Setibanya di kelab sudah ada valet yang menunggu setelah memberikan kunci mobil seseorang berpakaian serba hitam menghampiri kami di depan pintu masuk.
"Mari ikuti saya," aku dan Kinara saling menatap dengan tatapan tidak mengerti tapi akhirnya kami mengikuti langkah pria itu.
Ketika masuk ke dalam suasana riuh menyambut kami, ini adalah malam minggu sudah jelas banyak muda mudi yang menghabiskan waktu di tempat seperti ini.
Dance floor nampak penuh tapi pria itu mengarahkan kami ke bagian atas, sesampainya di lantai dua kami melihat deretan meja dan kursi di bagian selasar dan juga bar yang nampak penuh.
Kulingkarkan lenganku di lengan Kinara ketika beberapa pria setengah baya menatap kami dengan penuh minat.
"Anjiir lah tuh deretan gadun mukanya kek panci gosong semua masih aja jelalatan di sini," dumal Kinara.
"Takut Kinkin," cicitku "duuuh emang anak ayam beneran lo," kupercepat langkahku membuat tubuh Kinara juga tertarik karena aku masih menggandeng tangannya.
"Pelan-pelan aja, nggak akan ada yang berani nyentuh lo selama lo nggak nyapa mereka duluan, kelab elite begini ada tata kramanya, kecuali lo gabung di dance floor sana,"
"Tetep aja takut, mereka serem jadi keinget muka-muka debt collector di tivi," Kinara terkekeh "si bloon ada aja yang dibayangin,"
"Silahkan masuk nona," langkah kami mendadak berhenti ketika pria di depan kami berhenti di sebuah pintu berwarna hitam, di sini terlihat lorong yang penuh dengan pintu, sepertinya ini adalah deretan ruang untuk customer VIP.
Dengan sigap dia membuka pintu dan mempersilahkan kami masuk, begitu kami melangkah masuk pintu ditutup kembali.
Di depan kami sekarang terlihat area luas dengan sofa berbentuk U dengan layar besar.
Sedangkan di bagian sudut-sudut ruangan dipenuhi dekorasi ala barat. Sepertinya bagian ini digunakan untuk karaoke.
Namun bagian ini sepi sedangkan di sebelahnya terdengar musik yang cukup kencang di sana.
"Itu tempat apa Kin?" Kami tidak bisa melihat apa yang ada di sebelah karena terhalang dinding pembatas.
"Entah Qai, soalnya setahu gue modelan ruang VIP tuh ya begini aja nggak ada ruangan lain, coba kita lihat,"
Kami melangkah bersama menuju ruangan di sebelah. Ketika sampai betapa terkejutnya kami melihat orang-orang yang sedang asik bermain judi ditemani wanita seksi di sebelahnya.
"Oooh lihat siapa yang datang, betapa cantiknya gadis-gadis pak dewan ini, ayo kemari sayang,"
Tubuhku terasa kaku, kami salah masuk ruangan "ka-kami salah ruangan permisi," Kinara dengan cepat menarik tubuhku untuk berbalik dan segera pergi dari sini namun pintu ruangan ini terkunci.
"Jangan malu-malu begitu sayang, ayo temani daddy di sini," Kinara berusaha membuka pintu tapi tidak bisa, sepertinya pintu ini dikunci dari luar.
Karena takut melihat dua orang laki-laki yang berjalan menghampiri kami tanganku terulur dan menggedor pintu yang rupanya terbuat dari besi ini.
"Bukaaaa, bukaaaa," aku yang histeris membuat Kinara juga histeris dan ikut menggedor pintu.
"Cantiiiik, ayo sinii, jangan takut sayang, bukankah kita sudah sepakat dengan harganya kemarin? Ayo sayang, temani daddy,"
"Aaaaaa," aku berteriak ketika ada yang menyentuh pinggangku dengan sekuat tenaga aku mendorong pria bertubuh besar di belakangku dengan kuat.
"Jangan sentuh gue, gue bukan pelacur," aku dan Kinara tersudut di pintu, sedangkan dua orang pria ini tidak mau menyingkir juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding The Happiness
ChickLitSelain orang tua, yang kumiliki adalah dia. Tidak ada yang bisa mengerti diriku sebaik dia. Tidak ada yang bisa melindungiku sebaik dia. Tidak ada yang bisa menyayangiku sebaik dia. Dia, dia dan hanya dia Lamanya kebersamaan kami membuat rasa sayang...