"Huekkk"
Tanpa disengaja, Sargara mengeluarkan
isi perutnya di kasur milik Galvin. membuat
bocah itu terkejut bukan main. padahal tadi dia
sedang asyik bermain dengan ponselnya, tapi karena
dia terkejut melihat Sargara muntah, Galvin reflek berlari
ke arah anak itu untuk memastikan keadaan nya."Eh bocil, lo kenapa muntah?!" tanya Galvin
panik, segera membuang ponselnya ke sembarang
arah. dia dengan sigap duduk di sisi Sargara."Kak-- huekk" Sargara kembali muntah.
dan kali ini muntahan itu berhasil mengenai
baju Galvin. bukannya jijik atau apa, tapi Galvin
juga bukan tipe orang yang bisa menahan bau-bau
yang tidak sedap, termasuk muntahan. jadi sudah tak
heran lagi saat Sargara memuntahkan isi perutnya dan
itu berhasil mengenai baju Galvin, Galvin pun jadi ingin
ikut muntah."Huekkk" Galvin segera menutup mulutnya
agar tidak ikut muntah. matanya sudah berkaca-kaca
dengan wajah yang memerah."Cil bentar cil, gue manggil bang Kyler dulu
huekkk" Galvin bergegas keluar dari kamar untuk
mencari keberadaan si sulung, karena di mansion ini
hanya ada si sulung saja.Di ruangan pribadi milik si sulung Alvarendra,
terlihat pemuda itu sedang sibuk dengan berkas-berkas
nya. dia menoleh saat Luke datang, memberikan sebuah
informasi penting untuk dirinya.Luke membungkuk hormat. "Tuan muda, ini
adalah berkas-berkas yang anda minta tadi. silahkan
di baca tuan muda" ujar Luke.Kyler mengambilnya. ia membenarkan
kacamatanya dan mulai membaca seksama
tulisan yang ada. belum menyelesaikan bacaan
nya, tiba-tiba saja dia sudah lebih dulu mendengar
teriakan dari si bungsu membuat Kyler menghela nafas
berat."ABANGGG!!!"
"Huh, anak nakal itu sepertinya berulah lagi"
gumam Kyler, meletakkan berkas-berkas itu di
atas meja. dengan lengan kemeja yang digulung,
dua kancing kemeja atas di buka dan tidak memakai
sebuah dasi, berhasil menambah ketampanan dari si
sulung Alvarendra. terlebih saat kacamata itu terus saja
bertengger di hidung mancung nya, benar-benar tampan!Kaki jenjang Kyler membawa nya ke luar.
ia bersedekap dada, menatap datar si bungsu. tapi
sedetik kemudian dia menjadi khawatir begitu melihat
baju Galvin dipenuhi noda muntahan. "Ino, ada apa dengan
mu?" tanyanya khawatir.Kyler segera mendekati Galvin, memegang
kedua pundak si bungsu. "Bang, buruan bang
ke kamar! si bocil muntah abang" adu Galvin heboh."Sargara?"
"Iya abang, di sini kan yang bocil cuma si
Sargara doang! abang ayo buruan ke sana, nanti
kalo kelamaan takutnya si bocil kenapa-napa lagi"Kyler mengangguk paham. "Baiklah Ino, ayo
kita ke sana" keduanya kembali melangkah ke
kamar Galvin.Sesampainya di dalam kamar milik si
bungsu, tanpa ba-bi-bu atau rasa jijik, Kyler
dengan cekatan menggendong tubuh kecil Sargara
dan membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan
tubuh anak itu, diikuti Galvin."Ino, cepat kau suruh maid untuk membersihkan
kamar mu" ujar Kyler yang diangguki oleh Galvin.Sepeninggalan Galvin, Kyler mulai membersihkan tubuh
Sargara yang sudah kotor. sebelum memandikan anak itu,
Kyler sudah lebih dulu mengecek suhu tubuh Sargara. dan
saat di rasa suhu tubuh anak itu sudah kembali normal, dia
pun mulai membasahi tubuh Sargara dengan hati-hati.Tangan besar Kyler, mengusap wajah
Sargara dengan air. sehingga wajah imut
Sargara mulai terpancar. kulitnya yang putih
bersih, dengan kedua pipi chubby yang bersemu
merah, bibir tipis berwarna merah cerah, serta hidung
mancung nya berhasil membuat Kyler dibuat gemas oleh
penampakan Sargara yang kini sudah bersih sampai tidak
ada debu ataupun apapun itu yang bisa menghalangi wajah
menggemaskan anak itu. tidak seperti sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino ✓ S3
Genç KurguMasih seputar tentang kehidupan bocil kematian Alvarendra, yang kini sudah naik pangkat menjadi seorang Om dari keponakan kecilnya yang bernama Sargara Zean Alvarendra. Sargara Zean Alvarendra sendiri adalah anak angkat dari kakak sulung Galvin Malv...