“Jadi ... ini memang sebuah peta.” Halyosy mengusap dagunya.
“Terlebih, ini adalah peta seluruh kota.” Reol menambahi.
Setelah menyusun 50 lembar kartu, mereka mendapatkan denah peta kota yang amat familiar terutama untuk Soraru. Semua orang mengernyit dalam termasuk Soraru yang sedikit pucat di kursinya. Bagaimanapun, peta yang tergambar di kartu itu adalah kota dimana kediaman utama keluarga Liel berada. Untungnya jarak kota itu tidak begitu jauh. Hanya saja hampir semua orang di dalam ruangan ini tidak terlalu familiar dengan jalanan sekitar kota itu. Hal ini cukup membuat semua orang merasa kesulitan karena gambar peta yang berhasil disusun ternyata tidak sempurna. Lebih tepatnya, ada titik jalan dan lokasi yang sengaja dikosongkan dan tidak di gambar.
“Mau tidak mau kita memang harus kesana, kan?” ujar Reol.
“Lebih tepatnya para Tuan Muda, benar?” Sekihan mengerutkan dahinya. “Kita sudah memerintahkan beberapa agen untuk menuju lokasi yang rumpang dalam gambar, tapi mereka semua kembali dengan luka parah.”
“Dan mereka juga membawa pulang sebuah kartu.” Halyosy yang menjadi pemimpin rapat mengganti slide layar presentasi yang menampilkan selembar foto kartu bertanda tangan Red Parade.
Game ini bukan untukmu. Red Parade.
“Tapi bukankah tidak ada jaminan kalau para Tuan Muda tidak akan terluka saat kesana?” tanya Akatin ragu.
“Karena itulah aku dan Sou juga akan ikut serta,” sela Mafu, “bagaimanapun aku punya banyak pertanyaan untuknya.”
Sou melempar tatap sendu sebelum tiba-tiba mengangkat tangannya. “Bagaimana kalau Mafu-kun yang jalan bersama dengan para Tuan Muda dan aku mengikuti dari belakang?”
“Apa kamu punya suatu rencana?” Halyosy bertanya memastikan.
Sou mengulum senyum tipis. “Itu bukan sesuatu yang berbahaya, kok.”
“Sou, prioritasmu adalah menjaga para Tuan Muda dari dekat. Bukankah tugas itu lebih tepat kalau diberikan pada Mafu?” Reol di kursinya tampak tidak setuju.
“Itu juga tidak salah. Tapi ada sesuatu yang ingin kucoba.”
Eve melayangkan peringatan dengan tatap tegas. “Sou, jangan macam-macam!”
“Aku akan baik-baik saja, kok. Kalian terlalu khawatir.”
“Lalu apa rencanamu? Jika itu bukan hal yang berbahaya, kamu bisa memberitahu kami, kan?” Pinta Soraru.
Bangun dari kursinya, Sou merapatkan kursi ke meja kemudian melebarkan senyum. “Aku mau belajar sulap.”
Semua orang membelalakkan matanya shock. “ ... huh?”
Merogoh kantongnya, Sou mengeluarkan hp berniat untuk mengecek jam. Namun pria itu dibuat tertegun oleh panggilan masuk yang muncul di layar hpnya.
“Aah! Pas sekali! Saya pamit duluan, ya, semuanya!”
Sou berlari menuju pintu dan keluar meninggalkan semua orang dalam kebingungan. Eve yang tampaknya sedikit terguncang karena tidak tahu apapun berniat untuk menyusul Sou. Tetapi Mafu yang mencengkram pergelangan tangannya menghentikan Tuan Muda itu beranjak dari kursi.
“Apa-apaan kau?” Eve menatap nyalang.
“Dia hanya ke tempat Sakatan. Mengapa kau begitu?” Mafu menaikkan satu alisnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Thief || SakaUra [ END ]
Historia Corta♦️Utaite Fanfiction♦️ The Last of Mine Series Usai mendapatkan kertas bersimbol unik, Sou memutuskan untuk menyelidiki hal ini diam-diam seorang diri. Lama tak mendapatkan petunjuk, Sou menunda pencarian dan fokus untuk menjalani keseharian barunya...