Bruk
Seseorang baru saja menghempaskan
tubuhnya di kasur sembari merasakan nyeri
di beberapa titik tubuhnya membuat bocah yang
bernama Galvin itu harus mati-matian menahan rasa
sakit dan juga pegal nya, sehabis jatuh dari motor tadi.Tadi, saat terjatuh dia sempat tak sadarkan
diri untuk waktu yang tidak terlalu lama. namun
itu berhasil membuat ketiga sahabat dan orang yang
telah menolongnya menjadi sangat khawatir dan panik.
saat mereka ingin membawa Galvin ke rumah sakit, bocah
itu malah tersadar dari pingsannya dan mengatakan kalau
dirinya itu baik-baik saja.Awalnya mereka semua bersikeras untuk
membawa Galvin ke rumah sakit. tapi karena
Galvin lebih keras kepala, akhirnya mereka lah
yang mengalah. namun permasalahannya tidak
dapat berhenti sampai di situ. kenapa? karena saat
Raka tau kalau Galvin terjatuh akibat ulah seseorang
dengan niat yang disengaja, dia pun menjadi emosi dan
tidak terima.Raka yang emosi, tentu saja ingin
menghajar orang itu secara habis-habisan.
namun Galvin dan yang lainnya berhasil melerai
kedua orang itu sampai balapan motor itu langsung
dibubarkan karena kericuhan yang terjadi. sebenarnya
bukan hanya Raka saja yang emosi, tapi Galvin juga. jujur
saja, Galvin tak terima atas perlakuan orang itu. saat itu dia
juga ingin mengamuk, tapi karena dia masih lemas, dia pun
mengurungkan niatnya.Tapi percayalah, walaupun hari ini
orang itu berhasil lolos, bukan berarti
Galvin akan melupakan wajah orang yang
telah membuatnya jatuh hari ini. dia pasti akan
selalu mengingat wajah orang itu sampai kapanpun.
dan jika mereka kembali dipertemukan, Galvin sudah
ada niatan untuk menjambak rambut orang itu dengan
sekuat tenaga sekaligus mencakar wajah nya agar orang
itu merasa kapok dan tidak lagi bermain-main dengan diri
nya.Galvin menepuk keningnya pelan. "Mampus,
gue lupa beliin es krim buat si bocil" gumam nya."Dohh, besok aja ah gue beliin nya. lagian
mana ada orang yang jualan es krim di jam
segini?" lanjut nya lalu dia mulai merubah posisinya
menjadi duduk.Galvin mencoba melepaskan jaket nya
dan berjalan menuju meja belajarnya dengan
kaki kirinya yang sedikit dia seret. "Akhhh kaki
gue" ringis Galvin, segera mengambil kotak obat-obatan
di salah satu laci meja belajar nya.Bocah itu dengan telaten mengobati luka
nya sendiri sambil mengeluarkan ringisan
ringisan kecil. setelah itu barulah dia mulai
membaringkan tubuhnya dalam posisi miring
ke arah pintu balkon kamarnya yang tertutup rapat."Mommy, sakit" lirih Galvin pelan dengan
mata yang terpejam. lalu dengkuran halus mulai
terdengar dari bibir tipisnya, menandakan kalau dia
sudah mulai masuk ke alam mimpi nya..
.
.
"Awwss" Galvin meringis saat bangun-bangun,
tubuhnya terasa sangat sakit dan pegal-pegal. dia
seperti merasakan kalau tubuh nya baru saja di remukan
oleh seseorang.Perlahan Galvin mulai merubah posisinya
menjadi duduk, memegang bahu bagian kiri
nya sambil menatap lurus ke arah gagang pintu
yang hendak di buka dari luar. "Plis jangan ada yang
masuk" gumam Galvin, memejamkan matanya untuk
menahan rasa sakit nya.Klik
Pintu itu terbuka, menampilkan sesosok
sang ayah yang sedang menatap putra bungsu
nya yang sedang duduk di tepi kasur sambil memejamkan
matanya. "Ino, ada apa dengan mu?" tanya Adelard dengan
nada khawatir dan panik.Adelard berjongkok dengan satu kaki, di
depan sang anak sambil mengusap lembut
rambut bocah itu. "Ino, katakan sesuatu pada
daddy mu ini. apakah kau sedang sakit?" tanya
Adelard lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino ✓ S3
Teen FictionMasih seputar tentang kehidupan bocil kematian Alvarendra, yang kini sudah naik pangkat menjadi seorang Om dari keponakan kecilnya yang bernama Sargara Zean Alvarendra. Sargara Zean Alvarendra sendiri adalah anak angkat dari kakak sulung Galvin Malv...