Bagian 24

96 14 0
                                    

Ellana

"Lo beneran nggak marah sama gue?" Aku berdecak kesal mendengar pertanyaan konyol yang dilontarkan Qai untuk yang kesekian kalinya.

"Lo tuh sebenernya beneran polos atau bego atau bloon sih?" Kudorong-dorong dahinya dengan jari telunjukku membuat dia memberengut.

"Ya gue ngerasanya nggak enak Na, udah dipeluk digendong pula sama Ardhan, sementara lo aja nggak pernah digituin sama dia," aku menahan tawa mendengar ucapannya, dia tidak tahu saja apa yang sudah pernah kulakukan bersama Ardhan.

"Case kalian itu karena ketidak sengajaan jadi yaudah nggak ada masalah, lagian gue bukan tuh bocil yang apa aja dijadiin bahan cemburu,"

Kepala Qai mengangguk-angguk kecil dengan mimik wajahnya yang polos membuatku gemas dengan gadis ini dan akhirnya kucubit pipinya membuat dia mengadu.

"Akhhh sakit Naaaaaaa," dia memukul lenganku dengan sadis "abisnya bloon lo udah hopeless banget Qai, gemes gue,"

"Permisi nona Qai, untuk makan siang mau makan dimana? Atau ingin disiapkan di sini?" Seorang bodyguard menghampiri kami yang masih asyik berbincang di tepi kolam renang.

"Kalo keluar nggak apa-apa kan ya?" Aku benar-benar sudah tidak tahan dengan gadis ini jadi tanganku tergerak begitu saja ingin menggeplak kepalanya namun ternyata tanganku kalah cepat dari tangan bodyguard itu.

Hingga pukulanku tidak mengenai kepala Qai malah mengenai tangan sang bodyguard.

"Maaf nona, tolong jangan pakai kekerasan terhadap nona Qai, sedikit saja nona Qai terluka semua bodyguard disini akan menanggung akibatnya,"

Qai langsung berdiri "nggak apa-apa Don, kita bercandanya emang begini," Qai nampak panik melihat gerakan refleks sang bodyguard yang melindunginya.

"Keselamatan anda adalah prioritas kami," aku tertegun mendegarnya, dibalik para bodyguard ini ada sosok Sagara Bimasena CEO GG Group yang selalu memastikan jika Qai baik-baik saja tidak kurang apapun dan yang paling penting dia selalu memastikan bahwa Qai masih bisa menjalani hidupnya dengan baik.

"Tapi nggak gini juga Don, nanti saya dicap songong sama dia terus di ceng in melulu," Qai berkeluh kepada sang bodyguard namun laki-laki itu tetap tak bergeming.

"Kalo lo yang kasih perintah ya nggak akan didengerin dong Qai, kalo Gara tuh yang kasih perintah baru didengerin," Qai menghela napas berat.

Aku bangkit kemudian kusandang sling bagku "udah yuk, makan siang aja, nggak usah gedein masalah sepele begini, gue lagi pengen claypot rice nih,"

"Keluar dari apartemen?" Wajah Qai mendadak nampak ragu "ya ampun Qai, gue tanya sama lo, sekarang kita itu dimana?"

"Di Hongkong,"

"Nah, tau kan lo kalo kita sekarang ini ada di Hongkong bukan di Jakarta, jadi nggak mungkin lah lo jadi sorotan di sini, gitu aja pake mikir, bloon lo emang udah hopeless less less, ya ampun Qaiii, lo lemot begini aja Gara bisa naksir bertahun-tahun sama lo, jadi heran deh gue,"

"Namanya juga orang takut Na, ya wajar aja dong, kapan hari itu gue mimpi dicap pelakor sama orang-orang sampai pas bangun gue langsung nangis-nangis ke Bii," aku berdecak kesal mendengarnya.

"Video cctv butik gue udah viral dimana-mana, kalo ada yang masih ngotot ngatain lo pelakor emang mau dikandangin, bahkan tuh bocil aja sampai release permintaan maaf secara resmi di chanel youtubenya, tapi gue rasa si Gara nggak akan maafin dia dengan semudah itu sih,"

"Apa lagi waktu di rumah sakit dia nunjuk-nunjuk gue pake jari tengah dan ngatain gue, mau gue sujud di depan Bii pun, dia nggak akan maafin Anne,"

Bibirku menipis jengah mendengar ucapan Qai "apa? Lo sujud buat Anne? Ngapain pula Qai? Bagus gitu dia dimasukin kandang siapa tahu nanti gue yang jadi nyonya Prambudi,"

Finding The HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang