12 As Solid As Steel

64 7 29
                                    

"Wah~ lihat ini, siapa yang datang bersama-sama?" ledek Luz begitu Eve dan Sou masuk ke ruang besar bersama. Apalagi Sou tidak memakai seragam bertugas seperti biasanya, tetapi mengenakan hoodie biru keabuan dan celana hitam selutut. Reol yang berdiri siaga di belakang Halyosy memutar mata dan menahan senyumnya melebar. Menjadi alasan untuk Sou menundukkan wajah karena menahan malu.


"Fokus saja dengan dirimu sendiri, Luz." Balas Eve tajam, "Sou, kenapa kamu kesana?"


"Eh—" Sou yang otomatis mengambil tempat untuk berdiri di belakang sofa Eve terdiam saat pria almond itu menarik tangannya untuk duduk di samping si Tuan Muda. Alhasil, semua orang mendadak menahan senyum sehingga membuat Sou makin salah tingkah.


"Baiklah, maaf. Jangan menarikku," pinta Sou gelisah sambil melepaskan tangannya dari Eve.


Eve yang bersikap lebih tenang segera mengambil laptop di atas meja dan memangkunya. "Omong-omong, ada pesan dari Soraru?"


Luz yang duduk di seberang sofa dan memangku Megumi mengeluarkan hp dari saku celana. "Dia hanya mengirim pesan kalau ia masih butuh waktu untuk menenangkan Mafu."


"Astaga, separah itu?" Eve mengangkat satu alisnya heran.


"Yah, aku juga tidak mengerti detailnya. Dan sepertinya ini juga pertama kali Soraru-san melihat Mafu-kun sekacau ini." Luz menunduk sedih.


"Baiklah, aku akan mengambil alih. Bagaimana dengan situasi para Ketua?" tanya Eve sembari beralih pada Halyosy yang datang dengan nampan berisi beberapa piring kudapan dan cangkir teh di depannya. "Kurasa mereka akan baik-baik saja di kantor utama."


"Jangan khawatir, Tuan Muda. Mereka ada dalam kondisi aman. Tuan Besar berpesan pada anda untuk tidak keluar selangkah pun dari kediaman ini," ujar Halyosy.


"Tentu saja, kecuali jika ada sebuah alasan." Eve mengulurkan tangan dan mengambil piring kudapan, lantas memberikannya pada Sou yang terkejut dan tersipu karena merasa ketahuan memandangi kue sejak tadi. "Aku takkan bergerak selangkah pun dari sini."


Halyosy tertawa tipis. "Itu jawaban yang menenangkan, Tuan Muda."


Megumi yang sejak tadi hanya diam memeluk bonekanya, mendongak tiba-tiba kearah Luz. "Paman, mama cama papa machi di kamay?"


"Eh? Aah ... mungkin? Sepertinya mereka kelelahan. Apa Gumi-chan mau ketemu mereka?" tanya Luz sambil senyum kikuk.


"Gak, ah. Papa nyebelin kalau lagi cama mama!" balas si kecil spontan, yang mana membuat beberapa orang di ruangan itu jadi kikuk untuk suatu alasan.


Menatap boneka beruang sejenak, Megumi mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya ia memeluk bonekanya erat. "Gumi bochan, tau~! Main yuk~!"


"Boleh, boleh! Gumi mau main apa?" tanya Luz.


"Paman bica chuyap?"


Pertanyaan sederhana itu membuat semua orang tersentak kaget. Reaksi yang jelas tidak dipahami oleh si kecil yang malah menambahkan penjelasan. "Itu, lho! Yang bica tebangin buyung dayi tangan kayak om meyah!"

My Precious Thief  ||  SakaUra [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang