4 - Rahasia

405 25 0
                                    

Warning: Semua ucapan atau tindakan kasar dan vulgar disini tidak untuk ditiru. Mohon bijak dalam membaca!

*

Raksa menghela napas. Hari ini memuakkan, seperti biasanya. Ditambah lagi satu pengacau hadir.

Nara. Sang ratu sekolah.

Ia tidak akan pernah menebak bahwa dirinya akan terjebak dengan cewek itu, terlebih lagi sebagai mainannya. Hal seperti itu sangat konyol dimatanya.

Tapi apa yang terjadi sekarang?

Raksa tidak berhentinya memendam kesal selagi kakinya terus menyusuri gang. Kedatangan Nara hanya membawa beban baginya.

Joni tidak akan tinggal diam meski diancam seperti itu. Cowok itu pasti akan mendatanginya lagi dan menghajarnya lebih gila lagi.

Raksa membuka kunci pintu rumahnya. Kesunyian menyambutnya. Tangannya bergerak melepas sepatu dan meletakkan di rak.

Raksa masuk ke kamarnya, merebahkan badan di kasur. Ia butuh istirahat sebelum pergi bekerja.

Sunyi.

Rumah ini selalu sunyi. Rumah sederhana yang letaknya di dalam gang kecil.

Rumah ini sunyi sejak tiga tahun lalu.

Raksa bangun dari tidurannya. Tangannya meraih p3k di atas nakas. Ia berjalan ke depan kaca panjang yang mampu menampilkan seluruh tubuhnya.

Penampilannya berantakan. Baju yang kusut dan kotor serta bercak darah di sudut bibir.

Ia duduk di lantai. Membuka p3k dan mulai melakukan rutinitas biasanya.

Saat kapas basah menyentuh permukaan kulitnya, Raksa langsung bisa melihat.

Ia menjauhkan kapas itu dari wajahnya. Ada darah yang bercampur dengan warna hitam di kapas.

Raksa memandang wajahnya.

Ini hanyalah sedikit dari bagian rahasianya.

*

Jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Sebuah warkop yang terletak di dalam persimpangan dekat SMA Ranu Bangsa menguarkan keramaian yang memekakkan.

Para remaja, terlebih yang bersekolah di Ranu Bangsa menjadikan tempat itu sebagai tongkrongan mereka. Tak heran jika suasana disana begitu ramai dan berisik.

Nara memutar bola matanya malas. Ia bisa melihat senyuman penuh mengejek dari dua sahabatnya yang duduk saling bersebelahan di hadapannya.

Oke, mereka memang ngeselin.

Mata Nara beralih melirik cowok tampan dengan rahang kokoh, wajah datar serta tatapan membunuh yang sedaritadi dilayangkan kearahnya. Yang duduk dengan penuh wibawa dan keren di kursi tunggal.

Kaos putih yang dilapisi jaket kulit. Jam hitam rolex yang melingkar ditangannya menambah aura gentle dalam dirinya.

Dia terlihat begitu menonjol diantara lautan cowok yang ada disini.

Nara tersenyum manis ke cowok itu. Matanya membulat dengan kedip-kedipan manja. "Say-"

"Diam."

Nara langsung diam dengan wajah kesal dan cemberut. Ia melipat tangan di dada dan membuang muka ke arah lain.

"Jahat. Ngak mau kawan!" ucapnya menirukan gaya anak kecil.

Saski dan Vera menatap Nara dengan datar. Dia bukan hanya sekedar ratu sekolah, tapi juga ratu drama yang cukup handal.

ERAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang