"Take down semua berita itu sekarang!" Suara Gara yang membentak membuatku terhenyak, sebenarnya apa yang sudah terjadi hingga dia murka seperti itu?
Maka kubuka ponselku dan kucari tahu apa yang sedang terjadi di dunia maya hingga emosinya tersulut.
Aku melangkah menjauhi ruang kerja Gara dan kembali ke dalam kamar. Kulihat-lihat semua konten yang viral dan akhirnya aku menemukan sebuah berita media online yang mungkin menjadi alasan kemarahan Gara.
Nona 'Q' korban pencemaran nama baik Selebgram Anne Sanjaya merupakan calon nyonya GG Group!
Nona 'Q' disinyalir akan menjadi nyonya GG Group setelah beredar beberapa foto dan video mesra dirinya bersama Sagara Bimasena CEO GG Group yang tersebar luas di jagad maya.
Keduanya tengah berada di Shanghai, salah satu kota di negeri tirai bambu, berbagai potret dan video diabadikan ketika dua sejoli ini sedang asyik berlibur.
Bahkan di salah satu video yang diunggah akun @xilauxmen menunjukkan keduanya tengah berciuman.
Sontak kabar gosip yang beredar tentang kedekatan Sagara Bimasena dengan aktris ternama Maharani Kumalapun terbantahkan seketika.
Belum lama ini gosip kedekatan diantara Sagara Bimasena dan Maharani Kumala mencuat ketika keduanya hadir bersama di event penggalangan dana yang dilakukan GG Foundation.
Turun dari mobil yang sama hingga memasuki ballroom event bersama membuat gosip kedekatan keduanya berhembus semakin kencang.
Namun kini semua itu terbantahkan dengan foto dan cuplikan video mesra sang CEO bersama dengan nona 'Q'
Aku menscroll berita tersebut hingga kebagian komentar para netizen
@deni234 : horeeeee, gak jadi patah hati nasional!!!! Semoga langgeng yaaa
@yuni_tha : cantikan si Maharani kemana-mana, cewek ini keliatan banget kampungan dari bajunya, kok mau sih Sagara sama dia?
@heilin.na : pantes aja sih waktu difitnah sama Anne langsung gercep lapor polisi, taunya calon nyonyah
@bayu76Aji : yang kemarin women support women berubah jadi pada nyinyir, tiati jarinya, lakiknya orang berkuasa gaeees
@Ayu_tia : mending gue gak sih yang jadi bininya? Tentengan gue aja masih Dior, atau jangan-jangan cewek ini cuma ani-ani? Hahahahaha
@Jessi.G : spill username IG nya plisssh, kok kayaknya masih cakepan gua kemana-mana hahahahaha
@Diana.yusvuu : cinderella????? Iri banget sama kisah orang-orang yang begini
@Fer.di009 : ada yang salah sama embaknya? Orang mas CEO nya yang mau kenapa yang dihujat embaknya? Kalo dilaporkan kayak penggemar sebelah baru tau rasa lu semua
@Saras_sya : gini amat selera CEO, udah ganteng, tajir, sukses tapi sayang banget sukanya cewek modelan begini, mending Maharani sih kalo menurut gue, bibit, bebet, bobotnya jelas.
@Diana.RW : yang nyinyir pasti fans sebelah, wkwkwkwk nggak idola nggak junjungannya emang bedebah semua
Pantas saja Gara murka, cercaan netizen kepadaku rupanya cukup pedas, tapi yang diucapkan mereka benar adanya, jika dibandingkan Maharani aku hanyalah butiran pasir.
Suara pintu terbuka disusul suara derap langkah kaki mendekat membuatku semakin menunduk untuk menyembunyikan wajahku.
"Nafisya?" Aku tak menyahut meski Gara memanggilku, lalu tiba-tiba saja pria itu berlutut dan mengambil ponselku.
Dia menghela napas kasar kemudian menggenggam tanganku "akan kupastikan mereka mendapat surat panggilan dari kepolisian besok,"
"Kenapa jadi ke mereka sih? Padahal kamu sendiri yang bikin ulah, kamu bilangnya cinta sama aku tapi kamu pergi sama perempuan lain, semobil bahkan pergi ke acara amal sama-sama,"
"Kamu marah karena itu?" Aku menatapnya dengan kesal "gimana aku nggak marah? Kamu bilangnya pergi cuma sehari, tapi ternyata sampai dua hari, tiap malam aku nggak bisa tidur loh Bii, aku kesepian, aku bingung, aku nggak tau harus gimana, tapi ternyata kamu malah senang-senang sama perempuan lain di sana," tangisku mendadak pecah.
Semenjak didiagnosa mengalami depresi suasana hatiku sering kali berubah, jika merasa ada yang membuatku merasa tidak nyaman aku selalu menangis.
Kini Gara berdiri lalu meletakkan ponselku sembarangan dan mengambil tempat duduk di sebelahku.
Dengan gerakan cepat dia memindahkan dudukku yang kini menjadi duduk menyamping di pangkuannya.
"Aku minta maaf Sya," tangan besarnya terulur mengusap wajahku yang sudah bersimbah air mata.
"Maafin aku ya sayang?" Gara mendekatkan wajahnya ke arahku hingga kini hidung kami saling bersentuhan.
"Hari pertama kamu pergi aku nggak bisa tidur, aku mau telepon kamu tapi takut ganggu kamu karena udah tengah malam, besoknya aku berharap kamu pulang tapi ternyata aku harus nunggu satu malam lagi, hari kedua tanpa kamu aku beneran nangis, aku kesepian, aku nggak punya siapa-siapa,"
Aku tergugu di hadapannya, mengingat rasa sepi yang kurasakan tempo hari begitu menyiksa.
Kedua tangan besarnya kembali menyeka air mataku lalu dia dengan sengaja menggesekkan kedua hidung kami sebelum memiringkan sedikit kepalanya dan memagut bibirku dengan lembut.
Dia memagut bibirku dengan lembut seolah-olah sedang menikmati es krim, tak hanya cukup dengan memagut dia seperti memakan habis bibirku hingga aku kehabisan napas.
Kupukul bahunya berulang kali hingga akhirnya dia memindahkan bibirnya dari bibirku, perlahan turun mengecup dagu hingga sampai ke leherku.
"Uuugggh Biiih," gerakan memukulku berubah menjadi mencengkeram ketika bibirnya yang basah mengecup kemudian menghisap leherku dengan kuat.
Aku mendongak dan memejamkan mata merasakan gelenyar aneh di tubuhku, bahkan perutku terasa geli akibat sentuhan yang begitu intim ini.
Kurapatkan kakiku merasakan sesuatu seperti luruh dari dalam tubuhku, sedangkan jemariku meremas rambutnya tatkala merasakan bibirnya yang sudah berpindah turun dari leher menuju tulang selangka lalu turun lagi sampai bagian atas dadaku.
Namun ketika tangannya menyentuh kancing ketiga blouse yang kukenakan aku segera mendorong tubuhnya menjauh.
"Kamu janjinya mau ajakin aku jalan malam ini," aku menatapnya dengan cemberut.
"Hujan saljunya masih lebat, diganti besok mau?"
"Kan ada mobil, di dalam mall juga nggak berasa dinginnya,"
"Mau beli sesuatu?"
"Mau jalan-jalan aja sambil pelukan sama kamu," Gara mengulum senyum "lebih enak pelukan disini sayang,"
"Kamu udah janji Biii," aku mulai merengek.
"Cium lagi, setelah itu kita pergi jalan,"
"Nggak ah, akal bulusnya kamu aja itu, kalo udah dicium pasti kemana-mana, aku nggak bisa ya dibohongin kamu lagi,"
Sejak merasakan perasaan bahagia karena dicintai dengan begitu besar olehnya kecupan-kecupan kecil yang sering kami lalukan kini sering merembet kemana-mana.
Jujur saja sentuhannya yang terasa begitu memujaku selalu membuatku melayang, membuatku merasa selalu diinginkan.
"Uuugggh," aku melenguh tertahan karena lidahnya begitu nakal menjilat leherku kemudian digantikan bibir basahnya yang menghisap dengan kuat membuat mataku kembali terpejam.
"Biiii, uuuggghh aku mau jalan bukan dikurung di kamar," aku merutuk sambil menahan desahan dan kupukuli bahunya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding The Happiness
ChickLitSelain orang tua, yang kumiliki adalah dia. Tidak ada yang bisa mengerti diriku sebaik dia. Tidak ada yang bisa melindungiku sebaik dia. Tidak ada yang bisa menyayangiku sebaik dia. Dia, dia dan hanya dia Lamanya kebersamaan kami membuat rasa sayang...