25 - Terungkap

198 21 6
                                    

Warning: Semua tindakan ataupun ucapan kasar disini tidak untuk ditiru. Mohon bijak dalam membaca!

*


Brengsek.

Raksa mengelap bibirnya kasar menggunakan punggung tangan. Ia benar-benar emosi sekarang. Matanya menatap nyalang ke arah cewek kurang aja di depannya.

Sialan!

Nara melipat kedua tangannya. Ia tidak peduli. Dirinya hanya ingin cupu tau siapa Nara yang sebenarnya!

Nara benci.

Ia benci ketika ada orang yang berani mengaturnya. Berani bertingkah laku sesuka hati padanya. Ia tau kalau dirinya egois. Namun, semua itu ada alasannya!

Dirinya hanya tidak ingin dibatasi.

Lagian, selama ini ia juga tidak pernah terlalu jauh melewati batas. Hanya saja, jika berdua dengan Raksa, rasanya Nara ingin selalu melewati batas.

"Lo harus nurut sama gue!" Tekan Nara.

Raksa berdecih. "Lo memang ngak tau diri! Cewek paling memuakkan yang pernah gue jumpai! Lo menjijikkan! Seharusnya lo sadar kalau perbuatan lo itu sangat-sangat menjijikkan. Tapi sepertinya lo ngak pernah peduli dan ambil pusing!"

Raksa sudah tidak tahan dengan kelakuan cewek berengsek di depannya ini.

"Lo sangat angkuh. Merasa diri lo paling hebat dan harus dipuja. Menginjak-nginjak orang lain sesuka lo dan mempermainkan mereka. Lo bangga dengan semua itu?!"

Diam. Tanpa sadar tangan Nara mengepal. Semilir angin yang menerpa tubuhnya sama sekali tidak bisa mendinginkan kepalanya yang terasa panas. Hatinya bergejolak, menolak dan menahan emosi.

Raksa sendiri berusaha menahan diri agar deru napasnya tetap normal. Ia sadar ucapannya cukup kejam. Namun, dirinya sudah terlalu muak dengan kelakuan cewek gila di depannya ini.

"Menjijikkan?" Gumam Nara. Hatinya cukup sakit mendengar kata itu.

Raksa hanya diam. Jujur, ia mulai merasa bersalah. Tapi ia merasa kalau manusia di depannya ini memang harus ditampar dengan kenyataan.

Bugh

Raksa tersungkur ke tanah. Ia bisa merasakan sakit di rahang kanannya. Raksa menoleh dan menemukan Bara berdiri dengan sorot mata tajam dan dingin.

"JAGA OMONGAN LO BANGSAT!" Maki Bara.

Raksa diam saja. Ia bahkan masih duduk di aspal. Tidak ada rasa kesal untuk Bara karena sudah memukulnya terlampau keras. Rasanya, ia memang butuh pukulan itu.

Bara sendiri berusaha mengatur napasnya yang cepat. Tatapan tajamnya menusuk ke Raksa. Tidak bisa dielak, bahwa memang ucapan Raksa tidak sepenuhnya salah. Hanya saja, selaku seorang abang bagi adiknya jelas ia tidak terima mendengar hal itu.

"Bar, tenangin diri lo!" Bahkan keempat temannya sampai harus turun tangan untuk mengurus amarahnya.

Nara sendiri hanya berdiri mematung. Terkejut melihat Bara disini. Entah kapan cowok itu datang, tapi yang jelas sepertinya permasalahan ini akan menjadi rumit.

Nara menatap Raksa yang sama sekali tidak membela diri. Wajah cowok itu masih saja datar, bahkan tidak ada rasa emosi. Seriusan, apa-apaan ini?

Bara berjongkok di depan Raksa. Tangannya meremas kuat pundak cowok itu. Lama ia menatap Raksa, sampai tiba-tiba memberikan pukulan ke perut Raksa.

Uhuk

Raksa terbatuk-batuk sampai terlentang. Pukulan Bara tanpa sadar membuat baju Raksa tersingkap, menampilkan rahasianya selama ini.

ERAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang