Warning: Semua tindakan ataupun ucapan kasar disini tidak untuk ditiru. Mohon bijak dalam membaca!
*
Seantero sekolah menggosipkan keluarga terkaya di Asia, yaitu keluarga Veska. Media massa menyatakan kalau keluarga asal Indonesia itu akan kembali menetap di Indonesia setelah tiga tahun menetap di Jepang.
Nara tidak peduli itu.
Karena yang ia pedulikan sekarang adalah mencari Raksa. Cewek itu dengan santai berjalan menuju kelas IPS 1.
Sesampainya disana, Nara langsung mengintip melalui jendela. Tidak ada guru! Dan juga... Raksa!
Wait, Nara mengerutkan keningnya. Kemana cowok itu?
"Heh!" Panggil Nara pada anak yang duduk dekat jendela.
Anak cewek itu seketika tersentak. Terkejut karena melihat Nara yang mengintip dari jendela. Mana jendela itu tepat di sebelahnya. Kan serem!
"Kenapa ya, Nara?" tanya siswi itu ragu-ragu.
"Mana Raksa?" Tanya Nara langsung.
"Ngak tau gue," kata cewek itu.
Nara langsung saja mengerutkan keningnya tidak suka. Bisa-bisanya cewek ini tidak tau kemana teman sekelasnya pergi. Padahal nih cewek satu deret duduknya dengan Raksa.
Siswi yang melihat raut wajah Nara langsung panik. Panas dingin tubuhnya sekarang. "Se-serius, Nara! Raksa memang suka ngilang tiba-tiba!"
Nara menghembuskan napas kesal. "Yaudah. Thanks!"
Nara langsung beranjak pergi. Sementara siswi tadi menarik napas lega. Merasa baru selamat dari cengkraman marabahaya. Fyuh!
Nara berjalan tanpa tujuan. Ia tidak ada niat kembali ke kelas. Ia terlalu malas dengan pelajaran Kimia yang sedang berlangsung di kelasnya.
"Ck! Tuh cupu kemana, sih?" gerutu Nara. Lelah juga dirinya berjalan tanpa tujuan seperti ini.
Bayang-bayang percakapan semalam antara dirinya dan Raksa terputar di kepalanya. Tanpa sadar Nara terkekeh sendiri. Bukan karena ajakan berpacaran yang diajukannya diterima, tapi reaksi yang ditampilkan Raksa cukup menghibur.
Sumpah! Nara benar-benar tidak ingin melepaskan cowok itu.
Meskipun semalam, dengan lancangnya si cupu menolak. But, it's okay! Biarkan saja si cupu jual mahal.
That's not problem for me!
*
Raksa menghirup udara sedalam-dalamnya. Langit mulai mendung dan angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya.
Memang tidak salah dia menyendiri di rooftop sekolah. Bukan pilihan buruk!
Raksa menunduk dan menyanggah dua tangannya di besi pembatas. Kepalanya serasa mau meledak. Berita pagi ini sangat amat memuakkan. Ia bahkan masih saja mendengar pembahasan mengenai kembalinya keluarga konglomerat itu ke Indonesia di sepanjang jalan kemari. So damn it!
KAMU SEDANG MEMBACA
ERAKSA
Teen Fiction"Mulai sekarang lo mainan gue!" Ucapan itu adalah perintah. Unsur paksaan jelas tersirat didalamnya. Raksa tidak pernah menduga kalau hal konyol seperti itu terjadi padanya. Ketika sang ratu sekolah menghampirinya dan mengucapkan deklarasi gila itu...