You're good

3 1 0
                                    

you are a good human being
.
.
.
" Celina izzelia atasya"

Azya terlihat sangat kesakitan ia terus memegang perut nya yang mengalir darah namun ia harus kuat dimata manusia

Azya sudah biasa mengalami hal seperti ini karena dirinya selalu ikut melihat korban bullying bahkan dirinya selalu kena imbas karena menolong

" zya, kita kerumah sakit aja" ucap tasya menarik lengan azya lembut

" gue ngak lemah " ucap azya padahal kondisi nya lumayan mengerikan darah yang keluar terus menerus akan menimbulkan kehabisan darah namun ia masih sempatnya menolak tawaran tasya memang sifat nya keras kepala dan tak ingin ditolong orang

" lo benci gue banget sampe segitunya" ucap tasya dengan nada sedih membuat azya merasa tidak enak

" ngak usah peduli sama gue lebih baik lo pulang " ucap azya santai

" gue ngak mau pulang sebelum ngobatin luka lo" ucap tasya

" pulang tasy, kalo lo ngak mau mati ditangan gue " ucap azya mengancam agar tasya pulang dan tidak membantunya

" t-tapi" ucapan tasya terpotong

" pulang tasya sekali lagi gue bilang pulang" ucap azya begitu lembut dan akhirnya tasya memilih pulang walau hatinya sangat berat meninggalkan azya yang terluka karena menolong dirinya

Azya duduk dipinggir jalan sembari mengusap darah yang keluar

Tepat pukul 02.00 malam azya masih saja duduk sendirian ditepi kota ia merasa damai dengan keadaan

Walau ternyata azya yang ceria tidak memiliki beban padahal setiap pulang sekolah ia selalu dimarahi oleh kedua orang tuanya

ayah nya selalu main fisik denganya ia selalu ditindas orang tuanya selalu dicaci maki diperlakukan seperti pembantu namun tidak ada yang tahu tentang dirinya bahkan sahabat nya tidak pernah tahu tentang azya

Orang tua nya tidak menginginkan anak perempuan lahir dalam keluarga nya namun apa daya takdir azya lahir dikeluarga yang tidak bersyukur, ayah nya menginginkan anak laki-laki karena ia pikir anak laki-laki lebih kuat, tidak lemah seperti anak perempuan tetapi lahirnya azya didunia menimbulkan kebencian ayahnya selalu membandingkanya dengan kakak lelakinya

Azya memutuskan untuk pergi ke rumah persembunyian nya ia membeli rumah itu karena diam-diam mengambil uang milik ayahnya ia bersyukur ayahnya tidak mengetahui jika ia pasti ia habis ditangan ayahnya

𝕱𝖗𝖎𝖊𝖓𝖉  ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang