Suasana mansion hari ini cukup sunyi.
tidak ada yang menarik selain melihat para
maid dan bodyguard sibuk dengan tugas nya
masing-masing sampai membuat seorang bungsu
Alvarendra menjadi bosan karena semua keluarganya
sudah sibuk dengan aktivitas yang ada di luar, mengingat
ini sudah hari senin.Di Alvarendra, sepertinya hanya
Galvin saja yang tidak memiliki kesibukan
selain rebahan dan menikmati hidup di mansion
yang super megah dan besar ini, membuat bocah itu
memutuskan untuk duduk di sofa sambil mengangkat
kedua kakinya ke meja.Ia memandangi para maid yang
sibuk memperhatikan nya dengan tatapan
heran dan tak biasa. "Eh, lo semua ngapain ngeliatin
gue kaya gitu hah?! kerja sana yang becus! jangan cuma
ngeliatin gue doang! lo mau kalo sampe gue suruh daddy
buat mecat kalian?! mau lo?!" sentak Galvin tidak suka.Reflek, semuanya menggeleng
ribut dan memilih sibuk dengan pekerjaan
nya lagi. Galvin mendengus samar, kembali sibuk
membaca buku komik yang kemarin belum sempat
dia baca sampai habis.Dia terkekeh kecil, membaca komik
itu. lalu ia melirik ke arah salah satu maid
yang sibuk membersihkan debu. "Eh, pijetin gue
dong. buruan, gak pake lama!" perintah Galvin ketus.Merasa diajak bicara, maid itu
hanya mengangguk. dia menuruti perintah
tuan muda kecil nya, meski ini baru pertama kali
ia mendengar Galvin berbicara sekasar ini pada seorang
maid di sini.Maid itu memijat bahu Galvin dengan
hati-hati. "Ada apa dengan tuan muda kecil?
mengapa bicaranya itu sangat kasar pada maid
di sini? apakah kita telah melakukan kesalahan pada
nya?" heran salah satu maid yang ada di meja makan,
melihat Galvin yang sibuk dengan dunianya."Entahlah, aku juga tidak tau. tapi, akan
lebih baik jika kita tidak membicarakan tentang
tuan muda kecil sekarang. kalau tuan muda kecil
sampai mendengar ucapan kita, yang ada tuan muda
kecil akan kembali mengamuk" timpal maid yang lainnya."Ya, kau benar" obrolan keduanya
berakhir. mereka memutuskan untuk
tidak banyak berkomentar pada perubahan
sikap Galvin.Ditengah-tengah keasikan nya
membaca komik, tiba-tiba saja indera
pendengaran Galvin malah mendengar beberapa
suara bodyguard yang tengah menyambut kedatangan
Adelard. membuat bocah itu berdiri sambil menepis tangan
sang maid dengan kasar."Pergi sana lo!" usir Galvin pada maid
yang tadi sedang memijat bahu bocah itu."Baik tuan muda kecil" bersamaan dengan
maid itu pergi, ayah dari Galvin itu mulai masuk
ke dalam mansion. ia tersenyum ke arah sang ayah,
memeluk tubuh Adelard."Daddy!" seru nya, memeluk Adelard.
Adelard membalas pelukan sang anak. "Daddy,
daddy kenapa pulang lagi? barang daddy ada yang
ketinggalan, ya?" tanya Galvin, melepaskan pelukannya."Tidak. daddy sengaja kembali kemari
karena daddy ingin mengajak mu ke kantor
daddy. Ino, apakah kau ingin pergi ke kantor bersama
daddy? dengan kau ikut ke sana, mungkin kau tidak akan
merasakan kesepian di sini" ujar Adelard mengelus rambut
Galvin.Galvin nampak berpikir sebelum
mengangguk. "Boleh deh daddy. lagian
Galvin juga udah bosen banget di sini. kalo gitu
kita pergi sekarang aja yuk, daddy!""Baiklah, ayo kita pergi!" Adelard
menggandeng tangan si bungsu, mengajak
nya ke mobil. sembari melangkah, Adelard sesekali
melirik ke arah si bungsu."Entah hanya perasaan ku saja
yang aneh atau bagaimana. yang
jelas, walaupun sekarang kau sudah
berada di sisi daddy lagi, tapi entah mengapa
daddy selalu merasa kalau kau masih sangat jauh
dari daddy nak. jarak yang kau ciptakan waktu itu,
membuat daddy merasa masih sangat merindukan mu,
meski saat ini kau sudah berada di samping daddy, Ino" batin
Adelard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino ✓ S3
Teen FictionMasih seputar tentang kehidupan bocil kematian Alvarendra, yang kini sudah naik pangkat menjadi seorang Om dari keponakan kecilnya yang bernama Sargara Zean Alvarendra. Sargara Zean Alvarendra sendiri adalah anak angkat dari kakak sulung Galvin Malv...