Part 17

1.4K 116 11
                                    

"Bagaimana ini? bagaimana kita harus
mengatakan pada Ino kalau Bondan sudah tiada
karena kecelakaan yang dialaminya itu?" lirih Kai, menatap
kosong ke depan.

"Entahlah, aku juga sedang memikirkan
hal itu. anak itu pasti akan mengalami syok
saat tau kalau ternyata Bondan sudah tiada. meskipun
Bondan bukan keluarga Alvarendra, tapi kematiannya ini
benar-benar membuat ku sedih dan terpukul" balas Ken.

Flashback

"Begini tuan, dengan berat
hati saya harus mengatakan kalau
salah satu diantara kedua pasien itu harus
meninggal dunia karena mengalami luka bakar
yang sangat parah pada tubuhnya sampai-sampai
nyawa nya tidak bisa kami selamatkan. bahkan karena
luka bakar yang di alami oleh salah satu pasien itu sangat
parah, wajah nya sudah tidak bisa diidentifikasi lagi" jawab
dokter itu.

"A-apa?!"

"Apakah kau serius dengan perkataan
mu itu, dokter?!" tanya Adelard memastikan.
kedua matanya sudah berkaca-kaca mendengar hal itu.

Dokter itu mengangguk singkat. "Ya, tuan.
saya tidak bisa mengindentifikasi jenazahnya
karena luka bakar yang dialami oleh orang itu. tapi
untuk pasien yang selamat, dapat saya perkirakan kalau
dia masih remaja" jelas sang dokter.

"I-itu artinya Ino masih hidup dan Bondan.. di-dia
sudah meninggal?" gumam Kai dengan tatapan yang
terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang baru
saja dia dengar ini.

"Tidak, itu pasti tidak benar. seharusnya
Bondan juga ikut selamat. tapi, kenapa dia harus
pergi secepat ini?" ucap Ken pelan.

"Dokter, saya ingin menemui pasien yang
sudah tiada itu. dan Kyler, kau pergi menemui
adik mu saja, mengerti?" ujar Adelard yang diangguki
si sulung.

"Saat ini pasien yang sudah meninggal,
sudah saya pindahkan ke ruangan jenazah.
perawat ini yang akan mengantarkan anda ke sana.
dan untuk anda yang ingin bertemu dengan pasien yang
selamat, anda bisa mengikuti saya"

"Suster, tolong antar kan tuan ini ke
ruang jenazah" sang suster mengangguk lalu
dia mulai mengantarkan Adelard ke ruang jenazah,
diikuti Liam. sedangkan Kyler dan si kembar berjalan
mengikuti langkah sang dokter yang hendak memasuki
salah satu ruangan yang ada.

Flashback end

"Bang Ken, aku benar-benar tidak
bisa membayangkan reaksi nya Ino. dia pasti
akan merasa bersalah kan pada kematian Bondan?"

"Ya, sepertinya begitu. kita tau kan Ino
itu seperti apa? aku takut setelah mendengar
kabar ini, kondisinya akan semakin memburuk.
seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini anak itu
sering menghabiskan waktunya bersama dengan Bondan.
jadi akan sangat sulit bagi Ino, untuk merelakan kepergian
Bondan" Ken mendongak agar air matanya tidak keluar dari
kelopak matanya.

"Kenapa kalian berdua ada di sini? cepat
beri penghormatan terakhir untuk Bondan,
karena sebentar lagi tubuh nya akan segera dikremasi"
ucap Kyler dengan raut datar. wajahnya terlihat lesu dan
tidak bersemangat. kematian Bondan benar-benar sangat
membuat mereka ikut terpukul dan merasa kehilangan.

Kalau mereka saja sudah sangat lesu
dan tidak bersemangat, lalu bagaimana
dengan reaksi yang akan ditunjukkan oleh
Galvin nanti, saat dia terbangun dan mengetahui
fakta kalau ternyata, bodyguard pribadi nya yang
sudah bocah itu anggap sebagai keluarganya sendiri
telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya? itu
pasti akan membuat Galvin merasa sangat kehilangan yang
amat mendalam.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang