Part 31

1K 103 12
                                    

Happy reading 💙
maaf baru bisa update sekarang yaa..

Pada pagi hari yang cerah ini, terdapat
keluarga Alvarendra yang berhasil dikumpulkan
menjadi satu oleh oknum bernama Galvin Malvelino
Alvarendra. katanya, ada informasi penting yang harus
dia sampaikan pada keluarganya yang membuat mereka
mau tidak mau harus menuruti perintah bocah itu. karena
kalau tidak dituruti dengan segera, dia akan tantrum.

Di saat seluruh keluarganya
sudah berkumpul untuk mendengarkan
informasi Galvin, tapi bocah itu tak kunjung
datang membuat mereka tak sabaran. sesekali mereka
menatap jam dinding. "kapan Ino akan turun?" gumam
Liam, menghela nafas berat.

"Sudah lewat sepuluh menit, sebaiknya
kita bubar saja" celetuk Kyler terlanjur kesal.
ia berdiri dan hendak meninggalkan ruang keluarga,
tapi tangan Kai cepat menahan pergelangan tangan kakak
sulung nya.

"Kak? kakak mau kemana? tunggu
saja sebentar lagi. Kai yakin tidak lama
lagi Ino pasti akan segera datang" celetuk Kai,
menahan kepergian si sulung.

"Kai, bukankah itu kalimat yang sudah
kau ucapkan beberapa menit yang lalu? dan
lihatlah hasilnya, anak nakal itu tak kunjung datang.
dan itu membuatku curiga kalau saat ini Galvin sedang
mengerjai kita semua" ucap Kyler masih menggunakan nada
yang kesal.

Sepertinya kekesalan Kyler pada
Galvin masih belum juga hilang sejak insiden
kue melayang itu. meskipun kejadian itu sudah lewat
beberapa Minggu yang lalu, namun rasa kesalnya masih
belum bisa hilang sampai pada detik ini. mengingat momen
itu, membuat Kyler menjadi sangat jengkel.

"Ayah, ayah gak boleh ngomong kaya
gitu tentang Om Malv. itu gak baik loh, ayah"
tegur Sargara yang diangguki si kembar dan Adelard.

"Apa yang dikatakan oleh Sargara itu
benar, Kyler. kau tidak boleh asal menuduh
adik mu. daddy tau kau masih kesal pada Ino,
tapi sabarlah sebentar lagi. daddy yakin Ino akan
datang untuk menyampaikan informasi itu. benar
kan, Gara?" Sargara mengangguk sambil tersenyum.

"Iya kakek! kakek benel!"

Kyler berdecih mendengar ucapan
Adelard dan Sargara. dan mau tidak mau
ia pun kembali duduk. "baiklah, Kyler akan
menunggu lima menit lagi. kalau anak nakal
itu tidak datang, maka--"

"Halo semuanya!! kalian pasti lagi
nungguin Galvin, ya?" sela Galvin tersenyum
sumringah, menatap seluruh keluarganya yang
sudah berkumpul di ruang keluarga.

"Ya, kami semua sedang menunggu
kedatangan mu Ino. Ino, jadi bisakah kau
langsung mengatakan pada kami, apa informasi
yang ingin kau katakan pada kita semua? karena jujur
saja, abang dan yang lainnya sudah sangat penasaran dan
tidak sabar untuk mendengar informasi itu" jawab Ken.

Galvin mengangguk, mendudukkan
dirinya di samping Liam. ia menatap satu
persatu seluruh keluarganya dengan senyuman
penuh arti. "ekhmm, jadi gini.."

"Eumm... nungguin ya??"

Seketika seluruh keluarganya nampak
sedikit kesal pada bocah itu. "lihat, sudah Kyler
katakan, anak nakal ini pasti sedang mengerjai kita
saja. Ino, kemari kau!" saat Kyler ingin menarik Galvin,
dengan cepat Liam menahan tubuh Kyler agar pemuda itu
tidak bisa mendekati si bungsu, dibantu Kai.

"Sabar bang, tahan emosi mu!" tegur Liam.

"Iya kak, sabar. tarik nafas, buang!"

Kyler berdecak sebal, kembali duduk
dengan normal. membuat kedua adiknya
itu menghela nafas lega. "set dah, udah gede
masih aja keselan. kalem bang, kalem. kali ini adik
mu yang tampan, keren dan kece ini bakal serius. nih,
dengerin yaa" tegur Galvin mulai serius.

Galvin Malvelino ✓ S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang