25!

2.8K 364 17
                                    

_L&O_

"Sayannggg~"

Sampai rumah Zeeno sudah disambut oleh sang istri yang sepertinya baru selesai mandi. Terlihat dari rambut Chika yang masih basah dan wangi. Chika berhambur masuk ke dalam pelukan Zeeno dan Zeeno mencium kening Chika singkat.

"Aku bau loh belum mandi, udah kamu peluk-paluk aja," ungkap Zeeno.

"Ga papa, aku tetep suka," jawab Chika. Zeeno terkekeh menanggapi. "Nih aku beliin buah-buahan." Zeeno menunjukkan kantung kresek berisi beberapa jenis buah. "Mama mana?" tanya Zeeno kemudian.

"Mandi," jawab Chika. Mereka berdua masuk ke dalam rumah bersama. Melihat adanya Bibi Han, Zeeno meminta tolong untuk mencuci buah-buahan yang dia bawa.

"Aku juga mau mandi dulu deh. Gerah rasanya," kata Zeeno.

"Mau aku mandiin?" tawar Chika dengan wajah yang menggoda. Sementara Zeeno memandang geli ekspresi yang Chika tunjukkan. "Ga deh, aku bisa sendiri. Lagian kamukan udah mandi, nanti basah lagi kalau mandiin aku," kata Zeeno.

"Aku mandi dua kalipun ga papa kok," jawab Chika seraya mengusap lengan Zeeno dengan sensual.

"Ih kamu ngeri. Aku mau mandi dulu deh, sana kamu nonton tv aja," kata Zeeno menghindari godaan istrinya. Dia buru-buru pergi ke kamar. Namun, bukan Chika namanya jika tidak menempel pada Zeeno. "Aku ikuttt!" ucap Chika lalu mengejar Zeeno ikut masuk ke dalam kamar.


Mama Chika keluar dari kamar. Ia telah menyelesaikan mandinya. Ia celingukan mencari keberadaan anaknya. "Kemana Chika?" Monolognya. Tak menemukan keberadaan anaknya, ia pergi ke dapur ingin membuat minuman hangat.

"Eh Bibi Han. Buah dari mana Bi?" Tanya Mama Chika pada Bibi Han yang sedang mencuci buah dari Zeeno.

"Dari Tuan Zeeno, Nyonya," jawab Bibi Han.

"Oh, Zeeno udah pulang?"

"Sudah Nyonya, baru saja sampai," jawab Bibi Han. Mama Chika langsung tau keberadaan anaknya dimana jika Zeeno sudah pulang. Sudah pasti mengintili suaminya lah. "Nyonya, ingin saya buatkan sesuatu?"

"Saya ingin teh, tolong buatkan ya Bi? Saya tunggu di depan tv."

"Baik Nyonya."

Mama Chika beranjak ke ruang tengah menonton tv di sana sendiri sembari menunggu suaminya pulang. "Ck, Chika ini suka sekali menganggu Zeeno. Padahal aku mau curhat dengannya," monolog Mama Chika yang kini merasa kesepian. "Sedang apa mereka kira-kira?"

_L&O_

"Ahhh, yeah~"

Suara desahan erotis terdengar di dalam kamar mandi. Di bawah guyuran air mereka nampak tak terganggu dengan kegiatan panas ini. Chika tak peduli jika dirinya kembali mandi lagi, yang terpenting sekarang dia bisa menuntutaskan hasratnya yang telah lama dia tahan.

Zeeno mengusap punggung Chika yang nampak indah dari belakang. Dia menyatukan rambut basah istrinya sedikit menariknya sembari mencepatkan gempuran pinggangnya.

"Ahh, cepetin lagih aku mau keluarhh~" pinta Chika. Dia harus menahan kakinya yang mulai melemas. Tubuhnya terhimpit di tembok dan bergerak-gerak seiring dorongan yang Zeeno lakukan.

"Kamu sempit banget sayang," ungkap Zeeno ditelinga Chika. Sementara Chika mengigit bibirnya sendiri menahan kenikmatan yang berkali-kali lipat ini. "K-kamu semakin besarhh," ungkap Chika.

"Yah, aku mau keluar. Tahan Chik, ehh~" Mendengar desahan dari suaminya membuat Chika semakin merasa dekat. Dia bahkan ikut mengerakkan pinggulnya mengikuti pergerakan suaminya itu.

Desahan terdengar semakin erotis saat keduanya akan sampai. Saling bersahutan menggambarkan betapa dekatnya mereka dengan pelepasan. Chika memalingkan wajahnya meminta ciuman dari suaminya, yang langsung disambar habis oleh Zeeno.

"Yaahh yahh teruss!"

"AHH!"

Pelepasan akhirnya mereka rasakan. Rahim Chika terasa hangat, dirinya berbetar seiring milik suaminya masih mengeluarkan sisa-sisa pelepasan. Kakinya melemas, tetapi Zeeno dengan sigap menahan tubuh Chika. Zeeno memberikan ciuman-ciuman dipundak dan pipi Chika dari belakang. Dia belum juga mengeluarkan miliknya. Membiarkan miliknya yang masih nyaman bersemayam di sana.

"Itu luar biasah," ungkap Chika dengan suara lemasnya.

"Ya, sangat luar biasa hingga aku tak ingin ini berhenti begitu cepat. Aku ingin ronde dua," ungkap Zeeno.

"Beri aku waktu sejenak, aku lelah," kata Chika.

"Istirahatlah, kamu cukup menikmati biar aku yang bekerja," kata Zeeno. Dia kembali menggerakkan miliknya yang masih mengeras, sementara Chika hanya bisa pasrah dengan apa yang suaminya lakukan.


























Maap kan saya🙏🌚

Dah maap buat typo.

Luka dan Obatnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang