_L&O_
Ramainya pengunjung di warung Ayah Zeeno membuat mereka sibuk menyiapkan pesanan. Jam makan siang seperti ini banyak sekali yang mampir untuk mengisi perut para konsumen. Chika tanpa adanya rasa malu ikut membantu suami dan mertuanya berjualan. Dia bertugas membuatkan es, sedangkan Zeeno dan Ayahnya menyiapkan bakso ataupun Mie ayam.
"Haii Mas Zeeno ganteng," sapa pembeli perempuan yang sudah menjadi langganan sebenarnya.
"Iya? Mau pesen apa?" tanya Zeeno tak mau basa-basi.
"Dua porsi bakso dibungkus ya. Jangan lupa pakai bumbu spesial, bumbu cintahhh!" perempuan itu dengan sengaja mengedipkan mata menggoda Zeeno. Tak tau saja di bagian meja membuat es sudah ada Chika yang melirik sinis ke arah perempuan itu. Berani banget godain suami gue?! Batin Chika merasa cemburu.
"Mas Zeeno cape ga? Kalau cape aku bisa kok bantuin Mas Zeeno." Perempuan itu masih saja nangkring di dekat Zeeno yang menyiapkan pesanan.
"Nggak kok, saya udah biasa," jawab Zeeno seadanya.
Klinting klinting klinting!
Suara dentingan antara sendok dan gelas beradu dengan begitu brutal. Chika sengaja melakukan itu untuk melampiaskan kekesalannya. Zeeno melirik sekilas ke arah istrinya yang dibalas tatapan tajam dan seolah membunuh dari Chika. Zeeno meringis menyadarinya.
"Mas, Mas mau tau sesuatu ga?"
"Ayah, sausnya tinggal sedikit," kata Zeeno berbicara dengan Ayahnya. Sebenarnya dia menghindari topik dari perempuan di sebelahnya ini. "Iya, Ayah udah pesen ke orangnya buat anterin," jawab Ayahnya.
"Kayaknya Mas ga tau, aku kasih tau ya. Sebenernya saya sedang mencari suami tau? Saya merasa cocok sama seseorang sekarang," ungkap perempuan itu sambil menatap Zeeno penuh harap.
Tak!
"Ini es kamu sayang!" Chika meletakkan segelas es yang tadi dia buat di dekat Zeeno, dia juga dengan sengaja menekan kata 'sayang' berharap perempuan yang menggoda suaminya itu mengerti.
"Makasih Chika."
"Apa?!" Chika menatap Zeeno dengan tajam, seakan ada ancaman di sana.
"M-makasih sayang," ralat Zeeno.
"Sama-sama Sayang!" Kemudian Chika duduk di bangku panjang yang memang untuk mereka beristirahat setelah bekerja. Chika menumpu kakinya dengan kaki satunya kemudian memainkan ponselnya dengan raut wajah kesal.
Perempuan itu menatap Chika dengan heran. "Dia kok manggil Mas, sayang? Pacar Mas ya?"
"Maaf mbak, sebenarnya itu istri saya," ungkap Zeeno.
"Apa?! Istri Mas? Mas udah nikah?"
"Iya, udah lima tahun lebih." Perempuan itu menganga tak percaya. Dia kira Zeeno jomblo dan cocok untuk menjadi calon suaminya. Namun, harapannya kini sirna, Zeeno sudah beristri ternyata. "Pesanannya mbak," Zeeno menyerahkan pesanan itu.
"Ni Mas uangnya."
"Pas ya makasih mbak." Perempuan itu tersenyum sendu seakan dramatis karna kisah cintanya sepertinya harus berakhir sadis.
"Ayah ke toilet dulu ya, kebelet. Kalau ada pelanggan lagi tolong jagain," pinta Ayah Zeeno. Zeeno mengangguk mengiyakan. Kemudian dia mengambil segelas es yang sudah dibuatkan istrinya lalu beranjak bergabung dengan istrinya yang nampak masih kesal.
"Ahh, seger banget. Enak banget es buatan istri aku ini," kata Zeeno setelah meminum es itu. Chika menghiraukan Zeeno di sampingnya. Dia masih tetap fokus memainkan ponsel. "Kamu mau es ga?" Tawar Zeeno. Chika hanya diam tak merespon. Zeeno tau kalau istrinya ini pasti dilanda kecemburuan akibat tadi. Zeeno meletakkan segelas es itu di sampingnya, lalu tangannya diletakkan di belakang leher Chika.
"Kamu kenapa?" tanya Zeeno dengan lembut. Namun, lagi dan lagi Zeeno masih diabaikan. "Hey." Zeeno menusuk pipi Chika dengan jari telunjuknya.
"Apa sih?" Ucap Chika yang risih. Dia masih kesal dengan Zeeno yang menurutnya meladeni perempuan gatel itu.
"Maaf ya kalau aku udah bikin kamu kesel," ungkap Zeeno. Ya walaupun dia tak merasa ada salah. Berinteraksi dengan pembeli sudah menjadi salah satu cara agar pembeli itu mau kembali lagi ke warungnya. Selain rasa makanan yang enak, interaksi antara penjual dan pembeli juga butuhkan?
"Hem," dehem Chika sebagai jawaban.
"Jangan ngambek dong. Maaf ya? Kan aku ga terlalu respon dia tadi. Semua cukup interaksi antara pembeli doang," jelas Zeeno.
"Tapi dianya genit ke kamu! Dia ga tau apa kalau kamu udah nikah. Gatel banget jadi cewe." Chika menyudahi bermain hp dan kini bersedekap dada, kesal.
"Udah aku kasih tau kok. Aku jamin dia ga bakal genit lagi. Lagi pula aku sama sekali ga tertarik sama dia. Kan aku udah ada kamu, yang paling cantik sedunia ini."
"Jangan sampai tertarik! Kamu kan suami aku!" kata Chika posesif.
"Iya sayang, ga akan. Aku janji deh." Zeeno menunjukkan kedua jarinya membentuk huruf V. "Mau es ga? Biar adem. Jangan marah-marah, kamu ga cocok marah-marah," kata Zeeno. Chika mengangguk berarti mau dengan tawaran es itu. Zeeno langsung mengambilkan es nya tadi dan berbagi es dengan istrinya.
Pengen es😩
Dah maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan Obatnya [END]
Teen FictionKeadaan rumah tangga yang tak lagi sama seperti awal mereka bersama. Suasana yang selalu damai perlahan mulai memudar. Luka yang tak pernah dipikirkan akan ada, tapi sekarang tercipta. Lantas jika sudah terluka bagaimana cara mengobatinya?