BCB 25

3.7K 182 27
                                    

"Mau sebaik apapun kamu jadi orang, yang namanya manusia pasti ada aja yang nggak suka. Mau setertutup dan sependiam apapun kamu, tetap aja ada yang datang mengusik dan ngorek-ngorek kehidupan kamu. Jangankan kita yang hidup, yang udah mati aja kadang nggak lolos dari lisan manusia. Atau nggak usah manusia biasa kayak kita deh, Nabi Muhammad aja yang jelas-jelas manusia dengan akhlak yang paling baik di muka bumi dibenci bahkan dicaci. Jadi untuk kamu, selama masih berada di planet namanya bumi, jangan harap hidupmu aman dari jangkauan manusia"

Anggun POV 🍁

"Nanti kalau aku tunangan sama Rangga Mbak Anggun wajib datang sama suami dan anak-anak" oceh perempuan itu sejak tadi, sejak masuk ke ruangan ini. Entah apa yang membuat isi kepalanya sejak tadi hingga detik ini hanya membahas kehidupanku yang samasekali tak berhubungan dengannya.

"Kalau bisa nanti Mbak Anggun bikin baju couple sama keluarganya, warnanya disamain sama gaun aku yaa Mbak... Biar nanti bagus waktu di foto..."

"Coba sekali-kali Mbak Anggun post suami sama anak-anak di media sosialnya supaya orang-orang tahu kalau Mbak Anggun itu udah berkeluarga. Kalau diliat kayak gini kan kayak bukan ibu-ibu anak dua... Kan kasian Mbak kalau ada cowok yang salah paham..." Katanya lagi yang disetiap bibir itu terbuka aku ingin sekali memasukan sepatuku kedalamnya.

Clara disebelahku yang sejak tadi tak ditegur Michelle hanya diam dan kadang menatapku heran mendengar apa yang perempuan itu katakan. Aku hanya memberi kode agar diam saja dan tak usah di hiraukan.

"Menurut Mbak Anggun aku sama Rangga serasi apa enggak?" Tanyanya lagi tak berhenti bicara meskipun sejak tadi aku samasekali tak merespon ocehannya.

"Cocok banget... Satu frekuensi kayaknya kalau dilihat-lihat. Kan jodoh itu biasanya nggak jauh beda  sifatnya. Cocok banget kalian..." Sahutku.

"Iyaa sihh... Banyak yang bilang gitu. Kata orang-orang kalau kami nanti nikah pasti anak-anaknya pada lucu dan ngegemesin... Secara, aku cantik dan Mas Rangga ganteng..." Ucapnya lagi yang membuatku ingin muntah ditempat. Clara disebelahku menahan tawa. Anak itu menginjak sepatuku.

Ganteng ganjelan genteng! Batinku mengumpat. Astaghfirullah...

"Oh iyaa Mbak... Aku mau tanya sesuatu tapi jangan kesinggung yaa?" Katanya yang ku sahut dengan anggukan malas.

"Suami Mbak emang mirip Mas Rangga?" Tanyanya yang benar-benar menguji kesabaranku pagi-pagi begini. "Soalnya kok anak-anak Mbak mirip Mas Rangga... Pertama kali aku liat kirain cuma mirip sekilas, pas diperhatikan malah tambah mirip..." Katanya lagi.

Aku menelan liur dalam sambil meremas sisi bajuku mencoba tak terbawa emosi.

"Apalagi si Bintang... Mirip banget kayak kembaran... Bahkan kata Mas Rangga, waktu aku kasih liat foto Bintang, dia kira itu foto dia waktu kecil..."

"Makanya aku pingin Mbak Anggun nanti dateng sama suami, penasaran mukanya mirip Mas Rangga apa enggak..."

Aku mencoba tenang meski sudah dipuncak kesabaran. Mataku bahkan sampai berkunang-kunang saking terganggunya dengan ocehan Michelle yang sejak pertama masuk tak berhenti mengorek-ngorek tentang kehidupan ku.

"Eh kamu yang disebelah Mbak Anggun, menurut kamu anak Mbak Anggun mirip Rangga nggak? Masa cuma aku doang yang liat mereka mirip..." Kali ini Michelle mungkin jengah dengan responku yang tak sesuai keinginannya. Ia mulai mengajak Clara bicara, masih tentang kehidupanku.

Aku cepat menggenggam jemari Clara, kode agar perempuan itu menggeleng meski Clara bingung karena ia tak tahu aku memiliki anak. Yang orang-orang tahu selama ini aku sering bersama anak-anak panti.

Bersama Cahaya Bintang (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang