51

7.8K 501 37
                                    

Hallo gaesss

Jangan lupa untuk follow akun ini terlebih dahulu dan jangan lupa juga untuk vote dan komen.

Jangan lupa untuk follow dan like akun tt aku @girl.fearless dan Ig: @almtiamliza

"Tumben banget kamu beberapa hari ini lesu? Apakah ada masalah teman? Cerita lah kepada kita." Ujar Laura merangkul pundak Tania yang beberapa hari ini tidak bergairah hidup.

"Gak ada. Cuma lagi gak enak badan aja." Balas Tania sekenanya.

"Aku denger-denger dari Gina kamu sama dia tetanggaan ya?," tanya Laura mencoba membuka obrolan walaupun hanya mendapat anggukan dari Tania.

"Tapi kamu kenapa gak deket sama Gina? Kan kalau kamu tetanggaan itu artinya kamu sering main sama dia dong."

"Dulu gue berteman sama dia tapi sekarang gak lagi." Ucap Tania dengan pandangan menatap lurus kearah depan.

"Kenapa?," tanya Laura yang semakin penasaran.

Tania berdecak saat dirinya sadar kalau dirinya sudah banyak curhat kepada orang lain. Tania adalah orang yang sangat jarang dan tidak suka untuk berbagi masalah hidupnya. Tania lebih suka memendam dan menyelesaikan masalahnya sendiri. "Kepo banget lo kayak Dora." Decak Tania karena Laura terlalu bising menurutnya.

Tania kembali memusatkan netra nya ke depan di tempat gerbang yang berlalu lalang. Ia memfokuskan matanya lagi untuk tidak salah melihat.

Yang Tania saat ini adalah ada seseorang berhijab tosca dengan tangan yang menenteng tas kresek. Bukan tas kresek itu yang menjadi pusat perhatian Tania, melainkan muka perempuan tersebut. Tania seperti familiar dengan muka itu. Dan Tania dibuat blank lagi karena perempuan berhijab tosca itu melambaikan tangannya kearah Tania. Tania yakin sekali itu adalah dia. Belum sempat Tania hendak mengejarnya, perempuan tersebut sudah masuk kedalam mobil dan meninggalkan gerbang pesantren.

"Kamu kenapa Tania? Jangan kesurupan disini, aku gak tau doa nyembuhin orang kesurupan." Laura menepuk-nepuk paha Tania yang sedari tadi diam melihat lurus kedepan.

"Ha? Gak papa gue mau balik ke asrama dulu. Assalamu'alaikum." Ujarnya bangkit dari duduk dan meninggalkan Laura seperti orang bodoh.

Ratna...

***

"Assalamu'alaikum Gus Yasir. Tumben banget mampir ke pesantren." Sapa ustadzah Fira dengan senyuman centilnya.

"Wa'alaikumussalam. Kenapa? Memangnya saya nggak boleh mampir ke pesantren orang tua saya?," balas Gus Yasir tanpa menatap ustadzah Vira.

"B-bukan gitu.. saya kan cuma bertanya." Geleng ustadzah Vira panik takut salah mengucapkan kata.

"Besok umi dan Abi nggak ada di pesantren. Saya disuruh gantikan abi untuk mengisi pengajian sama khutbah di hari Jumat nanti."

"Memangnya umi sama abi pergi ke mana?," katakanlah kalau ustadzah Vina mirip Dora. Gus Yasir tidak pernah merasa nyaman jika berdekatan dengan ustadzah Wira. Tanpa menjawab pertanyaan ustadzah Fira, Gus Yasir langsung melanjutkan perjalanannya ke ndalem.

Muhammad Yasir Aslam, anak pertama dari pemilik pesantren tradisional ini. Gus Yasir juga termasuk incaran para santri santri sebagai masa depan mereka. Namun harapan mereka pupus saat 2 tahun yang lalu Gus Yasir resmi menikah dengan seorang Ning dari pesantren luar kota.

"Eh..eh..Gus! Mau ke mana? Pertanyaan saya belum di jawab lho." Ucap ustadzah Vira sedikit keras karena tiba-tiba Gus Yazid meninggalkannya.

Ukhti Figuran (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang