_L&O_
Blam~
Pintu mobil tertutup setelah Chika keluar dari dalam mobil. Tubuh Chika dipapah oleh Mamanya, sedangkan Zeeno membawakan tas berisi barang Chika yang dibawa saat berada di rumah sakit. Hari ini Chika sudah diperbolehkan untuk pulang. Tanpa pikir panjang Chika langsung meminta untuk pulang. Dia sudah tak tahan lagi berada di rumah sakit dan harus mencium bau obat-obatan. Lebih baik dia istirahat di rumah saja.
Mereka disambut oleh Bibi Han. Chika memilih untuk berada di ruang tengah dulu ditemani Mamanya. Sementara Zeeno menyimpan barang Chika di kamar dan beberapa baju kotor meminta tolong pada Bibi Han untuk mencucinya.
"Akhirnya aku kembali ke rumah. Bosen banget di rumah sakit," ungkap Chika.
"Bagus deh. Jangan lagi masuk-masuk rumah sakit gitu. Daripada tidur diranjang rumah sakit, lebih enak tidur dikasur sendiri," sahut Mama Chika. Chika mengangguk setuju.
Zeeno kembali bergabung, duduk di sebelah Chika. Chika yang menyadari ada Zeeno pun langsung menyandarkan kepalanya dipundak Zeeno. Papa Chika sedang tidak ada karena ada kerjaan di kantor. Jadi hanya Mama Chika yang kini menemani kepulangan Chika dari rumah sakit.
"Mama sama Papa nanti jadi menginap di sini kan?" tanya Zeeno. Untuk membantu menjaga Chika dalam masa pemulihan orang tua Chika memilih untuk menginap. "Iya jadi dong. Biar Chika juga ga kesepian kalau kamu kerja. Karena Chika juga belum bisa kerja karna belum pulih," jawab Mama Chika.
"Aku akan meminta Bibi Han untuk menyiapkan kamar untuk Mama dan Papa tidur," kata Zeeno.
"Gampang. Mama sama Papa bisa tidur dimana saja."
"Oh iya, tolong jagain Chika ya Ma. Zeeno nanti mau ke warung dulu, bantu Ayah jualan. Kata Bunda warung lagi rame, Ayah agak kewalahan menghadapi pembeli," jelas Chika.
"Yahh, kamu mau pergi lagi?" tanya Chika. Sebenarnya dia merasa sedih akan ditinggal Zeeno lagi. Walaupun dia tau kalau kepergian Zeeno kali ini bukan pergi dari hidupnya, tapi pergi untuk bekerja.
"Iyaa, aku mau bantu Ayah. Kasihan Ayah kuwalahan," jawab Zeeno. Chika menampilkan wajah cemberut tanda sedikit tak ikhlas. "Kamu sementara sama Mama dulu ya? Nanti sore aku udah pulang kok," jelas Zeeno lagi.
"Oke, tapi bener ya sore udah pulang? Jangan lama-lama," kata Chika.
"Udah lah Chik, biarin Zeeno kerja. Kamu sama Mama aja di rumah. Kamu juga harus istirahat," sahut Mama Chika.
"Iya Ma, tapi rasanya aku ga rela Zeeno pergi. Pengen peluk Zeeno terus," ungkap Chika.
"Kamu masih bisa peluk Zeeno nanti sehabis dia kerja. Sekarang biarin Zeeni bantu Ayahnya. Kamu jangan bandel, jangan nahan Zeeno terus."
"Iya-iya Ma. Kamu mau pergi kapan?" tanya Chika pada Zeeno. Zeeno melihat jam ditangannya, memperkirakan waktu. "Sekarang aja deh," jawab Zeeno.
"Hem, hati-hati di jalan ya. Semangat kerjanya," kata Chika. Zeeno mengangguki. Kemudian dia mulai bersiap untuk pergi ke warung membantu Ayahnya.
_L&O_
Di warung ternyata sangat ramai. Pesanan sangat banyak hari ini. Untung saja Zeeno segera datang, jadi Ayahnya itu bisa merasakan keringanan. Tangan Zeeno terlihat sangat cekatan saat meracik bumbu dan menyiapkan pesanan. Pesonan dari wajah sudah sebagai tambahan bonus yang membuat para anak muda mampir ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Obatnya [END]
Teen FictionKeadaan rumah tangga yang tak lagi sama seperti awal mereka bersama. Suasana yang selalu damai perlahan mulai memudar. Luka yang tak pernah dipikirkan akan ada, tapi sekarang tercipta. Lantas jika sudah terluka bagaimana cara mengobatinya?