_L&O_
Zeeno dengan pakaian santainya duduk disofa sambil menonton tv yang menampilkan sebuah film action. Dia nampak serius menonton dan sesekali memakan buah anggur yang diletakkan di sampingnya.
Chika dengan langkah pincang menghampiri keberadaan Zeeno sambil membawa mangkuk berisi cococrunh yang sudah direndam dengan susu putih. Meskipun kakinya terasa sakit, tapi tidak menutupi senyum Chika yang terus tercipta karena melihat keberadaan suaminya di rumah. Sampai di sisi Zeeno, dia menata posisi Zeeno agar dirinya bisa duduk dipangkuan suaminya. "Kamu mau apa sih?" tanya Zeeno.
"Mau duduk," jawab Chika. Zeeno siaga menjaga Chika, takut oleng atau apa gitu saat akan duduk di atasnya. Merasa nyaman Chika menyenderkan tubuhnya pada Zeeno sambil menikmati yang dia bawa.
Dari posisi seperti ini, Zeeno memperhatikan gerak pipi tirus istrinya yang sedikit mengembung saat mengunyah. Zeeno tersenyum sendu, pipi gembul istrinya kini hilang. Padahal dia sangat suka melihat pipi Chika yang berisi. Sontak Zeeno menarik pelan pipi Chika yang kini tirus. Hal itu membuat Chika menoleh melihat Zeeno dengan tatapan bertanya. "Kenapa?" tanya Chika kemudian.
"Ga papa, lucu aja," jawab Zeeno seadanya.
"Ah kamu." Chika menepuk pelan kaki Zeeno tanda salah tingkah. Zeeno terkekeh pelan melihatnya. "Dilanjut makannya," titah Zeeno. Chika mengangguk menurut.
Chika sedikit memutar posisi duduknya, kemudian mengangkat sendoknya hendak menyuapi Zeeno. "Buka mulut kamu, ini enak tau," kata Chika. Namun, Zeeno menggeleng menolak. "Buat kamu aja," jawab Zeeno.
"Sedikit aja cobain." Chika menampilkan raut wajah melasnya yang membuat Zeeno luluh. Chika tersenyum lebar karena Zeeno mau menurutinya. "Enakkan?" Zeeno mengangguk menjawabi.
Chika melanjutkan makannya sambil ikut menonton film ditv. Mangkuk yang dia bawapun habis, kemudian meletakkan di atas meja. Chika kembali menyandarkan tubuhnya sambil memainkan jari Zeeno yang melingkar diperutnya. "Aku kenyang," ucap Chika.
"Bagus dong, daripada telat makan. Kamu harus makan yang banyak lagi. Aku pengen lihat pipi gembul kamu lagi," kata Zeeno. Chika mengangguk saja menurut. Kali ini dia ingin menjadi istri yang penurut agar Zeeno tak lagi marah padanya.
"Zeeno, kamu ga pengen jalan-jalan?" celetuk Chika.
"Ah, aku sedang malas. Ada apa? Kamu ingin jalan-jalan?"
"Em... aku bosan di rumah. Aku pengen keluar, tapi sama kamu. Apa boleh?" tanya Chika. Kalaupun Zeeno menjawab tidan mau, Chika tak apa. Yang terpenting dia selalu bersama Zeeno. Dia bisa menahan kebosanan ini yang penting ada Zeeno di sisinya.
"Kamu bosan di rumah?" Chika mengangguk. "Pergilah, kamu bisa jalan keluar sendiri," lanjut Zeeno. Chika kemudian menggeleng. "Kenapa?" tanya Zeeno lagi.
"Aku maunya pergi sama kamu. Tapi kalau kamu memang sedang tidak ingin keluar, aku tak apa. Aku akan tetap di sini, aku hanga ingin keluar sama kamu. Aku tidak ingin keluar sendiri," jelas Chika.
"Memangnya kamu mau keluar kemana?"
"Tidak tau," jawab Chika pelan. Diapun bingung kalau keluar, tempat mana yang akan dituju. Keduanya diam, hanya suara dari tv yang terdengar. Chika menghembuskan napas pelan, dia menerima keputusan suaminya yang memang tak mau keluar kali ini.
"Berdiri," ucap Zeeno tiba-tiba.
"Mau kemana?" tanya Chika.
"Kamu berdiri."
"Nggak mau! jawab dulu mau kemana?!" tanpa sadar Chika menaikkan nada bicaranya. Akhir-akhir ini Chika memang sudah sering sekali menggunakan nada tinggi saat berbicara. Emosinya kurang stabil. Ini semua pasti karna dirinya stres, banyak tekanan dan pikiran dari dirinya sendiri.
"Katanya mau jalan-jalan? Ayo berdiri kita bersiap. Kita jalan-jalan sekarang," jelas Zeeno dengan suara lembutnya. Chika melunak dia kemudian tersenyum senang mendengarnya. "Kita jalan-jalan?"
"Iya Chika." Chika memekik kesenangan sekarang. Diapun memeluk Zeeno erat menyalurkan kesenangannya.
"Ayo bersiap, nanti keburu tambah siang, cuaca semakin panas," kata Zeeno.
"Gendong, kaki aku sakit," kata Chika dengan manja. Tanpa banyak pikir lagi Zeeno menggendong Chika pergi ke kamar untuk bersiap.
_L&O_
Chika dengan perasaan bahagia memperhatikan kiri kanan yang terdapat banyak tanaman bunga. Tangannya melingkari lengan Zeeno tak membiarkan walau sebentar terlepas. Dia tak menyangka kalau Zeeno akan mengajaknya ke sebuah ladang bunga.
"Indah sekali," ucap Chika dengan mata berbinar melihat banyaknya bunga di depannya.
"Kamu suka?"
"Suka banget!" jawab Chika tak lupa menampilkan senyumnya yang tak kalah indah dari bunga-bunga yang ada. "Aku ingin ke sana." Chika menujuk ke satu arah lain. Zeeno mengikuti kemauan Chika.
Di sana Chika tak hentinya mengambil foto bunga-bunga itu. Dia juga diam-diam mengambil foto suaminya yang sedang fokus melihat bunga. Dia menatap bangga hasil jepretan fotonya. "Chika bergaya, aku akan memfoto mu," titah Zeeno. Chika tersenyum dan bergaya beberapa kali. Perasaan bahagia dia rasakan sekarang.
(Dri pinterest)
Zeeno tersenyum memandangi istrinya. Biarlah mereka mengukir kenangan indah, meskipun entah itu akan bertahan sementara atau selamanya. Dia akan melupakan masalah rumah tangga sejenak. Kepalanya cukup pening memikirkan masalah itu. Biarkan mereka bahagia untuk sebentar.
Kalem dulu...
Dah maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Obatnya [END]
Teen FictionKeadaan rumah tangga yang tak lagi sama seperti awal mereka bersama. Suasana yang selalu damai perlahan mulai memudar. Luka yang tak pernah dipikirkan akan ada, tapi sekarang tercipta. Lantas jika sudah terluka bagaimana cara mengobatinya?