7

3K 360 46
                                    

_L&O_

Zeeno menatap istrinya yang sekarang sedang mempoles wajah. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Dia yang akan berangkat kerja malah dihentikan oleh Chika, yang ternyata ingin ikut dengannya pergi ke tempat kerja. Zeefan tak tau istrinya kesambet apa jadi ingin ikut dengannya. Jadi sekarang Zeeno harus menunggu Chika yang entah kapan selesai bermake up.

"Sayang masih lamakah?" tanya Zeefan.

"Bentar lagi. Ga usah buru-buru, ini masih pagi," kata Chika.

"Ya tapi aku harus menyiapkan cafe terlebih dahulu," jelas Zeefan.

"Ya sabar sih, sebentar lagi juga selesai," kata Chika sambil melihat suaminya dari kaca rias. Zeeno hanya bisa menghela napas saja.

Setelah menunggu beberapa saat untuk Chika bersiap, kini mereka berdua berangkat dengan menggunakan motor Zeeno. Berboncengan berdua seperti saat pacaran dulu. Cerahnya hari membuat Zeeno semangat kerja, apalagi dengan adanya Chika yang menemani.

Sesampainya di tempat kerja, pintu cafe sudah terbuka, tapi cafe belum waktunya buka. Di dalam sudah ada beberapa temannya yang bersiap, entah itu menurunkan kursi, menyapu dan lain-lain.

"Kamu mau tunggu di ruangan istirahat aku atau gimana?" tanya Zeeno.

"Emm, aku duduk di sana aja deh," jawab Chika sambil menunjuk salah satu bangku.

"Oke, kalau mau apa-apa panggil aku aja ya, aku mau siap-siap dulu." Chika mengangguk mengiyakan. Sambil menemani suaminya kerja, Chika menyibukkan diri dengan memainkan ponsel.

Sedangkan Zeeno langsung diserbu banyak pertanyaan dari Dito, "Chika ngapain bisa di sini bro? Masih pagi banget lagi, ga kerja apa?"

"Dia mau nemenin gua kerja katanya," jawab Zeeno sambil memasukkan tasnya ke dalam loker.

"Woww, kok bisa? Kesambet apa?"

"Hustt omongan lo! Gua juga ga tau, mungkin emang mau nemenin aja," jelas Zeeno. Dia mulai bersiap sampai akhirnya cafe dibuka. Satu persatu pengunjung datang memesan makanan. Zeeno yang melihat Chika masih diam sendiri, berinisiatif memberikan minuman, karena memang sedari tadi dia belum meminta apa-apa.

"Buatin es coklat satu dong," pinta Zeeno dan diiyakan oleh temennya yang bertugas membuat minuman. Setelah es coklat itu jadi, Zeeno langsung menghampiri Chika dan memberikan es itu. "Buat kamu," ucap Zeeno.

"Eh, makasih ya sayang heh...."

"Kamu kalau bosan bisa pulang aja atau kamu bisa main sama temen kamu," saran Zeeno, karena dirinya tak bisa menemani Chika sebelum jam istirahat nanti.

"Ga papa, aku di sini aja. Aku mau lihat suami aku kerja," jawab Chika. Zeeno hanya tersenyum saja, kemudian pamit untuk kembali bekerja.

Semakin siang cafe semakin rame. Zeeno harus bolak-balik mengantarkan pesan para pengunjung. Chika yang melihatnya merasa kasihan, suaminya jarus kelelahan karena bekerja seperti ini. Namun, mau bagaimana lagi? Ini adalah kemauan Zeeno. Mata Zeeno menangkap Chika yang sedang memperhatikannya, dia melemparkan senyuman manis yang membuat Chika ikut tersenyum.

Pengunjung lagi-lagi datang, Zeeno segera menghampirinya. Namun, pengunjung kali ini Zeeno mengenalnya. "Hai Elena. Aku kira kamu tidak jadi datang ke sini," kata Zeeno.

"Hem, aku datang. Aku ingin rehat sejenak di sini," jawab Elena disertai senyuman manis. Namun, bagi Zeeno senyuman itu tidak ada apa-apanya dengan senyuman Chika.

"Apa yang kamu inginkan disiang hari ini?" Tanya Zeeno sambil menyerahkan buku menu.

"Sekiranya apa yang enak dikonsumsi siang yang panas ini?" tanya Elena meminta saran.

Luka dan Obatnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang