20 - Syok

218 17 0
                                    

Warning: Semua tindakan ataupun ucapan kasar disini tidak untuk ditiru. Mohon bijak dalam membaca!

*

Malam kian larut. Jalanan sudah sepi. Suara jangkrik menggema dimana-mana. Sementara Raksa berjalan dengan santai menuju rumahnya.

Cowok itu memijat pundaknya. Ia ingin segera menerbangkan diri ke kasur. Menghilangkan rasa lelah yang membebani tubuhnya.

Wait!

Raksa berusaha menajamkan pendengarannya. Samar-samar suara langkah dari jarak lumayan jauh terdengar. Langkah itu terasa mengikutinya meski tidak terlalu jelas.

Siapa?

Raksa tetap berjalan dengan santai. Tidak ada kepanikan di wajahnya. Ia sama sekali tidak takut. Saat kakinya sampai di jalanan depan rumah, Raksa berhenti.

"Jadi ini rumah lo?"

Raksa langsung saja menghela napas berat. Ia memang tadi melihat perempuan ini di depan Alfamart. Tapi cukup mengejutkan kalau dia sampai mengikutinya pulang.

Raksa membalikkan badan, melihat sosok Nara yang berdiri angkuh dengan senyum miring kebanggaannya. Cewek satu ini memang sangat liar. Entah apa niatnya, yang jelas Raksa sangat amat tidak suka jika dibuntuti begini.

"Ngapain?"

Nara berjalan mendekat. Ia melihat ke sekeliling kawasan sini. Ternyata si cupu memang bukan orang kaya.

"Hanya ingin tau rumah lo!" terang Nara.

"Pulang!" usir Raksa dingin. Ia capek dan mau istirahat. Sangat tidak ada gunanya meladeni manusia licik satu ini.

"Gue baru sampek. Masa mau langsung diusir?!" protes Nara.

Serius, Raksa sama sekali tidak peduli. Tidak ada yang menyuruhnya untuk membututi dirinya. Jadi, Raksa tidak perlu merasa terbebani untuk mengusir.

"Pulang! Udah malam!"

Nara tersenyum manis. Ia secara tiba-tiba menerjang tubuh Raksa, sampai-sampai Raksa terdorong mundur sedikit. Gila emang!

"Lo kok makin lama makin manis sih, cupu!" ucap Nara dengan tangan yang melingkar di leher Raksa.

Raksa berusaha melepaskan tangan itu. Namun, gerakannya terhenti saat ia mendengar ucapan pelan Nara.

"Lo tau, Sa?!" mata Nara terpejam damai. "Gue ngak pernah sampek segininya sama Bara, padahal dia abang gue. Kembaran malahan!"

Nara mengeratkan pelukannya. "Meski kami kembar, tapi tetap aja."

Nara membuka matanya pelan. Hening menyelimuti mereka. Semilir angin malam menari-nari.

Raksa heran. Untuk apa cewek ini memberitahunya? Raksa jadi dibuat bimbang. Malam ini Nara aneh. Sama seperti beberapa hari lalu saat di kelas.

Sebenarnya kenapa?

Raksa menarik napas panjang. Lalu dihembuskannya pelan-pelan. "Lo harus pulang!" ulang Raksa.

Nara melepaskan pelukannya. Ia menatap Raksa tepat dimata. Menjadikan suasana malam ini seolah hanya diisi oleh mereka saja.

"Cupu, lo mau jadi pacar gue?"

*

Bendera Indonesia sedang dinaikkan dengan anggun oleh patugas upacara. Lagu kebangsaan dinyalakan sekeras mungkin dan diikuti setiap orang yang ikut dalam upacara.

ERAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang