadi seorang dokter psikolog. Lagipula kamu bukan klien saya, buat apa saya mendengar curhatan kamu. Gak ada untungnya." Balas Gus Fahri tajam.

"Oh, ya udah deh. Saya masuk ke asrama dulu ya Gus." Ujar Gina dan beranjak ingin pergi dari sana.

"Biasakan diri untuk mengucapkan salam ketika datang maupun hendak pergi.

"Assalamu'alaikum Gus."

"Wa'alaikumussalam."

***

"Kok mata kamu merah Tania?," tanya Rubi sambil menangkupkan wajah Tania.

Ukhti Figuran (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang