Setelah keluar dari ghetto, Sou menceritakan apa yang sudah ia dengar dari Soraru pada Mafu selama di perjalanan menuju rumah Luz. Saat memberikan kartu pesan Red Parade, Sou sedikit terkejut karena tidak melihat reaksi apapun dari Mafu yang ia pikir akan mulai mengumpat. Tetapi saat kedua manik biru cerah itu menangkap jemari yang memegang kartu pesan gemetaran, barulah Sou mengerti apa yang tengah terjadi dibalik topeng shiro hannya itu.
Dan benar saja. Begitu mereka sampai di halaman sebuah villa sederhana setinggi dua lantai yang berada tepat di tengah hutan, Sou hanya memerhatikan Mafu yang tergesa-gesa keluar dari mobil dan berlari cepat menuju villa seperti orang gila. Bagaimanapun tampaknya Mafu adalah orang yang paling perlu ditenangkan mentalnya secara penuh. Maka Sou menutup pintu belakang mobil, lantas menatap jalan utama di belakang.
"Apa kamu mau berjaga juga?" Tanya Reol penuh antisipasi dari jendela mobil.
Sou membalas dengan senyum simpul lantas berjalan ke belakang mobil dan membuka bagasi. Tanpa mengucapkan sepatah katapun Sou membungkuk pamit setelah menyampir tas sniper ke bahu dan pergi begitu saja meninggalkan halaman kediaman Luz. Yang mana membuat Reol menghela napas panjang dan kehabisan kata-kata untuk menyuruh juniornya itu beristirahat barang sejenak.
Selama di perjalanan Sou memandangi hijaunya pohon demi pohon rindang yang telah menjadi pengganti langit di hutan ini. Ia pernah dengar tentang efek warna hijau untuk psikologis seseorang dan tampaknya itu benar. Tanpa sadar Sou sudah menghentikan langkahnya dan memejamkan mata. Dalam hitungan detik ia tenggelam dalam kenyamanan angin yang berhembus dan paduan dari harmoni gemerisik dedaunan. Kembali membuka matanya, Sou yang kini rileks menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan lewat mulut. Meski hanya sesaat, segini saja sudah cukup untuk Sou menyembuhkan jiwa dan mentalnya yang akhir-akhir ini semakin lelah. Memang tidak ada salahnya untuk meringankan beban dengan bercerita tapi itu bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan saat ini.
Lagipula Sou adalah seorang bawahan. Mana mungkin dia malah berkeluh kesah dengan Reol dan yang lain, apalagi pada Eve yang termasuk sebagai atasannya juga. Memiliki hubungan bukan berarti Sou bebas dari profesionalitas.
Menemukan pohon yang di rasa tepat untuk berjaga, Sou memanjat pohon tersebut dan sampai di ketinggian 8 meter dengan aman. Duduk bersandar di salah satu dahan, Sou mulai membersihkan satu per satu alat perlengkapan sniper sekaligus mengecek dan memastikan semuanya bersih dan tidak ada kerusakan. Selesai merakit, Sou memasukkan amunisi dan mengecek scope dengan mencoba membidik sebuah ranting. Selesai dengan pengecekan, Sou menghela napas pelan dan meluruskan kedua kakinya. Duduk memangku senjata berat itu dan mulai memantau sekitarnya.
Kuuuk—
"Eh—"
Sou terkejut oleh sesuatu yang mendarat dan mencengkram kepalanya, untuk kemudian ia tangkap dengan cepat dan membelalak kaget. "Eh, ini ... "
Bagaimana mungkin Sou tidak kaget dengan kedatangan seekor burung hantu yang tiba-tiba mendarat di atas kepalanya. Belum lagi dari ciri-cirinya ini adalah burung hantu Eostrix yang seharusnya sudah masuk kategori hampir punah. Belum selesai rasa terkejutnya, Sou tersentak saat menyadari adanya cairan basah yang meresap di sarung tangannya dan menemukan adanya luka yang membentang di balik sayap burung hantu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Thief || SakaUra [ END ]
Historia Corta♦️Utaite Fanfiction♦️ The Last of Mine Series Usai mendapatkan kertas bersimbol unik, Sou memutuskan untuk menyelidiki hal ini diam-diam seorang diri. Lama tak mendapatkan petunjuk, Sou menunda pencarian dan fokus untuk menjalani keseharian barunya...