23 Realizing One by One

67 6 17
                                    

Pada akhirnya, semua sandera berhasil diselamatkan bersamaan dengan macam-macam laporan yang masuk dari Halyosy yang sejak kemarin harus mengurus hampir seluruh pekerjaan. Namun, yang paling mengejutkan dari semua laporan itu adalah kelompok Cross Dead menyerbu apartemen pribadi milik pemimpin Cielkocka, Osora, tepat di hari dimana Sou dan Soraru dibawa ke hotel. Akan tetapi Osora sudah tidak ada di dalam apartemen itu bersama Megumi. Yang artinya Tuan Besar itu sudah menghilang lebih dulu sebelum para penyusup datang.

"Apa maksudnya ini?" lirih Eve frustasi. "Dilihat dari manapun itu seperti Red Parade melindungi kita, kan?"

"Tapi dia adalah putra dari kekasih ayah Luz. Motif miliknya juga sangat jelas." Soraru mencoba menyangkal.

Di tengah ketegangan itu, Sou masih terdiam dalam pikirannya.

"Omong-omong, sepertinya lebih baik jika kita membahas hal ini juga bersama Luz. Bagaimanapun, dialah yang paling mengkhawatirkan situasi ini sekarang," ajak Mafu.

Mereka pun memutuskan untuk mengendurkan ketegangan dengan bersiap-siap menuju ke rumah sakit. Senja mulai merambat di jendela kamar rumah sakit ketika keempatnya berkumpul di kamar rawat Luz. Suasana yang semula hening itu dipecahkan oleh suara Eve yang terlihat masih berusaha untuk menenangkan diri.

"Rahwia-san sudah aman sekarang," Eve memulai, matanya menatap Luz yang terbaring di ranjang rumah sakit. "Beliau sudah dalam masa pemulihan karena selama disekap beliau berada dalam perawatan yang ... cukup baik."

"Itu mengejutkan, tapi ... syukurlah." Luz menghela napas lega mendengar kabar tentang ibunya, tetapi ada sesuatu yang masih mengganjal di wajah Eve. "Ada hal lain yang kau temukan?" tanya Luz dengan suara lemah.

Eve mengangguk perlahan. "Soal foto yang kamu beritahu sebelumnya, itu memanglah ayahmu. Lalu wanita itu ... adalah kekasih lama ayahmu, sahabat karib ibumu, dan juga ibu dari Red Parade yang bernama Akira Chika. Dari cerita Mafu, tampaknya wanita itu juga terafiliasi dalam Cross Dead dengan alias Red Butterfly."

Luz menatap foto dalam hpnya dengan tangan bergetar. Di dalam foto tersebut, terlihat sosok ayahnya yang tersenyum bahagia bersama seorang wanita cantik yang kini Luz ketahui identitasnya. "Jadi... wanita adalah kekasih ayah sebelum menikah dengan ibuku?" suara Luz terdengar getir. "Apa ini berarti... semua yang dilakukan Red Parade adalah balas dendam pada keluargaku?"

"Secara personal memang begitu. Tapi keluarga kita juga jadi target kekejian Cross Dead atas perintahnya juga, kan? Padahal baik ibuku, atau ibu Soraru, dan orang tua Sou tidak ada urusan apapun dalam percintaan segitiga dan salah paham itu! Si brengsek itu hanya ingin menghancurkan semua orang!!" Eve mengepalkan kedua tangannya, berusaha untuk mengendalikan amarahnya.

Bukannya Sou tidak mengerti kemarahan yang Eve rasakan. Sebagai sesama korban, Sou juga merasa itu adalah ketidak adilan yang luar biasa. Akan tetapi, pria itu menggenggam kedua tangannya sebelum kemudian memutuskan untuk angkat bicara.

"Jika kenyataannya memang demikian," Sou tiba-tiba menyela, membuat semua mata tertuju padanya. "Mengapa Red Parade repot-repot menyelamatkan Rahwia-san? Bukankah seharusnya dia membenci ibu Luz yang telah secara teknis juga bisa dianggap telah merenggut kekasih orang?"

Pertanyaan itu membuat Eve tersentak. "Tapi kecelakaan yang dialami Rahwia-san juga terjadi atas perintahnya, kan?"

"Kalau memang demikian, tidak akan ada dokter yang datang ke kamar hotel itu untuk melakukan periksaan rutin."

Luz membelalak kaget. "Apa maksudnya itu?"

Soraru sedikit menundukkan kepala. "Sejujurnya, aku masih tidak mempercayainya. Aku juga tidak tahu bagaimana harus menyimpulkannya. Tetapi selama 3 hari di sekap itu, kami semua melihat sendiri bagaimana dokter itu datang dan menyapa kami seolah tahu kalau kami adalah kenalannya Rahwia-san. Tampaknya, Red Parade menggunakan namamu agar Rahwia-san mendapat pengobatan yang memadai."

My Precious Thief  ||  SakaUra [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang