Warning: Semua tindakan atau ucapan kasar disini tidak untuk ditiru. Mohon bijak dalam membaca!
*
Buk
Buk
Buk
"Bangsat! Bangsat!"
Joni terus saja mengeluarkan kata-kata kasar dari mulutnya. Tangannya terus saja meninju samsak dengan brutal.
Tempat gym langganannya sedang ramai. Banyak pasang mata yang melihat ke arah Joni. Cowok itu memang cukup mengundang perhatian karena tinjunya yang cukup bar-bar. Namun, tidak ada satupun yang berniat menegur.
Mungkin saja dia lagi ada masalah.
Setidaknya, kebanyakan orang masih peduli akan hak privasi orang lain.
Joni menendang samsak dengan kuat. Masih terbayang bagaimana marahnya papa tadi saat tau kalau dirinya melakukan perundungan di sekolah. Entah darimana berita itu bocor, yang jelas dirinya tidak akan memaafkan orang yang sudah berani mengadu itu.
Riki melempar minuman kaleng yang dengan sigap ditangkap Joni. Cowok mesum itu kini hanya diam saja. Tanpa berbicara ia menengguk habis minumannya.
Joni pun sama. Dalam diam menghabiskan minuman itu.
"Udah puas lo?" Tanya Riki.
Joni mengelap keringat dengan kasar. "Bajingan! Kalau gue tau siapa orang itu, gue buat dia masuk rumah sakit!"
Riki mendengus, "bacot lo," ucapnya. "Dibanding nyari pelaku, mending lo pikir cara redain amarah bokap lo," lanjutnya sedikit bergidik.
Papa Joni memang sangat mengerikan.
"Yoo guys!"
Mereka berdua menoleh, melihat Dion yang baru saja datang dengan senyuman tengilnya. Cowok itu mengenakan setelan kemeja dan celana jins.
"Dari mana aja lo?" Tanya Riki.
"Kepo lo!" Jawab Dion jail. Memang cukup menyenangkan baginya melihat wajah kesal orang-orang yang dijailinya. Bahkan, Dion sudah terkekeh puas melihat raut penuh dendam di wajah Riki.
"Bercanda~" Lanjut Dion masih dengan candaannya.
Oke. Ini bukan hal baru lagi. Jadi Riki sudah terlalu malas meladeni kegilaan Dion yang suka aneh.
Dion menghampiri Joni yang sudah duduk di lantai bareng Riki. Cowok itu dengan sengaja berjongkok di depan Joni.
"Jon!" Panggilnya.
Joni mengusap wajah yang berlumur keringat. Menatap Dion dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Lo mau balas dendam ke si cupu, kan?!"
Seketika ucapan Dion membuat Joni menatap cowok itu serius. Bahkan, Riki yang tadi tidak peduli juga ikut menatapnya.
Sementara Joni tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERAKSA
Fiksi Remaja"Mulai sekarang lo mainan gue!" Ucapan itu adalah perintah. Unsur paksaan jelas tersirat didalamnya. Raksa tidak pernah menduga kalau hal konyol seperti itu terjadi padanya. Ketika sang ratu sekolah menghampirinya dan mengucapkan deklarasi gila itu...