Part 45

724 80 4
                                    

Happy reading 💙

"Ino? Ben? tunggu... Ino, apa yang sedang kau
lakukan di tempat kerja teman daddy?" tanya Adelard
menatap putra bungsunya.

Deg!

Seketika jantung Galvin mulai
berdebar tidak karuan mendengar
pertanyaan itu. keringat dingin mulai
dirasakan oleh bocah itu saat melihat ayah
nya datang kemari. sial, kenapa Adelard harus
datang di waktu yang salah? sekarang apa yang harus
bocah itu katakan pada Adelard? apakah mungkin Galvin
harus mengatakan kebenaran nya sekarang? atau tidak?

"Ino, jawab pertanyaan daddy. mengapa
kau bisa ada di sini?" Adelard mengulangi
pertanyaan nya yang masih belum di jawab
oleh sang bungsu.

Galvin berdeham singkat, meminimalisir
rasa gugup yang sedang menjalar. "itu dad.. eumm
sebenernya Galvin dateng ke sini karena Galvin mau
kasih tau ke Om Ben kalo sebentar lagi bang Kyler bakalan
nikah" alibi bocah itu.

"I-iya kan Om Ben?" Ben mengangguk
meski baru mengetahui kabar itu. namun
dia berusaha tetap santai dan tidak terkejut.

Ben tersenyum seraya berdiri. "apa yang
dikatakan oleh putra bungsu mu itu benar, Adelard.
dia datang kemari hanya untuk memberi tahukan informasi
itu pada ku"

"Benarkah? tapi bagaimana cara kalian
bisa saling mengenal? padahal aku sama sekali
belum pernah mempertemukan kalian berdua" tanya
Adelard lagi.

"Aku dan putra mu juga baru berkenalan
beberapa hari belakangan ini karena waktu itu
Galvin sempat menolong ku dari sebuah perampokan.
sejak Galvin menolong ku, disitulah kami mulai dekat dan
aku tidak menyangka kalau dia adalah putra bungsu mu"

"Itu benarkan Galvin?"

Kepala Galvin manggut-manggut mendengar
ucapan Ben. Adelard menghela napas berat dan
memeluk putra bungsunya membuat bocah itu terkejut.

"Kenapa kau tidak mengatakan hal
ini pada daddy nak? apakah saat menolong
Ben, tubuh mu ada yang terluka?" tanya Adelard
cemas, melepaskan pelukan.

Galvin tersenyum tipis seraya menggeleng
pelan. "enggak ko dad, waktu itu Galvin sama
sekali gak luka. lagian Galvin kan jago bela diri,
jadi daddy gak perlu khawatir karena Galvin bisa
jaga diri Galvin sendiri" balasnya kembali berbohong.

"Ck, kau ini" cibir Adelard kembali
memeluk sang anak. sedangkan Galvin
tengah tersenyum ke arah Ben dengan tatapan
seolah-olah dia sangat berterimakasih banyak karena
pria paruh baya itu mau menolong nya meskipun dengan
kebohongan.

Mengerti arti dari tatapan bocah itu,
kepala Ben lantas mengangguk, tidak lupa
membalas senyuman bocah itu. selang beberapa
menit berpelukan, kini Adelard kembali melepaskan
pelukannya. dia menatap Ben.

"Ben, karena putra ku sudah mengatakan
kabar gembira mengenai putra sulung ku, jadi
aku ingin kau datang ke pernikahan nya tepat di
tanggal dua puluh delapan. untuk undangan resmi
nya akan segera menyusul"

"Baiklah Adelard, aku mengerti dan aku
pasti akan datang. aku berharap acaranya
akan berjalan dengan lancar dan tidak akan
ada halangan apapun"

"Ya, terimakasih."

•••

Malam ini Galvin sedang duduk
seorang diri di ruang keluarga, mengingat
seluruh keluarganya saat ini sedang pergi ke
rumah Almira untuk melakukan sesuatu.

Tadinya bocah itu ingin ikut. tapi
anehnya saat dia sudah bersiap-siap
ingin pergi bersama dengan mereka, Galvin
mulai merasakan ada yang salah dengan tubuhnya.
sehingga dia memilih untuk membatalkan kepergian nya
dengan alasan kalau dia harus belajar untuk persiapan nya
pergi ke Amerika di akhir bulan.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang