09 Megumi's First Love

107 9 51
                                    

Mafu yang pulang larut karena harus mengikuti rapat para agen memutuskan untuk berjalan kaki agar bisa sekalian berpatroli. Ia tidak perlu merasa risau karena Soraru malam ini sudah dibawa pergi ke rumah Luz bersama Eve juga. Setidaknya dengan begitu baik dirinya maupun Sou tidak akan terlalu terbebani karena harus memprioritaskan lebih dari satu hal. Selesai membaca pesan masuk dalam hp-nya, Mafu menghela napas lelah hingga kemudian lamunannya diinterupsi oleh suara bel sepeda. Menoleh malas ke belakang, Mafu menatap malas kearah Sakata yang mendatanginya sambil melambaikan tangan.

"Dimarahin Soraru-san, ya? Capek sekali keliatannya," sapa Sakata sembari menghentikan laju sepeda dengan kakinya.

Mafu menyipit penuh selidik. "Kesimpulan darimana itu?"

Berdeham beberapa kali, Sakata menata poni lurusnya agar miring ke kiri lalu berkacak pinggang dan menunjuk Mafu. "Ekhem! 'Kamu selalu melarangku agar jangan pulang malam, tapi apa ini?! kamu sendiri pulang lebih malam dari aku! Bagaimana kalau kamu sakit?!'. Sudah ingat?"

Melihat ini, Mafu spontan melepas tawanya. "Wah, kamu menirunya dengan sangat baik?"

"Kau pikir berapa lama aku kenal dengan Soraru-san?" balas Sakata riang. "Jadi, apa kamu diusir atau bagaimana?"

"Aku hanya pulang telat. Selain itu, kali ini aku takkan dapat omelan karena dia sedang tidak dirumah."

"Eh? Soraru-san sudah aktif kerja keluar kota lagi?"

"Tidak seperti itu. Karena pekerjaannya untuk sementara ini dia harus tinggal di rumah Luz," jawab Mafu.

Sakata mengerjap kaget. "Rumah Luz? Yang katanya di hutan itu?"

"Katanya? Aah~ kau belum pernah ke rumahnya ya?"

"Sebut padaku siapa di kelas kita dulu yang tahu rumah Luz-kun?"

"Benar, sih," kekeh Mafu, "aku juga baru tahu sekarang ini."

"Pasti dirumah bakal sepi karena Megumi juga di bawa, ya," ujar Sakata agak sedih.

Mafu mengendikkan bahunya santai. "Mau bagaimana lagi, dia terlalu keras kepala. Megumi juga tidak bisa jauh lama dari mamanya. Jadi malam ini aku akan mengepak barang-barang yang akan diantar untuk keperluan mereka selama menginap."

Sakata melebarkan senyum dan menepuk bahu Mafu beberapa kali. "Semangatlah, kawan! Kalau pekerjaan kalian sudah selesai, kau harus ajak mereka jalan-jalan. Kalau cafe tempatku kerja ada diskon lagi kukasih tau, deh."

"Aish, mantap sekali tawarannya, bung!" sembur Mafu seraya menjitak ringan sisi kepala Sakata yang terkikik geli.

Selagi keduanya jadi jalan bersama, Sakata yang menuntun sepeda termenung sekian saat. "Benar juga, Mafu-kun."

"Apa?" sahut Mafu.

"Apa ditempat Eve-kun sedang ada perekrutan karyawan?"

"Huh? Apa maksudmu?"

"Kemarin Eve-kun dan Sou-kun datang ke cafe tempatku kerja dan mereka menanyakan soal kinerja karyawan. Aku sedikit penasaran soal itu," ungkapnya jelas.

Mencerna kalimat Sakata sejenak, Mafu diam cukup lama sebelum akhirnya menjawab sekenanya. "Aku tidak tahu soal itu, tapi kalau memang iya ada kemungkinan seperti itu."

"Beneran? Kalau iya aku mau latihan interview, ah! Biar nanti kalau buka rekrutmen betulan aku bisa lolos wawancara sekali tanya!" seru si surai merah dengan senyum cerah.

"Ha! Kau yakin mau kerja disana? Kau bahkan lebih ceroboh dari Megumi," ledek Mafu.

Menendang ringan kaki Mafu, Sakata mendengus sebal. "Sialan kau! Tabunganku sebentar lagi mau mencapai target, tau!"

My Precious Thief  ||  SakaUra [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang