Dedaunan bergoyang lembut saat Sou melesat cepat di antara pepohonan. Dengan mata tajam terfokus pada targetnya, ia membaca setiap pergerakan pria di depannya. Rambut peraknya berkibar tertiup angin, berkilau keemasan tertimpa cahaya matahari yang menembus celah dedaunan. Sakata bergerak dengan kecepatan yang mengagumkan. Setiap langkahnya diperhitungkan, setiap lompatannya presisi. Ia melompat dari satu dahan ke dahan lain dengan keseimbangan sempurna, seolah gravitasi hanyalah konsep yang bisa ia abaikan sesuka hati.
"Kali ini kau tidak akan lolos!" Sou berteriak, suaranya bergema di antara pepohonan. Dalam sekejap mata, ia melihat pohon ek besar menghalangi jalurnya. Tanpa mengurangi kecepatan, Sou memutar tubuhnya sembilan puluh derajat, kakinya menapak pada batang pohon untuk sepersekian detik sebelum ia mendorong tubuhnya ke samping, berkelit dengan mulus layaknya air yang mengalir.
Dalam gerakan yang sama, tangan kanannya terangkat, menggenggam erat pistol khusus berisi peluru karet. Matanya menyipit, mengkalkulasi trajectory peluru dengan kecepatan dan arah gerakan Sakata. Dalam satu tarikan napas, ia menarik pelatuk.
DOR!
Peluru karet melesat, membelah udara dengan presisi yang mematikan. Namun Sakata, dengan senyum lebar yang tak pernah lepas dari wajahnya, sudah membaca gerakan ini. Ia melakukan backward flip di udara, kedua kakinya mendorong dahan pohon dengan kekuatan yang tepat untuk melontarkan tubuhnya ke pohon di seberang.
"Hanya itu yang kau bisa, Mr. Fixer?!" godanya, tawanya renyah mengisi udara.
Di belakang Sou, Eve mengambil posisi dengan perhitungan matang. Rambut sewarna kacang almondnya bergerak lembut saat ia mengambil kuda-kuda. Dalam genggamannya, sebuah bayonet berkilat tertimpa sinar matahari. Matanya yang tajam menganalisis pola pergerakan Sakata, mencari celah sekecil apapun.
Syut!
Bayonet melesat bagai anak panah, berputar dengan kecepatan tinggi menuju titik di mana Sakata akan mendarat. Perhitungan Eve tepat - bayonet itu memaksa Sakata untuk mengubah lompatannya di udara, membuat gerakannya terhenti sejenak.
"Aduh, ngerinya." Sakata mengusap lehernya, masih terkejut.
Sou tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Dalam gerakan yang nyaris tak terlihat mata, ia melepaskan tiga tembakan beruntun. Peluru pertama mengarah ke bahu kiri, kedua ke pinggang, dan ketiga ke kaki kanan - formasi segitiga yang nyaris mustahil dihindari dalam posisi di udara.
Namun dengan fleksibilitas yang menakjubkan, Sakata memutar tubuhnya di udara. Peluru pertama lewat beberapa mili dari bahunya saat ia memiringkan tubuh. Untuk peluru kedua, ia menarik pinggangnya ke belakang dalam posisi matrix yang sempurna. Dan tepat sebelum peluru ketiga mencapai targetnya, Sakata sudah mengaitkan kedua kakinya pada dahan pohon terdekat, membuat tubuhnya bergelantungan terbalik dengan kedua kaki terkunci erat pada batang pohon.
"HUAHAHAHAH! Kalian masih butuh latihan sepuluh tahun lagi untuk bisa menangkapku!" Sakata tertawa lepas, rambutnya yang merah bergoyang tertiup angin sementara ia bergelantungan dengan santai.
"Menyebalkan sekali dia!" gerutu Eve.
"Setuju," sahut Sou.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Thief || SakaUra [ END ]
Conto♦️Utaite Fanfiction♦️ The Last of Mine Series Usai mendapatkan kertas bersimbol unik, Sou memutuskan untuk menyelidiki hal ini diam-diam seorang diri. Lama tak mendapatkan petunjuk, Sou menunda pencarian dan fokus untuk menjalani keseharian barunya...