Meregangkan punggungnya, Sou menghela napas panjang sebelum kemudian kembali meng-klik semua hasil scan dan memasukkannya ke dalam flashdisk. Sembari menunggu loading, Sou mengitari ruangan kantor dengan matanya. Saking fokusnya, tampaknya Sou tidak menyadari kalau hanya tinggal dirinya yang masih ada di dalam kantor. Begitu loading selesai, Sou segera merapikan surat-surat ke dalam kotak dan mematikan komputernya. Mengantongi flashdisk ke sakunya, Sou yang baru beranjak dari kursi di kejutkan oleh pintu yang terbanting keras. Menemukan Sekihan sebagai pelaku, pria itu menatapnya dengan napas terengah-engah. Melihat ini sebagai datangnya informasi buruk, Sou langsung menghampiri Sekihan.
"Tuan ... Tuan Muda ... memanggil anda ..." lapor Sekihan di sela napas beratnya.
Mengangguk cepat, Sou bergegas meninggalkan Sekihan menuju mansion utama dimana Eve menunggunya. Begitu sampai disana, apa yang Sou dapati adalah suasana kacau dari orang-orang yang berada di dalam sana. Mengabsen satu persatu orang-orang yang berada di dalam dengan lirikan mata, manik aquanya melebar kala menemukan Mafu yang entah bagaimana duduk memeluk erat Soraru. Lebih tepatnya, Soraru seperti sedang berusaha menenangkan pria itu. Berjalan mendekati Eve, Sou bertanya pelan. "Ada apa ini?"
Tidak langsung menjawab, Eve menyalakan hp-nya dan memberikannya pada Sou. Menerima dengan raut bingung, Sou beralih pada layar hp untuk kemudian membelalakkan matanya tak percaya.
"Kau ... bagaimana bisa email ini—"
Memalingkan matanya, Eve menjawab lirih. "Aku menerimanya siang ini."
Seolah dadanya dihantam batu besar, Sou meremat hp Eve kuat. " ... kenapa kau tidak melapor?"
Menangkap reaksi marah dari Sou, Eve kembali menoleh dengan wajah bersalah. "Aku tidak bermaksud begitu. Tetapi aku memutuskan untuk menunggu informasi datang dan—"
"Informasi sudah datang dan kau tidak memberitahuku?! Apa sulit untukmu mengirimiku pesan?!" protes Sou.
" ... " kembali bungkam, Eve memutuskan untuk urung membalas dan melirih. "Maaf."
Sepertinya Sou bisa menebak apa yang saat ini dirasakan Mafu. Baru saja mereka mendapatkan petunjuk dan gelisah menunggu pergerakan musuh, ternyata musuh sudah mengirim kabar pada targetnya tanpa sepengetahuan mereka. Meski pada akhirnya mereka memberitahu dengan alasan sudah mendapatkan informasi, akan tetapi dia dan Mafu memutuskan untuk bergerak lebih cepat guna mempersiapkan rencana perlindungan untuk para semanggi.
Rasanya seperti ... mereka terlalu menganggap remeh situasi saat ini.
Menghela napas berat, Sou mengembalikan hp Eve dan melempar pertanyaan dengan intonasi sengit. "Apalagi?"
Eve menoleh kearah Luz yang tampaknya juga menyimpan rasa bersalah. "Siang ini, aku membuat reservasi di salah satu cafe itu pada hari minggu. Sesuai hari dimana pesta balon yang dikatakan Red Parade akan dilaksanakan."
"RESERVASI KATAMU?!"
Hampir semua orang dalam ruangan itu tercekat oleh bentakan Sou yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya. Eve sendiri bahkan ikut shock menyaksikan Sou yang kini tampak sangat gusar dan pucat. Ia ingin meraih kekasihnya itu dan meminta maaf, tapi tampaknya situasinya saat ini sangat tidak mendukung untuk bisa diajak berdamai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Thief || SakaUra [ END ]
Historia Corta♦️Utaite Fanfiction♦️ The Last of Mine Series Usai mendapatkan kertas bersimbol unik, Sou memutuskan untuk menyelidiki hal ini diam-diam seorang diri. Lama tak mendapatkan petunjuk, Sou menunda pencarian dan fokus untuk menjalani keseharian barunya...