BCB 36

2.3K 104 17
                                    

7 tahun lalu 🍁

"Kamu darimana aja jam segini baru pulang? Kamu tadi siang nggak ada pamit sama Mama?" Cecar Mamanya ketika Anggun tiba. Ia sudah mengira hal ini, namun yang asyik ia pikirkan sekarang ialah bagaimana mengutarakan tentang kehamilannya pada orang tua Rangga tersebut.

"Anggun ke Panti Maa..."

"Kenapa nggak minta antar Rangga, dia kan ada dirumah Gun?" Kali ini Papanya yang bertanya.

"Anggun ada urusan juga, jadi nggak langsung ke panti..."

Mamanya masih mengomel, sedangkan Anggun diam dengan isi kepalanya yang ribut.

"Udahlah Maa, yang penting kan sekarang Anggunnya udah pulang..." Kata Papanya lalu memberi kode pada Anggun agar segera ke kamar. "Ya sudah kamu bersih-bersih sana terus makan... Kak Rangga tadi habis isya berangkat nyariin kamu..." Tambah Papanya.

Anggun berjalan ragu meninggalkan kedua orang tuanya. Dijalan menuju kamar ia berpapasan dengan Bu Diah, perempuan itu tampak menatapnya kasian.

"Non Anggun darimana kok jam segini baru Pulang? Ibu sama Bapak khawatir Non kenapa-kenapa?" Tanyanya dengan ekspresi khawatir.

"Dari Panti Bu..."

"Ohh... Non nggak ada masalah kan?"

Anggun menggeleng lalu berlalu meninggalkan perempuan itu ke dalam kamar.

Mandi, mengganti pakaiannya, Anggun langsung ke dapur untuk makan malam. Jujur ia sangat lapar karena tadi siang ia lupa makan.

Belum selesai makan, Rangga datang dan duduk diseberang meja menatapnya. Selama ini Anggun memang berusaha menghindari laki-laki itu.

"Kamu darimana?"

"Dari Panti."

"Kenapa telfon Kakak nggak diangkat?"

"Di silent hpnya."

"Tadi naik apa berangkat sama pulang?"

"Grab."

"Lain kali kalau kemana-mana izin dulu..."

Anggun terkekeh mendengar ucapan Rangga. "Nggak usah sok baik." Jawab Anggun mulai berani.

"Kamu masih marah?" Tanyanya konyol.

"Lu hamilin gue tai!" Balas Anggun tak bisa menahan kalimat buruk keluar dari bibirnya. Bahkan ini mungkin untuk pertama kalinya ia berbicara dengan kata Lo-Gue pada kakaknya itu. Mereka berdua, meski hidup di Jakarta, diajarkan untuk menggunakan bahasa baku kepada siapapun.

Rangga kaget mendengar apa yang Anggun katakan. Rasa kesalnya muncul ketika untuk pertama kali adiknya itu berbicara tak sopan padanya.

"Nggak usah sok care kalau Lo nggak bisa bertanggung jawab sama kelakuan Lo!" Cecar Anggun lagi sengaja memancing kemarahan kakaknya itu. Ia benci melihat Rangga bersikap sok tidak ada apa-apa selama ini. Ia juga benci kakaknya itu bersikap baik dan ramah padanya, seolah tak memiliki beban apapun.

"Oke aku emang salah. Tapi aku kan udah bilang aku samasekali nggak berencana, aku waktu itu diluar kendali gara-gara obat Gun!"

"Yah tetap aja! Terus kalau lu nggak sengaja ngehamilin gue, gue harus minta tanggung jawab sama guling gitu?! Mikir dong! Lo udah gede kan? Udah S1 juga!" Kata Anggun terus memancing pertengkaran hebat diantara mereka. Dengan begitu Papa dan mamanya akan datang, disitulah Anggun akan memberitahu semuanya.

"Emang kamu yakin kamu hamil?"

"Walaupun gue bawa bukti-bukti satu koper lu juga pasti bakal nggak tanggung jawab kan?"

Bersama Cahaya Bintang (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang