2

2.8K 315 34
                                    

_L&O_

Pagi telah menyapa. Saat Zeeno terbangun, istrinya sudah tidak ada di sisinya. Di kamar mandipun juga tidak ada, mungkin Chika sudah berada di bawah. Melihat jam yang terus saja berjalan, Zeeno seger bersiap untuk berangkat bekerja. Setelah memerlukan beberapa waktu untuk bersiap, Zeeno keluar kamar dan pergi untuk sarapan.

Di meja mekan ternyata benar sudah ada Chika yang sarapan sambil menyentuh-nyentuh layar ipadnya. Bekerja sambil makan sangat merepotkan. Zeeno masih bersikap lembut pada Chika meskipun semalam terjadi permasalahan kecil.

"Pagi sayang," sapa Zeeno yang hanya dibalas deheman oleh Chika. Istri Zeeno itu masih ngambek. Bibi Han langsung menyiapkan sarapan dipiring untuk Zeeno. "Makasih Bi." Setelah itu Bibi Han kembali pergi melakukan pekerjaan lainnya.

Merasakan keheningan dimeja makan membuat Zeeno merasa tak enak. Dia tak bisa berlama-lama didiami oleh Chika seperti ini. "Soal semalem, aku minta maaf. Maaf karna udah berfikiran yang tidak-tidak. Aku salah," ungkap Zeeno.

"Aku terlalu takut kehilangan kamu Chika. Aku takut kamu bosan dan pergi mencari pengganti lain."

"Zeeno, ga mungkin aku cari pengganti kamu. Kamu tau sendiri perjuangan kita untuk bisa nikah seperti apa. Aku ga akan ninggalin kamu. Jadi buang pikiran negatif kamu itu," kata Chika.

"Iya Chika. Aku minta maaf, aku salah. Aku akan buang pikiran negatif aku itu," balas Zeeno.

"Kamu percaya sama aku kan?" tanya Chika. Dia menggenggam tangan Zeeno yang menganggur.

"Aku percaya sama kamu," jawab Zeeno. Tanpa diketahui Chika, Zeeno menggigit bibir dalamnya.

"Aku harus berangkat sekarang. Ada meeting pagi," kata Chika seraya mempercepat menghabiskan sarapannya.

"Kamu lembur lagi nanti?" tanya Zeeno.

"Nggak. Aku pulang seperti jam biasa."

"Baguslah. Aku ingin mengajak kamu makan malam di rumah. Dinner kecil-kecilan? Aku akan menunjukkan bakat masakku kembali," kata Zeeno.

"Aku tak sabar mengicipi masakanmu lagi Zeeno," jawab Chika dengan wajah yang berseri.

"Sarapanku selesai. Aku berangkat." Sebelum pergi Chika mencium pipi Zeeno dan begitu juga sebaliknya.

Jika berangkat bekerja mereka jarang sekali berangkat bersama. Selain tempat kerja yang berbeda, arah untuk berangkat juga berlawanan. Jadi Chika akan berangkat menggunakan mobil miliknya, sedangkan Zeeno menaiki motor miliknya sendiri.

Zeeno menghembuskan napas berat setelah kepergian Chika. Selera makannya seperti hilang. "Rasa yang tak lagi sama memang sangat menyakitkan," monolog Zeeno.

_L&O_

Zeeno dengan motornya berhenti diparkiran khusus pegawai cafe. Zeeno melepaskan helm, kemudian melepas jaket yang dia kenakan. Sebuah motor yang lain berhenti tepat di sebelah motor Zeeno. Itu adalah teman Zeeno, Dito namanya.

"Hai Zee," sapa Dito sembari mematikan mesin motornya.

"Hai. Baru sampai juga," balas Zeeno.

Luka dan Obatnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang