Eve hanya bisa terbaring tak berdaya menyaksikan dua sosok yang saling berhadapan di hadapannya. Ia ingin berteriak, ingin bertanya, namun rasa sakit yang mendera tubuhnya membuatnya tak mampu mengeluarkan suara sedikitpun.
Eve masih ingat dengan jelas kenangan kelam dimana saat dia dan Sou akan menyambut awal tahun bersekolah di SMP. Saat itu ibu Sou yang cantik dan baik hati itu dikatakan memiliki penyakit kronis yang membuat kondisinya semakin rapuh setelah mengalami kecelakaan saat bertugas. Saat itu dia juga menangis bersama Sou dan menggenggam tangan wanita lembut itu dengan erat. Bagaimana bisa Park Sia kembali dengan kondisi sehat seperti ini? Apakah ada sesuatu lagi yang terjadi di belakangnya?
Tapi ... kenapa baru sekarang beliau datang ...? Apa beliau sudah tahu tentang Yosa-san? Batin Eve penuh kekhawatiran.
"Jadi, Park Sia," Madotsuki memecah keheningan, suaranya serak dan penuh ancaman. "Kau masih hidup rupanya. Aku harus mengakui, kau memang selalu penuh kejutan."
Park Sia tidak menjawab. Matanya yang tajam terfokus pada setiap gerakan Madotsuki, menganalisis, mencari celah.
Madotsuki melanjutkan, "Kau tahu, setelah semua yang terjadi, aku pikir kita bisa menyelesaikan ini dengan cara yang lebih... beradab."
"Kau kehilangan hak untuk berbicara tentang 'beradab' sejak dulu," akhirnya Park Sia angkat bicara, suaranya dingin dan tajam.
Madotsuki tertawa, suaranya bergema di antara rumah-rumah kosong. "Ah, masih dendam rupanya. Tidakkah kau belajar untuk melepaskan masa lalu, Sia?"
"Beberapa hal tidak bisa dilepaskan begitu saja," balas Park Sia. "kamu selalu membuat suamiku pulang larut."
Madotsuki menyeringai. "Benar-benar omong kosong."
Aku bahkan tak tahu kamu membahas apa, sialan, batin Sou. Meski ini sedikit mengejutkan karena rekan Red Parade benar-benar mengenali ibunya, mungkin mereka memang pernah bertemu di suatu tempat sebelumnya.
Tanpa peringatan, Madotsuki menerjang maju dengan kecepatan yang mengejutkan untuk ukuran pria seusianya. Ia yakin bahwa gerakan Park Sia akan terhambat oleh sniper besar yang dipegangnya. Berkat refleks yang cepat, Park Sia berhasil menghindar pada detik-detik terakhir. Ia memutar tubuhnya, menggunakan momentum untuk mengayunkan senapan snipernya seperti tongkat pemukul.
BANG!
Suara benturan logam memenuhi udara saat pistol Madotsuki beradu dengan senjata Park Sia. Percikan api kecil tercipta dari gesekan dua logam tersebut.
Madotsuki melompat mundur, seringai lebar menghiasi wajahnya. "Masih lincah seperti dulu, eh?"
Park Sia tidak menanggapi. Ia mengambil posisi bertahan, senapan siap di tangan.
Madotsuki kembali menyerang, kali ini mengganti senjata dengan sepasang bayonet dan kembali menyerang dengan serangkaian tusukan cepat yang nyaris tak terlihat mata. Park Sia menangkis setiap serangan dengan senapannya yang menjadi tameng sekaligus alat pukul dadakan.
TRANG! TRANG! TRANG!
Suara logam beradu terus bergema, memecah kesunyian kawasan perumahan yang terbengkalai. Burung-burung gagak beterbangan dari sarang mereka, terkejut oleh keributan yang tiba-tiba.
Park Sia berhasil menangkis serangan terakhir Madotsuki dengan keras, membuat pria itu terdorong mundur beberapa langkah. Memanfaatkan kesempatan ini, Park Sia mengambil jarak dan membidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Thief || SakaUra [ END ]
Truyện Ngắn♦️Utaite Fanfiction♦️ The Last of Mine Series Usai mendapatkan kertas bersimbol unik, Sou memutuskan untuk menyelidiki hal ini diam-diam seorang diri. Lama tak mendapatkan petunjuk, Sou menunda pencarian dan fokus untuk menjalani keseharian barunya...