18 Ghost From The Past

51 7 42
                                    

Memastikan lokasi dengan gambar dalam peta, Eve mengedarkan pandangan dengan wajah kusut. "Apa ... benar disini?"


"Kurasa memang disini." Ikut mengedarkan pandangan, Soraru mencoba mencari sesuatu yang berhubungan dengan empat semanggi.


Berbanding terbalik dengan keduanya, Luz yang sejak tadi diam dan tidak banyak bicara mengepalkan kedua tangan dan terlihat cukup gelisah. Seolah pria itu sedang melawan gejolak emosi yang tiba-tiba menyeruak dalam benaknya. Teringat kembali akan foto yang dia lihat dalam hp, Luz menatap dua rekannya bergantian dengan perasaan yang semakin kacau karena bisa jadi foto itu termasuk salah satu poin penting yang dapat memudahkan mereka mencari petunjuk tersembunyi. Hanya saja, isi foto itu bukanlah sesuatu yang bisa dia tunjukkan begitu saja, kan?


Karena di foto itu ada ayahnya dan seorang wanita. Bukan ibunya.


Amarah dan kebingungan yang bercampur dalam hati membuatnya kesulitan berpikir jernih. Dia tidak ingin menunjukkan foto berbau skandal begitu pada rekan-rekannya, tapi jika di foto itu ada petunjuk untuk perburuan ini mau tak mau Luz harus memberikannya, kan?


Aku ingin tanya ibu. Tapi ...


"Luz, apa kau melihat sesuatu?" tanya Eve.


"Apa? tidak." Melempar pandangannya, Luz menatap lurus kearah jalan raya. "Aku hanya melihat Reol-san Sekihan-san sedang naik motor kemari."


"Begitu, ya. hanya Reol— hm? apa katamu?"


"Eh?"


Menepi dengan cepat, Reol memarkir motornya tepat di depan mereka. Melompat turun bersamaan dari motor, Reol menarik kasar tangan Eve disusul kemudian Soraru dan Luz didorong buru-buru oleh Sekihan yang mengekor masuk ke dalam cafe yang sedang tutup dan tampaknya juga tidak ada siapapun di dalam. Mengarahkan tiga Tuan Muda itu untuk duduk di salah satu meja, Sekihan mengawasi pintu lalu Reol bersimpuh di dekat Eve.

"Maaf atas situasi yang tiba-tiba ini, tapi saya ingin anda semua mendengarkan informasi terbaru yang saya dapatkan belum lama ini," pinta Reol.


Melihat pada Tuan Muda menantikan dengan was-was, Reol menarik napas sejenak. "Pertama, Mr. Fixer melaporkan bahwa rekan Red Parade terlihat di kota ini. Setelah kami memeriksa CCTV, orang itu sempat mendatangi anda bertiga di dekat penyebrangan jalan."


"Di tempat penyebrangan itu ...?" Luz mengernyitkan dahinya.


"Madotsuki!?" Eve dan Soraru menyebut kompak.


"Dugaan itu juga sudah diperkuat oleh kesaksian para agen yang sempat mengejar tempo hari saat penculikan Tuan Besar Labyrinth, Rahwia-san," tambah Sekihan.


Reol mengangguk kemudian melempar tanya. "Apa kalian sudah menemukan petunjuk terakhir?"


"Belum sama sekali." Soraru menggelengkan kepalanya.


"Atau mungkin memang ini tantangan terakhirnya," ujar Eve tiba-tiba, "lagipula 4 semanggi memiliki arti keberuntungan."


"Itu—!!" Pekik Luz.


"Jadi begitu, ya." Soraru beranjak dari kursi seraya menarik keluar wakizashinya. "Jika kita beruntung dapat menghadapi tantangan terakhir, yaitu rekan Red Parade, kita bisa mendapatkan petunjuk terakhir."


"Lalu, kita harus bagaimana sekarang? Menunggu?" tanya Luz.


Berpikir sejenak, Eve mengepalkan tangannya di atas meja kemudian beranjak dari duduknya. "Bukankah kita datang ke kota ini untuk melawan?"

My Precious Thief  ||  SakaUra [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang