Part 49

754 96 21
                                    

Yeay tinggal satu part lagi menuju ending 🎉

Inget yaa di akhir part ini bakalan ada kejutan
buat kalian. pasti kalian suka 🥰💙

Happy reading...

"Jangan pergi tuan muda, saya mohon. tetaplah di sini"

Entah kenapa kalimat yang diucapkan oleh
Bondan terus saja terngiang-ngiang di pikiran
nya. ucapan yang terus terulang, membuat bocah
itu mendengus samar. perasaan nya menjadi gelisah
karena ucapan tulus dari bodyguard pribadinya. apakah
dia harus tetap di sini saja? ah, tidak. itu tidak bisa terjadi.
bagaimanapun juga dia harus pergi besok.

Galvin mengacak-acak rambutnya
frustasi sembari terus melangkah menuju
kamarnya. di saat dia sedang berjalan menuju
kamar, tiba-tiba saja langkahnya langsung berhenti
di depan kamar seseorang.

Bocah itu menoleh ke pintu kamar yang
sedikit terbuka, mendekatkan diri nya ke sana
begitu mendengar suara tangisan dari dalam. "daddy
lagi nangis?" gumam Galvin.

Ya, Galvin tidak salah dengar. suara
yang bocah itu dengar memang berasal
dari Adelard. pria paruh baya itu tengah menangis
sembari memeluk foto Galvin. sudah dikatakan sebelum
nya, Adelard masih belum bisa melepaskan kepergian sang
anak untuk besok. rasanya dia ingin pagi tidak akan datang.

Melihat dan mendengar Adelard yang
terus menangis membuat Galvin menghela
napas berat. dia masuk ke dalam tanpa mengetuk
pintu terlebih dahulu sehingga mengejutkan sang ayah.
terkejut melihat kehadiran Galvin, dengan cepat dia pun
menghapus air matanya, meletakkan foto Galvin di nakas
kembali.

"Ino, kenapa kau masih belum tidur nak?"

"Ini Galvin mau tidur dad" balas Galvin mulai
merebahkan tubuhnya di kasur sang ayah, menjadikan
kedua paha Adelard menjadi bantalan nya. malam ini dia
akan tidur bersama Adelard.

Adelard menatap keheranan ke arah
putra bungsu nya. tapi tak dapat dipungkiri
kalau perasaan nya sangat senang merasakan hal
ini. Adelard tersenyum, mengelus rambut Galvin dengan
penuh kasih sayang.

Merasakan elusan yang begitu hangat
membuat Galvin ikut tersenyum. sembari
menikmati elusan tersebut, Galvin terus menatap
lurus ke depan. "Ino?"

"Iya daddy~?"

"Jaga dirimu baik-baik di sana, mengerti?
ingat, kau harus makan dan tidur tepat waktu.
kalau kau merasa kesepian, kau bisa menghubungi
daddy. daddy janji akan selalu mengangkat panggilan
telepon dari diri mu. dan jangan lupakan keluarga mu di
sini" ujar Adelard menasehati putra bungsunya.

"Iya daddy, Galvin ngerti"

"Lalu, kau juga harus berjanji untuk
selalu menjaga kesehatan mu di sana. ingat,
cuaca di sana cukup berbeda dengan cuaca yang
ada di sini. kalau kau merasa kurang enak badan, kau
bisa meminta daddy untuk datang."

Galvin mengangguk kecil. "janji?"

"Janji" balas Galvin.

"Oiya, daddy juga harus janji ke Galvin
tentang sesuatu. nanti, kalo Galvin udah pergi
dari sini, daddy gak boleh nangis lagi. kangen boleh,
tapi Galvin mohon jangan nangis kaya tadi. karena Galvin
gak suka ngeliat nya"

"Kalo daddy kangen, daddy bisa juga
telepon Galvin ataupun dateng ke kamar
nya Galvin. soalnya kamar Galvin kan gak akan
dikunci. pokoknya kalo daddy masuk ke sana, daddy
pasti bisa ngerasain kehadiran Galvin. oke daddy?" ucap
Galvin mulai menatap sang ayah yang diangguki Adelard.

"Baiklah Ino, daddy mengerti dan daddy janji"

Galvin tersenyum, lalu dia mulai memejamkan
matanya untuk tertidur. "daddy menyayangi mu, Ino"

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang