32

2.3K 322 12
                                    

_L&O_

Zeeno merangkul pinggang istrinya sambil terus berjalan, sementara tangannya yang lain menarik koper mereka. Chika nampak lemas karena efek mengantuk yang masih dia rasakan setelah keluar dari pesawat. Beberapa kali Chika merengek karena ingin segera melanjutkan tidurnya.

"Sebentar lagi kita sampai di mobil kita, sabar ya," kata Zeeno. Chika mengangguk menanggapi. Setelah berjalan keluar dari bandara, akhirnya mereka menemukan mobil yang sudah Zeeno pesan untuk menjemput mereka. Zeeno langsung meminta sopir pergi ke hotel, dengan Bahasa Inggris tentunya.

Selama perjalanan Chika memejamkan matanya, tertidur dipundak suaminya. Zeeno dengan penuh kasih sayang mengusap punggung tangan Chika, seakan menantarkan Chika agar lebih nyenyak lagi dalam tidurnya. Dia juga merelakan jaketnya untuk menyelimuti Chika. Semua dia lakukan agar istrinya merasa aman dan nyaman. Zeeno menatap ke luar jendela, Jepang saat malam ternyata sangat indah. Sepertinya ini akan menjadi liburan yang menyenangkan.

Sekitar satu jam mereka akhirnya sampai di hotel. Zeeno seger membawa istrinya ke kamar yang sudah dia pesan juga, agar istrinya itu bisa segera beristirahat. Setelah memasuki kamar, Zeeno meletakkan kopernya dipojok ruangan, sementara Chika mendudukkan dirinya di atas kasur.

"Kamu bisa tidur lagi sayang, kita harus mengumpulkan banyak energi biar besok kamu bisa bersenang-senang," kata Zeeno.

"Sebentar, rasa ngantukku sudah hilang," jawab Chika. Bagaimana tidak, dia sudah tidur sejak menaiki pesawat hingga keluar pesawat, bahkan dimobil perjalanan ke sini juga. Zeeno mendekat memperhatikan wajah istrinya yang memang sudah nampak segar. Dia mengusap kepala Chika pelan. "Ada yang ingin kamu makan?" tanya Zeeno.

"Mochi," jawab Chika.

"Bagaimana besok saja? Kita istirahat sekarang, besok baru membeli Mochi untuk anak kita ini," kata Zeeno sambil menusuk perut Chika dengan jari telunjuknya. "Oke, aku ingin makan banyak mochi besok," jawab Chika.

"Aku akan menuruti semua kemauanmu besok. Tapi untuk sekarang, kamu mau makan apa? Atau minum?" tanya Zeeno.

"Tidak ada," jawab Chika. Memang dia sedang tak menginginkan apa-apa.

"Sepertinya aku harus meminta gelas dan air hangat," celetuk Zeeno.

"Untuk apa?"

"Membuatkanmu susu hamil. Kamu tidak boleh melupakan meminum susu hamilmu itu. Kamu sedari kita berangkat belum meminum susu itu," jelas Zeeno sembari mendekati telpon hotel yang tersedia. Benar saja, Zeeno memesan segelas air hangat dan segelas coklat hangat. Chika yang mendapatkan perhatian itu tersenyum malu. Beruntung sekali dia memiliki suami seperti Zeeno. "Kita tunggu sebentar," kata Zeeno setelah memesan.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Zeeno membuka jendela yang menghadap langsung pada pemandangan kota Jepang saat malam hari. Lampu yang menyala terang dan banyaknya orang yang berlalu lalang masih terlihat jelas dari atas sana. Chika menyusul, berdiri di samping suaminya sambil memeluk tubuhnya dari samping. Zeeno membalas, merangkul tubuh istrinya itu.

"Cantik banget Jepang malam hari. Aku ga sabar buat jalan-jalan," kata Chika.

"Sabar, kita istirahat malam ini, setelah itu besok langsung gas kita jalan-jalan oke?" Chika mengangguk menanggapi.

Beberapa saat kemudian, bel kamar mereka berbunyi. Seseorang datang membawakan pesanan Zeeno tadi. Setelah menerima itu, Zeeno langsung memgeluarkan kotak susu hamil untuk membuatkan Chika susu itu. "Nih diminum, habisin," titah Zeeno. Chika menerima susu itu dan meminumnya sambil duduk di atas kasur. Sementara Zeemo meminum coklat hangat yang dia pesan.

Zeeno duduk di lantai, menghadap ke arah perut Chika, dia dengan sengaja melingkarkan tangannya dipinggang istrinya itu. Telinganya dia tempelkan pada perut sang istri. Jarinya dengan sengaja mengetuk perut Chika seperti mengetuk pintu. "Tok tok tok~ anak Papa sedang apa di dalam sana?" tanya Zeeno berusaha mengajak anaknya berbicara, meskipun dia tau kalau anak di dalam kandungannya itu tidak akan merespon.

"Apa? Anak Papa lagi menonton usus?" celetuknya seolah kaget. Chika terkekeh mendengar celotahan suaminya itu. "Bagaimana usus Mama di dalam sana? Apa mblenyet karna kegencet badanmu yang semakin besar?" tanya Zeeno lagi pada perut Chika. Chika hanya memperhatikan sambil sesekali mengusap rambut suaminya.

"Kamu pengen ketemu Papa, iya? Kamu sehat-sehat dulu diperut Mama, nanti kalau sudah waktunya kamu baru bisa ketemu Papa. Nanti kita jalan-jalan beli es krim yang banyak oke?" Chika merasa senang melihat tingkah Zeeno yang terus mengajak perutnya berbicara. Dia merasa bahagia karena melihat raut wajah Zeeno yang nampak eskpresif menanti kehadiran sang anak. Dia berharap semua akan baik-baik saja, sampai anaknya lahir di dunia.














Maap ya baru bisa up. Gw lagi sibuk banget. Banyak kegiatan di rl, apalagi ini baru ngurusin ppdb. Jadi pulang" cape, butuh istirahat. Sabar ya kalian yng nunggu update🙏

Dah maap buat typo.

Luka dan Obatnya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang