Awal semester, identik dengan datang tepat waktu agar tidak di cap sebagai siswa yang buruk. Cepat-cepat merapikan pakaian dan menyambar tas, ia menghadap cermin untuk memastikan penampilannya sekali lagi.
"Baju, oke. Tas, oke. Rambut?" Ia menyisir rambut biru keperakannya dengan jari beberapa kali. " ... oke."
Keluar dari kamar, Sou melangkah cepat melewati koridor yang berlokasi di salah satu lantai rumah susun lalu berbelok menuju tangga. Selagi mata fokus pada anak tangga, dering hp di saku celananya berbunyi. Merogoh kantong cepat, Sou segera mengangkat telepon dan menyapa lebih dulu. "Halo? Ada apa?"
"Wah, lihat ini. Bagaimana bisa kau bicara seperti itu padaku?"
"Apa?" Menjauhkan hp sejenak untuk melihat kontak si penelpon, Sou refleks menghentikan langkah karena kaget. "Astaga, Eve-san ternyata. Kupikir itu Reol-san."
"Sudahlah. Bagaimana keadaanmu sekarang? Kapan kau akan kembali ke kediaman?"
Mengulum senyum kecil, Sou melanjutkan langkahnya sambil menuruni tangga beton yang melingkar sampai lantai bawah. "Entahlah, aku masih betah merasakan nostalgia disini. Bagaimana dong?"
Hela napas berat terdengar dari balik telepon. "Sou, apa kau yakin dengan keputusanmu?"
"Tentu saja aku yakin," jawab Sou cepat. "Bagaimanapun, ini adalah rumahku."
Sampai di lantai dasar, Sou berhenti di depan deretan kartu pos dan menyusuri jejeran kotak lalu berhenti di depan salah satu kotak. Ia tarik keluar koran dan beberapa tumpuk surat-surat tagihan lalu menurunkan tas gendong di punggungnya. Memasukkan semua itu ke dalam tas, Sou melanjutkan jalannya dan berhenti tepat di halaman depan rumah susun lalu berbalik menatap bangunan setinggi 7 lantai itu.
Ada banyak hal yang terjadi selama 2 tahun terakhir. Salah satunya terkait dengan rumah lamanya yang berlokasi cukup jauh dari kediaman utama Harapeco Group. Singkat cerita, pada saat ayahnya mulai jatuh sakit akibat cidera parah saat bertugas, Yosa memutuskan untuk pindah rumah untuk menjauhkannya dari beberapa oknum yang masih menyimpan dendam. Setelah Yosa meninggal, rumah itu ditinggalkan dalam kondisi tercatat masih ditinggali. Hasilnya adalah, tagihan rumah itu menumpuk selama beberapa tahun.
Pemilik rusun sudah menjelaskan bahwa ia ingin melepas kontrak rumah tersebut. Namun, ia ingat jika Yosa memiliki seorang putera. Jadi, ia menunggu putera Yosa datang agar suatu saat anak itu tidak kebingungan akibat rumahnya hilang tiba-tiba. Sekian tahun berlalu, si pemilik rusun itu akhirnya berhasil menemukan alamat Sou sekarang dan menemuinya.
Sou tentu saja dengan cepat memutuskan akan pindah kerumah itu. Pun menanggung semua hutangnya sendiri. Pemuda itu dengan keras menolak semua bantuan biaya karena ia berpikir sudah sewajarnya ia berusaha melunasinya sendiri. Begitulah bagaimana sekarang Sou tinggal di tempat sederhana ini sekarang. Bagaimanapun, rumah susun ini tidak terlalu buruk. Walau bangunannya terlihat cukup tua, namun dari fasilitas sampai lingkungan sekitarnya sangatlah terawat dengan baik. Tetangga disini pun juga ramah, bahkan Sou menjadi tetangga favorit para ibu yang tinggal satu lantai dengannya. Hidup sederhana memang yang terbaik.
"Apa kau khawatir kalau aku akan jarang pergi ke kediaman?" tanya Sou, sedikit meledek.
Eve tidak langsung menjawab. Dari balik telepon terdengar deret kursi dan langkah kaki. Tampaknya kekasihnya itu sedang berada di ruang kerjanya. "Di awal bulan, kamu ada tugas kelompok. Minggu kedua, kamu ada meeting dan seminar. Lalu di minggu ketiga, kamu disibukkan dengan tugas makalah dan sejenisnya. Dan minggu ini ... kamu ada ujian, kan?"
"Aah ... hahaha ...." Sou menggaruk pipinya canggung. Tampaknya ia memang belum pernah lagi pergi ke kediaman untuk sekedar mengunjungi Eve di waktu senggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Thief || SakaUra [ END ]
Conto♦️Utaite Fanfiction♦️ The Last of Mine Series Usai mendapatkan kertas bersimbol unik, Sou memutuskan untuk menyelidiki hal ini diam-diam seorang diri. Lama tak mendapatkan petunjuk, Sou menunda pencarian dan fokus untuk menjalani keseharian barunya...