"Aku memendam rasa kepadamu "
Celina izzelia atasya
.
.
.
.
.Mereka sedang duduk di taman
hening tanpa ada percakapan
Keduanya merasa canggung dan
Alvaro tau pasti tasya menduga drinya ingin membulinya padahal melihat nya saja sudah sakit apa lagi melakukan nyaAlvaro teman tasya saat menduduki bangku SD- SMP dan dikabarkan ia juga ingin pindah sekolah yang satu Sma dengan tasya
" gue mau pindah ke sma jaksel" ucap Alvaro
" kenapa pindah" ucap tasya
" bosen gue pengen sekolah di jakarta aja" Ucap Alvaro
" Sekolah di Jaksel gimana , asik ngak" ucap Alvaro memecah keheningan
Karena tasya sangat diam tidak bertanya tentang Alvaro" asik " ucap tasya hanya 1 kata itu saja yang terucap membuat Alvaro bingung
" dingin banget njir cewek gue" batin Alvaro
" btw Lo kelas apa" ucap Alvaro lagi lagi - lagi dirinya bertanya
" 10 ips 2" ucap tasya
Tasya sangat menyukai mapel ips, mapel Ipa ia juga suka tapi Ipa membuat nya pusing
Tasya juga anak paling pintar disekolahnya Waktu SMP sekarang juga seperti itu otak nya sangat jenius
" gue mau masuk 10 ips 2 tunggu besok aja" ucap Alvaro
" Kenapa pilih 10 IPS 2" ucap Tasya
" Lo suka IPS " ucap Tasya
" Ss- suka " ucap alvaro terbelit belit padahal dirinya tidak suka IPS hanya saja demi bersama Tasya dirinya rela masuk IPS
Alvaro pindah karena bosan dan sejujurnya alasannya Memilih sekolah sma jaksel karena ada Pujaan hatinya
" udah ngurus perpindahan nya" ucap tasya entah ia bingung memulai topik yang mana untuk pembicaraan dengan Alvaro ia sungguh nerves duduk disebelah Alvaro
" udah dari kemarin-kemarin " ucap Alvaro
"lo suka es cream" ucap Alvaro
" suka" ucap tasya
" gue beliin ya mumpung itu ada penjual nya " ucap Alvaro menunjuk penjual es krim yang sedang berhenti
Tasya hanya mengangguk dan melihat tubuh Alvaro yang pergi menuju penjual es cream
" gue suka lo tapi lo ngak suka gue, gue tau lo cuman gabut kan ngajak gue pergi " batin tasya
" ini es cream nya " ucap Alvaro memberikan es cream untuk tasya
" thanks " ucap tasya
" habis ini mau pulang apa pergi jalan-jalan lagi " ucap Alvaro
" terserah lo kan yang ngajak gue" ucap tasya
Memang betul ucapanya Alvaro yang mengajak nya mengapa Alvaro menanyakan mau pergi atau pulang
" iya juga bener kata cewek gue" batin Alvaro
" kemana njir gue bingung bawa dia kemana" batin Alvaro
" keliling kota aja, mau ngak" ucap Alvaro
" iya mau" ucap tasya
Mereka menaiki montor sport
Banyak sorot mata melihat mereka berdua Seperti orang pacaran yang berjalan-jalan dihari libur" tasy pegangan gue mau ngebut banyak cowok -cowok yang liatin lo soalnya" ucap Alvaro
Jleb hati tasya berbunga bunga padahal Alvaro hanya mengatakan kata seperti itu saja membuat nya jatuh hati
" gue bilang pegang pinggang gue biar Lo ngak jatuh" ucap Alvaro
Tasya masih ragu ia belum berani sedekat itu dengan Alvaro
Alvaro memberhentikan montor nya
" gue bilang pegang ya pegang tasy, kalo perlu peluk sekalian" ucap Alvaro
" gue ngak mau lo dilihatin cowok- cowok jelek ke mereka " ucap alvaro
Sembari menunjuk segerombolan anak yang memperhatikan tasya" iya gue peluk " ucap tasya
Tasya memeluk erat Alvaro karena Alvaro membawa montor seperti orang mabuk Memang itu sengaja biar pelukan tasya semakin erat lagian kapan lagi mereka seperti ini
Waktu semakin sore akhirnya kedua teman itu pulang
" lain kali kalo bawa montor ngak usah ngajak gue" ucap tasya ia kesal dengan Alvaro
" loh kok gitu" ucap Alvaro masih stay diatas montor begitu pula tasya masih tetap berdiri dihapadan alvaro
" lo bawa montor kaya ngajak gue mati" ucap Tasya pergi meninggalkan Alvaro karena kesal dengan sikapnya
Alvaro gemas dengan sikap tasya
" maafin gue tasya sayang " teriak Alvaro Lalu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi
Tasya tak salah dengar Alvaro mengatakan Kata sayang padahal Alvaro dengan dirinya tidak dekat