14 - Bad Night

260 17 1
                                    

Warning: Semua tindakan ataupun ucapan kasar dan tidak senonoh tidak untuk ditiru. Mohon bijak dalam membaca!

*

Raksa sedang menata barang di rak bersama Ari. Pakaian khas pegawai Alfamart melekat ditubuh mereka.

"Sa, geng Ilyon itu dari sekolah lo, kan?" tanya Ari tiba-tiba.

Ilyon.

Entah ada apa dengan nama dan geng itu, yang jelas akhir-akhir ini ia selalu mendengarnya. Entah apa alasan semesta terus saja merecokinya dengan geng itu.

"Iya." Jawab Raksa seadanya.

"Lo pernah liat mereka ngak?" tanya Ari antusias. Cowok itu bahkan rela mengabaikan pekerjaannya yang menumpuk dan memilih mengajak Raksa bicara.

"pernah," jawab Raksa masih seadanya.

"Mereka kayak mana? Aura mereka tuh kayak mana? Maksudnya tuh... Apa ya namanya," Ari tampak kelimpungan sendiri memikirkan apa yang ingin diucapkannya, "Vibe-nya itu loh! Badboy atau malah goodboy?"

Raksa membayangkan semua wajah inti Ilyon yang pernah ia temui. Ia juga mengingat kembali malam dimana tawuran itu terjadi. Malam dimana ia mendapatkan serangan mendadak yang sekarang ia tau kalau semua itu adalah ulah mereka.

Raksa memejamkan matanya sesaat dan menggeleng pelan. "Bad."

Dia tidak salah kan?

Ari mengangguk maklum. "Wajar sih, kan mereka anak-anak geng motor!"

Raksa tidak membalas. Tangannya fokus menata barang di rak. Ia tidak mau repot-repot memikirkan mereka.

"Woahh! Ketemu teman nih ceritanya?!"

Raksa melirik saat ia mendengar suara familiar seseorang. Dan benar saja. Itu Dion, temannya si brengsek Joni.

"Ki, kita ketemu teman lama nih!" ucapnya pada Riki yang baru saja menghampirinya.

"Oh!" Riki menatap Raksa, "lama ngak jumpa bro! Apa kabar?" tanyanya yang tiba-tiba merangkul Raksa.

Ari yang melihat itu dengan antusias bertanya. "Wah! Temen lo, Sa?"

Raksa tidak menjawab. Percuma. Dan hanya membuat Ari khawatir. Ia tidak ingin membuat orang lain susah. Jadi, dia diam saja saat dua orang itu meminta izin pada Ari untuk membawanya keluar sebagai bentuk reuni teman lama.

Mereka berdua membawa Raksa ke gang kecil yang jauh dari jalan besar yang ada di sebelah Alfamart.

BRUK

"Ternyata lo kerja disini," tutur Riki. Saat ini hanya ada mereka berdua, tanpa Joni.

"Raksa, akhir-akhir ini sepi deh ngak ada lo!" ucap Dion menggelikkan.

Raksa memegang pundaknya yang sedikit ngilu. Emang, tenaga Riki tidak bisa dikategorikan lemah. Hanya didorong ke tembok saja ia bisa merasakan sakitnya.

Bugh

"Lo rindu sama kita juga, ngak?" tanya Dion girang bersamaan dengan tinju yang dilayangkannya ke perut Raksa.

ERAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang