18 - Capek

185 17 3
                                    

Warning: Semua adegan ataupun ucapan kasar disini tidak untuk ditiru. Mohon bijak dalam membaca!

*

Tepat pukul lima pagi, suara alarm berbunyi. Raksa yang merasa tidurnya terusik, perlahan membuka matanya. Tangannya langsung saja mematikan alarm.

Raksa menarik napas panjang. Kemudian ia segera bangun dari tidur dan mandi. Azan subuh berkumandang. Ia langsung saja melaksanakan kewajiban ibadahnya.

Hari ini minggu. Dan dirinya ingin jogging sebentar sebelum bekerja.

Raksa berdiri di depan cermin. Ia termenung menatap pantulan dirinya. Disana, ia melihat dirinya yang sebenarnya.

Tidak ada kacamata yang membingkai matanya. Rambutnya yang masih basah dan...

Kulitnya yang putih.

Inilah dirinya.

Di sekolah, orang-orang mengenalnya hanya sebagai seorang cupu berkulit gelap dan berkecamata. Namun, semua itu palsu. Itu semua adalah kebohongan yang ia buat untuk menutupi identitasnya. Untuk bersembunyi.

Raksa lupa terakhir kali ia keluar rumah dengan wajah aslinya ini. Yang jelas itu sudah sangat lama. Dan ia tidak tau apakah ia akan keluar dan menampilkan wajah aslinya lagi.

Karena jujur saja, dirinya tidak ingin bertemu dengan mereka.

Ia menarik napas. Berusaha menyadarkan dirinya sendiri dari lamunan. Mata Raksa tertuju ke sebuah benda hitam yang selalu ia gunakan jika ingin keluar. Cowok itu langsung membaluri benda itu ke wajah, leher, tangan, kaki dan bagian-bagian lain.

Raksa mengambil kacamatanya dan keluar kamar. Ia memakai sepatunya dan berlari keluar setelah mengunci pintu.

Udara dingin dan segar langsung menerpa kulitnya. Langit masih gelap. Kawasan tempat tinggal Raksa juga masih sepi.

Raksa membawa laju kakinya untuk mengitari taman yang berada di luar kawasan tempat tinggalnya. Di taman tidak terlalu sepi, karena ada beberapa orang yang juga melakukan hal yang sama seperti Raksa.

Tiba-tiba ada orang yang berlari di sebelahnya. Raksa menoleh dan menemukan seorang cowok yang wajahnya cukup familiar.

Cowok itu hanya diam dan berlari sejajar dengan Raksa. Ada earphone yang terpasang apik di kedua telinga dan kacamata yang membingkai mata. Wajahnya mampu membuat kaum hawa mimisan.

Sekarang pertanyaan Raksa cuman satu.

Dia anggota inti Ilyon, kan?

Raksa tidak lupa saat ia bertatapan dengan cowok ini tempo hari. Cowok dingin yang menjadi prince Ranu Bangsa dan seluruh penghuninya. Cowok pintar yang banyak memberikan penghargaan untuk sekolah.

Raksa memalingkan wajahnya dan fokus berlari. Ia tidak tau atas dasar apa manusia pintar satu ini berlari bersamanya. Tapi biarlah! Dirinya juga tidak merasa terganggu.

Alhasil kini mereka berdua berlari bersama. Tanpa percakapan apapun.

*

Nara keluar dari kamarnya. Ia mengintip ke lantai dasar, ingin melihat ada siapa saja disana.

ERAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang