26 Red Parade's Hope

42 6 18
                                    

Suara derap langkah bergema di sepanjang koridor beton yang dingin dan lembap. Dinding-dinding kelabu seolah menelan setiap bisikan dan desah napas yang terengah. Eve memimpin di depan, wajahnya tegang mencerminkan kecemasan yang menyelimuti hatinya. Di belakangnya, Soraru berlari dengan ekspresi gelisah, sesekali menoleh ke arah Luz yang mendorong kursi roda Rahwia dengan tangan gemetar.

Sesampainya di depan ruang interogasi, pemandangan yang menyambut mereka membuat hati mereka mencelos. Sou berdiri mematung, kedua tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Wajahnya pucat pasi, matanya merah dan sembab, menyiratkan pergulatan batin yang hebat. Di sampingnya, Mafu bersandar lemah ke dinding, kepalanya tertunduk dalam-dalam, seolah beban dunia ada di pundaknya. Aura kekecewaan yang mendalam menyelimuti keduanya, begitu pekat hingga terasa mencekik.

Eve perlahan menghampiri Sou, tangannya terulur ragu-ragu sebelum akhirnya merangkul bahu kekasihnya itu dengan lembut. Ia bisa merasakan tubuh Sou yang gemetar, menahan badai emosi yang siap meledak. Soraru melakukan hal yang sama pada Mafu, namun tersentak kaget saat matanya menangkap sosok yang berada di dalam ruang interogasi.

"... Sakata," Soraru melirih, suaranya nyaris tercekat oleh keterkejutan dan ketidakpercayaan.

Di dalam ruangan, Sakata duduk dengan tenang di kursi interogasi, dikawal oleh empat agen bersenjata yang berdiri tegap di setiap sudut. Wajahnya tampak tenang, nyaris tanpa ekspresi, kontras tajam dengan kekacauan emosi yang terpancar dari orang-orang di sekelilingnya. Namun, jika diperhatikan lebih seksama, ada kilatan emosi yang sulit diartikan di matanya - sebuah campuran antara kesedihan dan kelelahan

Di hadapannya, Halyosy menunjukkan campuran emosi yang kompleks. Matanya menyiratkan pergulatan batin, seolah mencoba memahami situasi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bahkan saat dia mengetahui identitas asli Mafu, dia tidak pernah merasa seterpukul ini.

"Aku benar-benar tidak ingin memercayai ini," bisik Eve, suaranya bergetar hebat, mencerminkan gejolak emosi yang berkecamuk di dadanya. Matanya tak lepas dari sosok Sakata, mencoba mencari jawaban dari enigma yang kini ada di hadapan mereka. "Jadi alasan kita selalu kesulitan karena kita secara tidak langsung memberitahunya? Seberapa banyak kita dibodohi olehnya?"

Luz menatap nanar ke arah ruang interogasi, tangannya menggenggam erat pegangan kursi roda ibunya hingga buku-buku jarinya memutih. Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Rahwia, yang kini bisa melihat wajah Red Parade dengan lebih jelas. Memerhatikan surai merah dan mata sewarna yang cemerlang itu membuat Rahwia tidak bisa menahan tangis, kemiripan yang Sakata miliki mengingatkannya pada Red Butterfly, Akira Chika. Kenangan dan penyesalan membanjiri hatinya, membuatnya terisak pelan.

Sakata yang kebetulan menoleh ke arah jendela, tertegun sejenak saat pandangan mereka bertemu. Sekilas, ada kilatan emosi yang sulit diartikan di matanya. Sou sempat menebak-nebak apakah itu mata yang dipenuhi kesedihan? Ataukah dendam? Bisa jadi amarah? Namun, tatapan Sakata terlalu teduh untuk seseorang yang membawa begitu banyak dendam dalam hatinya. Sou bisa merasakan ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang belum mereka pahami sepenuhnya.

Menghela napas berat, Sakata tiba-tiba menjentikkan jarinya. Suara 'klik' pelan terdengar, dan borgol yang terpasang di tangannya lepas begitu saja, jatuh ke lantai dengan bunyi dentingan logam yang memecah keheningan. Keempat agen penjaga langsung menegangkan tubuh mereka, tangan bersiap di gagang senjata, kewaspadaan terpancar jelas dari sikap mereka. Namun, alih-alih mencoba melarikan diri, Sakata hanya melepas topinya dan meletakkannya di atas meja dengan gerakan santai. Ia juga menyampirkan jubah panjangnya yang berwarna hitam legam di sandaran kursi, seolah-olah sedang bersiap untuk sebuah perbincangan santai di kafe, bukannya interogasi di markas musuh. Tindakannya ini membuat semua orang di ruangan itu semakin tegang, bingung akan maksud dari perilakunya yang tak terduga.

My Precious Thief  ||  SakaUra [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang